Terimakasih

3.3K 212 4
                                        

Bel pulang sekolah berbunyi. Sama seperti yang lain, Hanun bergegas merapikan buku-bukunya.

"Ke mall yuk!" Ajak Lala.

Airin mengangguk menyetujui.

"Han?"

"Enggg, gimana ya?"

"Lo dah janji kemarin kalau kapan-kapan kita bakal ke mall bareng." Tatapan Lala mengintimidasi.

Hanun menghembuskan nafas pasrah.

"Oke."

"Gitu dong!" Lala berbinar.

Hanun keluar kelas lebih dulu. Lagi-lagi Hanun terkejut bahkan sampai mundur beberapa langkah.

"Pulang sama gue." Itu bukan ajakan, lebih terdengar seperti paksaan.

"Gue mau ke mall."

Sam, lelaki yang memaksa Hanun pulang bersamanya, tampak berpikir.

"Oke."

"Ha?"

"Katanya pengen ke mall."

"Ta-tapi" Ucapan Hanun terpotong karena Sam menariknya ke parkiran.

Hanun terus menoleh ke belakang berkali-kali.

"Gimana?" Hanun bertanya kepada sahabat-sahabatnya tanpa suara.

Lala dan Airin hanya mengangkat bahunya karena mereka juga bingung dengan kata 'oke' yang keluar dari bibir Sam.

Saat tiba di parkiran, Hanun berjalan melewati Sam untuk menuju mobil Lala.

"Lo mau ke mana?" Sam mencekal tangan Hanun.

"Gu-gue ma-mau"

"Lo sama gue."

"Tapi gue ma-"

"Lo mau ke mall, dan lo ke mall sama gue." Ucap Sam penuh penekanan.

"Tapi Sam," ucapan Hanun terpotong karena Sam sudah memasangkan helm di kepalanya.

Hanun menatap sahabat-sahabatnya dengan tayapan bersalah.

Mereka menempuh perjalanan hampir 45menit. Suara bising knalpot Sam memenuhi jalanan yang tidak terlalu padat. Di belakang, Hanun sibuk dengan pikirannya. Hanun sama sekali tidak membuka pembicaraan, dia hanya diduk dan diam dengan jaket jeans kebesaran yang melekat di tubuh mungilnya. Sedangkan Sam, dia seolah mengendarai motor itu sendirian, sama sekali tidak berniat mengajak Hanun berbicara.

Hanun, Sam, Lala dan Airin mengelilingi pusat perbelanjaan. Mata Hanun terus menjelajah sampai akhirnya menemukan sebuah toko boneka. Banyak sekali boneka-boneka lucu. Ternyata Sam mengikuti arah pandang Hanun.

Sam meraih tangan Hanun, membawanya ke toko boneka. Sam berjalan di depan, dengan tangan yang masih bertautan. Sam menyukai tangan Hanun. Jarinya yang kecil sangat pas dalam genggamannya.

Sam memberi kode untuk masuk dengan kepalanya. Hanun berjalan memasuki toko itu. Lampu yang sangat terang membuat bentuk dan warna boneka-boneka itu terlihat jelas.

Mata Hanun terkunci pada sebuah boneka panda dengan panjang hampir dua meter. Hanun berhenti dan mendongak untuk memihatnya.

Gue nggak bawa duit segitu banyak.

Hanun mengela nafas. Dia berniat kembali nanti, bersama Hermawan. Semoga saja boneka itu belum terjual.

"Mbak, tolong boneka panda yang di atas itu."

Hanun yang telah selesai berkelilingpun kembali mendekati Sam yang sejak tadi hanya menunggu di pintu masuk samping kasir.

"Udah?" Tanya Sam.

K I N G [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang