Rumah

3.4K 250 23
                                    

Yang memberi tenang disetiap kepulangan. -Uni Alilah



🐦🐦🐦🐦🐦🐦🐦🐦


Banyak orang yang mengitari gundukan tanah itu. Gundukan tanah yang menjadi rumah, rumah terakhir bagi setiap yang bernyawa.

Hanun berjongkok di samping Nadia dan Dirga di samping Hanun. Sisanya, kerabat dan sahabat Diego berdiri, termasuk Hermawan.

Di batu nisan itu tertulis dengan jelas nama orang yang Hanun sayang setelah Hermawan. Seseorang yang selama ini selalu menjaga Hanun, yang selalu berusaha membahagiakan Hanun, seseorang yang Hanun miliki setelah Hermawan. Dan setelah ini, Hanun harus siap jika hanya Hermawan yang dia miliki.
Satu persatu dari mereka meninggalkan tempat itu.

“Ayo kita pulang.” Ajak Dirga.

Nadia juga berdiri.

Hanun menggeleng.

“Sayang.” Panggil Nadia dengan lembut.

“Biar Hanun di sini dulu.” Ucap Hermawan.
Dirga dan Nadia menyerah, mereka pulang, menyisakan Hanun, Hermawan, Tomy, Ganang, Airin, Lala, dan beberapa sahabat Diego lainnya. Hermawan jongkok di samping Hanun, dia merangkul bahu kecil milik putri semata wayangnya itu. Menyalurkan kekuatan.

“Sekarang Hanun Cuma punya Papa.” Hanun susah payah menahan tangis.

Hermawan mengelus bahu Hanun.

“Hanun masih punya Papa, Papa Dirga, Mama Nadia, Airin, Lala, dan teman-teman yang lain.” Hermawan mengedarkan pandangannya untuk menatap mereka satu persatu.

“Hanun nggak sendirian.” Tambahnya.

“Ayo pulang.” Ajaknya lembut.

Hanun menggeleng.

Hermawan menghembuskan nafasnya pasrah.

“Biar nanti Hanun sama kami, Om.” Ucap Tomy.

Hermawan menatap Tomy, dan mengangguk.

“Papa pulang, ya. Hanun harus kuat.” Hermawan mengecup puncak kepala Hanun lembut.

Hanun hanya diam, menangis pun rasanya sudah tidak bisa.

“Om pulang, ya.”

“Hati-hati, Om.” Jawab mereka hampir serempak.

Tomy dan Ganang jongkok di depan Hanun, Airin dan Lala di samping Hanun. Sisanya berdiri kecuali mereka yang tidak berdiri.

“Lo gila, Go! Lo ninggalin kita secepat ini. Lo pikir kita bisa apa tanpa lo? Lo pergi setelah lo bisa kalahin Sam.” Tomy tertawa bangga.

“Gue banga sama lo, Go!”Lanjutnya.

“Apa lagi gue, Go. Gue bangga banget sama lo! Tapi kesannya lo hidup Cuma buat ngalahin Sam, ya. Nyatanya setelah lo berhasil, lo pergi. Lo takut ya kalau si banteng itu ngamuk?” ganang tertawa terbahak-bahak, sendiri.

“Lo jangan khawatir, Hanun aman sama kita. Gue kan udah bilang sama lo berkali-kali kalau kita bakal jagain Hanun. Lo tenang aja, Go. Lo tidur yang nyenyak. Jangan kebanyakan pikiran lo di dalam sana, gue nggak bisa nganterin puyer. Jangan lupa bahagia, Go. Lo cukup pantau dari jauh aja.” Tambah Ganang.

“Lo juga jangan khawatirin bonyok lo. Semua orang yang lo sayang, kita juga sayang. Kita bakal jaga mereka. Anak-anak aman, Go. Kita banyak belajar dari lo.” Kali ini Tomy tidak bisa menahan tangisnya.

“Go, gue sama Roy bangga sama lo. Lo udah jadi The Real Leader selama ini. Lo udah jaga nama baik kelompok kita mati-matian. Gue nggak tahu dah berapa banyak sakit yang lo rasain buat itu.” Kali ini Bevan bersuara.

Tangis Hanun kembali pecah. Hanun tahu betul bagaimana hidup Diego. Diego mengalami banyak luka karena perkelahian.

“Gue bangga banget, Go. Lo tetap setia sama cewek lo saat lo sendiri tahu, lo bisa dapat semuanya termasuk cewek-cewek yang lo mau. Nggak kaya Roy, mentang-mentang jadi ketua geng, dia seenaknya mainin perasaan cewek. Emang dasar tu bocah.” Bevan tertawa hambar menutupi kesedihannya.

“Jangan dengerin, Go. Bevan emang bacotnya rusak. Lo istirahat, ya. Gue bangga banget sama lo. Benar-benar anak kebanggaan Papa.” Roy menepuk nisan Diego berkali-kali. Dia langsung mengusap pipinya kasar. Seorang mantan ketua geng, menangis.

“Banyak banget yang sayang saya kamu ya. Kenapa kamu pergi secepat ini?” hanun kembali menangis.

“Hanun..” Airin menenangkannya.

“Balik, yuk. Diego pasti nggak suka kalau lihat lo nangis.” Ucap Lala.

Hanun diam, dan mengangguk.

“Aku pulang, ya. Aku tahu kamu nggak bakal ke rumahku lagi. Jadi aku yang bakal sering-sering ke sini. Kamu istirahat. Kamu nggak perlu ngrasain sakit lagi sekarang. Aku juga nggak khawatir lagi kalau kamu bakal berantem. Aku pulang.”

Hanun berdiri diikuti yang lainnya.
Tinggal Diego sendirian di sana. Semoga baik-baik saja.

____

Maaf ya author baru sempat update 😭😭😭😭

Maaf ya kalau ceritanya nggak sesuai ekspektasi teman-teman 😭

K I N G [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang