"Loh, kok Adek sama Kakak? Abang mana?" Tanya Maya.
"Di belakang. Cuminya udah, Bun?"
"Udah."
"Kakak kenapa? Kok asem banget mukanya?"
Anna sama sekali tidak berniat menjawabnya.
"Dimarahin sama Abang." Jawab Sem.
"Loh, kenapa?" Maya semakin bingung dengan apa yang terjadi.
"Nanti juga Bunda tahu."
"Adek,"
"Udah, Bunda jangan kepo kaya Dora." Sem mengambil sepiring nasi. Rasanya sarapannya tadi pagi sudah musnah karena dia keliling komplek mencari Anna.
Maya hanya mendengus. Sedangkan Sem terkekeh melihat ekspresi Bundanya.
Selang beberapa lama, Sam pulang. Dia sama sekali tidak ingin berbicara dengan siapapun. Sam langsung menuju kamarnya untuk membersihkan tubuhnya. Sam benar-benar butuh mandi air dingin untuk mendinginkan suasana hatinya. Ia tidak peduli meski setelah ini sikapnya akan semakin dingin. Mungkin sikap dingin Sam itu akibat dari dia yang terus mengguyur badannya dengan air dingin ketika sedang penat.
Keadaan Sam sudah lebih segar sekarang. Sam keluar dengan kunci motor dan jaket jeans kesayangannya, jaket yang hanya dimiliki oleh Sam. Tidak ada seorang pun yang memiliki jaket itu, selain Sam. Bahkan yang mirip pun tidak ada.
Rambut Sam masih basah, dan tersisir rapi ke belakang. Menambah aksen tampan dan cool. Awalnya, Sam ingin ke rumah Ando, namun niatnya ia tunda karena mendapati keluarganya di ruang keluarga dengan TV menyala.
"Mau ke mana lagi?" Tanya Angkasa karena Sam selalu saja pergi.
Sam memang tidak betah di rumah. Sam hanya pulang untuk tidur, dan absen wajahnya dipagi hari.
"Rumah Ando." Jawab Sam singkat
Sam duduk di samping Sem, di depan Anna. Maya duduk di samping Anna, dan Angkasa duduk di samping Maya.
"Gue nggak suka lo deket-deket sama Rafa." Sam bersuara.
"Abang, jangan lo-gue gitu." Peringat Maya.
Sia-sia, Sam mengabaikannya, hanya menganggapnya sebagai angin lalu.
Anna diam tidak merespon.
"Kalau sampai lo nekat, awas aja."
"Kenapa sih, Bang!" Anna mulai kesal dengan Sam yang over protective.
"Dia nggak baik buat lo."
"Tapi Abang kan belum kenal."
"Gue nggak perlu kenal orang dengan baik buat tahu gimana orang itu, Oceana Octari."
"Tapi Bang-"
"Abang ke rumah Ando dulu." Sam bangkit tanpa memperdulikan Anna.
Anna mendengus, ia tahu, pembelaannya hanya akan berakhir sia-sia. Tidak ada yang bisa membantah Angkasa dan Sam di rumah ini. Kedua lelaki tampan tapi seperti monster itu memiliki peran penting dikeluarganya. Bahkan Sam sudah menggantikan Angkasa untuk menjaga Anna dan Sem.
Sam bertanggungjawab penuh atas kedua adiknya itu. Anna yang mulai dewasa dan mengerti cinta, Sam harus ekstra menjaganya. Itu semua hanya karena Sam tidak ingin Anna sakit hati nantinya. Jika memang ada yang menyakiti adik kecil kesayangannya, Sam tidak akan tinggal dia. Sam menjaga Anna dari jarak jauh, Semlah yang lebih dekat karena mereka satu sekolah. Seluruh siswa di sekolah Anna tahu jika Sem adalah adiknya. Sem memiliki banyak teman, mulai dari adik kelas, teman seangkatan, sampai kakak kelas teman-teman seangkatan Anna. Hal itu membuatnya semakin mudah untuk menjaga Anna.
Sejauh ini, Anna dan Maya adalah wanita yang paling beruntung karena dijaga oleh tiga lelaki yang hebat.
KAMU SEDANG MEMBACA
K I N G [Completed]
JugendliteraturSamudera. Lelaki jangkung bermata elang, siswa paling disegani di sekolah. Penunggang RX King yang tidak pernah jatuh cinta. Samudera lelaki berhati dingin yang suka tawuran. Hidupnya jadi berantakan sejak dia bertemu dengan Hanun. Selalu ada keada...