Selalu Begitu

3.3K 230 0
                                    

Hari-hari terus berlalu. Hanun dan Sam semakin dekat. Mereka sering menghabiskan waktu bersama. Bahkan Sam benar-benar berubah ketika di depan Hanun, begitu juga Hanun. Dia sudah tidak berkata dingin dan ketus, hanya sesekali saja, dan selalu menuruti permintaan Hanun. Hanun sendiri bukan Hanun yang biasanya, ketika di depan Sam, Hanun menjadi Hanun yang.. seperti dengan Diego.

"Lo berubah, Sam." Ucap Riky saat mereka sedang berkumpul.

"Lo nggak pernah ngumpul lagi sama kita."

"Apa gara-gata cewek itu? Lo berubah semenjak kenal dia. Lo jadian? Lo dikasih apa sama dia sampai lengket gitu?"

Bugh!

Sebuah pukulan keras mendarat mulus di wajah Riky.

Riky tersenyum kecut sembari menyentuh sudut bibirnya yang berdarah

"Kenapa? Lo nggak terima? Gue cuma nanya lo dikasih apa sama di-" Ucapan Riky terpotong karena Sam kembali menghajarnya.

Tidak ada yang melerai, memisah Sam yang sedang berkelahi sama saja menyerahkan diri untuk dijadikan samsak selanjutnya. Sesekali Riku berhasil membalas Sam namun semakin Riky membalasa, semakin ia mendapat pukulan berkali-kali lipat.

Tidak ada Hanun yang akan menyuruh Sam berhenti membuat Sam lupa diri. Sam benar-benar berhenti menghajar Riku saat Riky benar-benar tidak berdaya. Ando meraih Sam untuk menjauhkannya dari Riky, sedangkan Riky dibantu Daniel untuk duduk di kurai.

"Hanun cewek baik-baik. Gue nggak mau dengar ada yang jelek-jelekin Hanub. Sampai gue dengar, bakal abis! Brengsek!!" Sam memukul Ando tiba-tiba sebelum akhirnya pergi

Ando yang tidak siappun terpelanting.

"Anjir!" Ando mengusap pipinya yang terasa panas, tapi teman-temannya justru tergelak.

"Lo, sih, pakai ngomong gitu." Ucap Gara kepada Riky.

"Tapi Sam benar-benar berubah." Jawab Riky.

"Sam nggak berubah. Dia cuma lagi ngetasain yang namanya jatuh cinta. Wajar Sam sama Hanun terus. San baru pertama kali suka sama cewek. Dia nggak bakal lupain kita, dia pasti pantai kita terus. Ayolah, ngertiin Sam. Selama ini dia selalu prioritasin kita, jangan egois. Setiap orang berhak jatuh cinta. Sam nggak kaya kita yang udah berkali-kali nyaman sama seseorang. Biar Sam belajar sendiri, jangan bikin Sam ngrasa sulit." Ucap Ando panjang lebar.

Semuanya mencerna dengan baik ucapan Ando. Mereka mengerti dan paham dengan posisi dan keadaan Sam.

Hanun sedang menonton TV dengan makan cemilan, tiba-tiba motor yang sangat Hanun kenali terdengar memasuki halaman rumahnya. Sontak Hanun berlari keluar.

Hanun sangat terkejut ketiks melihat wajah tampan lelaki jangkung itu babak belur. Sudut bibirnya terluka, pelipisnya juga terlihat tidak baik-baik saja, pipi kanannya lebam, sangat kacau, bahkan ia masih mengenakan seragam.

"Sam, kamu kenapa?" Tanya Hanun panik.

Hanun langsung mengajak Sam untuk masuk. Hanun berlari untuk mengambil kotak P3K. Hanun membersihkan luka itu dengab terus terisak. Hanun tidak suka melihat Sam seperti ini, Hanun benci Sam yang terus berkelahi.

Apakah orang-orang yang dekat dengan Hanun diciptakan hanya untuk menyakiti dirinya sendiri? Apakah Hanun diciptakan untuk merawat lelaki-lelaki yang hobby berkelahi?

Sesak rasanya memikirkan hal itu. Hanun hanya ingin hidup tenang, tanpa melihat orang-orang terdekatnya sakit. Itu saja.

"Hey, kenapa?" Tanya Sam lembut.

"Kenapa kamu berantem? Siapa yang bikin kamu gini? Ada apa? Apa masalahnya?"

"Aku nggak apa-apa, aku cowok, ini cuma luka kecil."

"Tetap saja aku takut. Aku nggak suka kamu berantem gini, Sam."

Sam menangkupkan tangan kekarnya ke wajah kecil Hanun dan ibu jarinya menghapus air mata Hanun.

"Iya, aku minta maaf. Aku nggak bakal berantem kalau nggak ada penyebabnya."

"Terus apa alasannya?"

"Urusan laki-laki." San tersenyum jahil.

Hanun memukul dada bidang Sam.

"Aw! Kok dipukul?"

Padahal pukulan Hanun tidak mungkin sakit, dasar Sam drama!

"Biar!"

"Obatin, dong!"

"Nggak!"

"Hanun, Samnya sakit. Obatin."

"Nggak usah sok imut!"

Sam tergelak.

"Maaf ya, aku selalu membuatmu khawatir."

"Kamu jahat! Kamu nggak pernah ngebiarin aku tidur dengan tenang."

"Karena cuma di sampingmu kamu bisa tidur dengan tenang dan nyenyak."

Hanun mendelik.

"Hahaha!" Lagi-lagi Sam tergelak.

"Maaf. Aku baik-baik saja. Kamu jangan khawatir. Aku fighter terbaik."

"Iya, kamu Alpha."

"Aku sayang kamu, hanun." Batin Sam.

"Dasar kurcaci." Sam mengacak rambut Hanjn gemas.

K I N G [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang