Maya dan Angkasa sudah tiba di rumah sakit. Hanun menangis dalam pelukan Maya. Rasanya lagi-lagi Hanun mengingat kejadian yang tidak ingin ia ingat.
Hanun sudah pernah berada diposisi ini, dan dia tidak ingin mengalaminya lagi.
Semesta, Hanun tidak mau kehilangan untuk kedua kalinya.
"Bunda.." Hanun menatap Maya lemah.
Maya semakin erat memeluk Hanun.
"Nggak apa-apa, sayang. Abang jagoan." Maya menenangkan.
Angkasa hanya menatap lurus ke depan. Di dalam sana ada anak sulungnya, anak sulung yang sama kuat dengannya, anak sulung yang selalu bisa diandalkan.
"Bunda, Ha-Hanun minta maaf."
"Hanun nggak salah. Hanun tenang, ya."
Maya adalah ibu yang kuat. Rupanya seluruh anggota keluarga Sam dididik agar menjadi orang yang kuat. Lihat, disaat seperti ini bahkan Maya masih bisa menguatkan Hanun.
Kesan pertama yang Hanun rasakan saat melihat Angkasa adalah dingin. Angkasa terlihat sangat dingin, tatapannya tajam seperti Sam, tapi sangat terlihat jelas bahwa Angkasa memiliki kharisma yang sangat sulit ditolak. Angkasa selalu bisa menarik perhatian dengan diamnya. Dan semua itu diwariskan kepada Sam. Rasanya seperti aura yang dirasakan ketika dekat Sam, terasa kental jika di dekat Angkasa.
Sam, kamu harus baik-baik saja. Aku nggak mau kehilangan untuk kesekian kalinya.
Dokter keluar dari ruangan. Semua yang di sana langsung terjaga, menunggu penjelasan lelaki berpakaian serba putih itu.
"Alhamdulillah operasinya berjalan lancar. Kantong darah yang diperlukan, cukup."
Semua bernafas lega. Hanun semakin menangis dipelukan Maya.
Sam, terimakasih karena tetap di sini.
"Bunda bilang Hanun harus tenang, dan Abang bisa merasakan ketenangan itu." Maya mengelus rambut halus Hanun.
"Bunda, Sam pasti sembuh, kan?"
"Abang pasti sembuh, sayang."
"Ando, tolong jemput Anna dan Sem." Perintah Angkasa.
"Siap, Om." Ando bergegas menjemput Anna dan Sem.
Bagaimanapun, mereka harus tahu keadaan Abang kebanggaan mereka. Sam yang kuat itu terbaring lemas di dalam sana. Sam terbaring lemas demi melindungi gadisnya.
Yang Sam pikirkan saat itu hanya; Hanun harus baik-baik saja. Sam tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri jika Hanun terluka. Sam pasti akan menghabisi semua yang berani menyakiti gadisnya, bahkan yang berniat menyakiti gadisnya. Saat sadar nanti, Sam ingin melihat Hanun dengan senyum manisnya.
Hanun menunggu Sam di samping ranjangnya. Sam sudah dipindahkan ke ruang rawat inap biasa. Pertanda bahwa keadaan Sam semakin membaik. Hanun tidak tertidur dengan bertumpu pada tangan Sam seperti di film-film. Hanun justru terus melihat wajah tampan Sam. Wajah tampan yang tidak pernah tersenyum kepada orang lain, selain Hanun. Wajah tampan yang selalu menatap Hanun tajam dengan mata elangnya. Rasanya Hanun rindu dengan wajah itu, wajah dengan matanya yang terbuka bukan terpejam tak berdaya.
Di dalam ruangan itu ada Maya, Anna, Sem, Ando, Daniel, Gara, dan beberapa sahabat Sam lainnya.
"Bang Ando, emang Abang kenapa, sih?" Tanya Anna.
"Nggak apa." Jawab Ando, dia tidak menjelaskan kepada Anna apa yang terjadi.
"Abang tawuran, ya?" Tanya Sem.

KAMU SEDANG MEMBACA
K I N G [Completed]
أدب المراهقينSamudera. Lelaki jangkung bermata elang, siswa paling disegani di sekolah. Penunggang RX King yang tidak pernah jatuh cinta. Samudera lelaki berhati dingin yang suka tawuran. Hidupnya jadi berantakan sejak dia bertemu dengan Hanun. Selalu ada keada...