K I N G [Completed]

Umpan

Jangan pakai cara licik. –Samudera.

😏😏😏😏😏😏😏😏

Siang itu, di kantin. Seperti biasa hampir seluruh siswa berkumpul di sana untuk mengisi perut mereka yang kosong.

Kecuali Hanun, Hanun sedang tidur di kelas. Apalagi pikirannya sedang kalut memikirkan apa yang diucapkan Diego kemarin. Hanun semakin malas keluar kelas. Apakah dia takut? Tidak. Hanun tidak takut. Dia punya Hermawan, Diego, dan seluruh sahabat-sahabatnya yang akan selalu melindunginya kapan saja dan di mana saja.

“Lo ngrasa ada yang aneh nggak sih Sam?” Tanya Daniel.

Sam hanya diam menanggapi pertanyaan sahabatnya itu.

“Maksud lo?” Justru Gara yang menanggapinya.

“Ya kemarin. Cewek yang kemarin balikin seragam Sam itu, kok bisa di sana terus deket banget sama Si Diego. Aneh nggak sih?”
Mereka semua terdiam. Tak terkecuali Sam, ia justru diam sejak tadi.

“Iya juga sih. Apa jangan-jangan dia mata-mata?” Tanya Bimbim.

Bayangan kalian pasti Bimbim adalah lelaki yang bertubuh gempal dan pipi yang menggemaskan. Padahal kenyataannya tidak, keadaannya sekarang lebih dekat dengan mengenaskan dibanding menggemaskan.

Tubuhnya kering kerontang padahal dia tidak pernah kurang makan. Justru makannya sangat banyak, melebihi porsi manusia lainnya. Sebenarnya namanya Bima, namun sahabat-sahabatnya lebih suka memanggilnya Bimbim.

“Nggak mungkin.” Sam menyeruput susu hangat kesukaannya.

“Lo yakin banget Sam?” Tanya Daniel.

“Hm. Dia cuma cewek lemah.”

“Apa kita gunain dia buat jadi umpan aja? Biar lebih gampang ngalahin si Diego.”

“Jangan.” Ucap Sam lagi.

“Kenapa? Toh dia juga nggak nguntungin kita.”

“Kalau dia jadi umpan, emang apa untungnya buat kita? Jangan bawa-bawa dia. Apalagi dia cewek. Gue masih bisa abisin Diego sendiri, jangan pakai cara licik.” Sam berdiri dan meninggalkan kantin.

“Udah, nurut aja sama tu bocah. Toh selama ini Diego nggak pernah bisa ngalahin Sam kan?” Tanya Ando.

"Iya sih. Tapi masih ngrasa aneh aja." Celethuk Daniel.