Sejauh ini, ini part terpanjang. InsyaaAllah.
______
Hari ini hari Minggu.
Hanun benar-benar bosan di rumah sendirian. Biasanya Diego akan datang, tapi hal itu tidak akan pernah terulang kembali. Hanun benar-benar merasa sendiri sekarang.
Hanun memutuskan untuk pergi ke Gramedia. Baginya, itu lebih baik daripada di rumah. Entahlah, Hanun tidak terlalu menyukai tidur sekarang. Dia benci ritual berdiam diri sebelum tidur yang membuatnya mengingat Diego terus menerus.
Hanun bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Hanun mengenakan kaos oblong berwarna putih polos dan jeans selutut yang hampir tenggelam. Hanun hanya memakai sandal gunung dan sling bag warna hitam.
Tiba-tiba ucapan Sam tempo lalu kembali tetngiang. Hanun menatap jaket jeans yang ada di balik pintu. Dengan ragu Hanun mengambilnya. Entah kenapa, saat Hanun memihat jaket itu, justru wajah tampan pemiliknya yang terlintas. Hanun menggelengkan kepalanya cepat. Ini tidak benar, batinnya.
"Sadar, Hanun! Sadar!"
Hanun menuruni tangga dengan sedikit berlari kecil.
"Pa, Hanun ke Gramedia, ya?"
"Sama siapa?" Tanya Hermawan yang sedang sibuk dengan laptopnya.
"Sendiri."
"Diantar Pak Beno."
"Papaa.." rengek Hanun.
"Hanun," Hermawan mulai melepaskan tatapannya dari laptop, dan menatap anak gadis semata wayangnya.
"Sekali, aja, Pa." Hanun memohon.
Hermawan menghela nafas, "Oke, tapi hati-hati."
Hanun tersenyum dan mengangguk, mencium tangan Hermawan sebelum pergi.
Hanun berjalan menyusuri komplek perumahannya. Hanun sama sekali tidak memesan ojek atau taksi online. Kepergian Diego mengajarkannya untuk tidak bergantung kepada orang lain. Dulu, setiap Hanun ingin apapun, dia tinggal meminta kepada Diego. Setiap Hanun ingin ke manapun, dia tinggal minta Diego untuk mengantarkannya. Sekarang, Hanun harus terbiasa sendiri.
Di luar komplek, Hanun masih harus berjalan ke halte terdekat. Tiba-tiba deru motor terdengar mendekat. Hanun mencoba biasa karena dia berpikir bahwa ini jalanan umum, wajar jika ada deru motor mendekat ke arahnya. Tapi, kenapa motor itu berhenti di samping Hanun?
"Cantik. Sendirian aja."
Hanun diam dan terus berjalan.
"Kok diem aja?"
"Si Dendy kasih cewek cakep juga, ya." Ucap salah satu dari mereka saat turun dari motor.
"Yo'i. Cantik, mulus banget." Lelaki yang kira-kira dua tahun lebih tua dari Hanun itu terus menggodanya.
"Jangan mendekat!"
"Galak banget. Jadi tambah penasaran."
"Jangan mendekat! Tolong!!"
"Jangan teriak, dong. Aduh, jadi tambah gemes." Lelaki itu mencengkeram lengan Hanun dengan kasar.
"To.. tolong! Jangan mendekat!!" Hanun sudah menangis.
Bughh!!
Seorang lelaki yang tidak Hanun kenal tiba-tiba menghajar lelaki yang mencengkeram Hanun sampai cengkeramannya terlepas. Tidak disia-siakan oleh Hanun, dia langsung berlari menjauh.

KAMU SEDANG MEMBACA
K I N G [Completed]
Fiksi RemajaSamudera. Lelaki jangkung bermata elang, siswa paling disegani di sekolah. Penunggang RX King yang tidak pernah jatuh cinta. Samudera lelaki berhati dingin yang suka tawuran. Hidupnya jadi berantakan sejak dia bertemu dengan Hanun. Selalu ada keada...