Mata elang? Kenapa tidak terbang saja. Kenapa harus berjalan dan menatapku?
–Hanuning Praswati.
Setelah berjalan hampir duapuluh menit, Hanun sampai di supermarket.Hanun langsung menjelajah di dalam mencari apa yang ingin ia beli.
Hanun sedang mendorong troli yang kini mulai terisi sedikit demi sedikit. Ia membeli keperluan pribadinya, juga keperluan pribadi Hermawan seperti tisu, pengharum kamarnya dan kamar Hermawan, dan sebagainya.
Hanun memang memiliki pembantu. Namanya Bi Inah. Dia sudah bekerja dengan keluarga Hanun sejak Hermawan baru menikah dengan Praswati, dan sampai sekarang dia masih bekerja dengan mereka.
Bi Inah juga yang merawat Hanun dari bayi. Hanun sangat menyayangi juga menghormatinya. Ia sudah menganggap Bi Inah sebagai ibunya. Bi Inah sangat baik dan lemah lembut. Dia bekerja di rumah Hanun dengan suaminya, Pak Beno. Karena Pak Beno sedang sakit, Hanun yang harus belanja untuk kebutuhan mereka semua. Sebelum berangkat dia sudah meminta daftar belanjaan kepada Bi Inah.
H
anun sudah hampir selesai belanja, trolinya sudah terisi penuh sekarang. Ia yang sedari tadi sibuk mencoret daftar belanjaan yang sudah djbeli, sekarang waktunya mengecek kembali untuk memastikan tidak ada yang tertinggal.
Setelah semuanya selesai, Hanun menuju kasir. Hanun harus mengantri menunggu lima orang lagi. Hanun yang bosanpun mengambil ponselnya untuk berselancar disosial media.
Posisinya saat ini sangat tidak menyenangkan. Letak kasir yang berada didekat pintu dan antrian yang panjang menghalangi orang yang ingin keluar masuk supermarket itu.Hanun terus saja menyingkir agar orang-orang itu bisa keluar masuk. Hanun sedang sibuk memperhatikan ponselnya. Tiba-tiba pintu supermarket terbuka dengan sedikit keras membuatnya terpaksa untuk melihat kearah pintu itu.
Hanun melihat seorang lelaki sebaya dengannya, mengenakan hoodie berwarna navy dengan celana jeans putih selutut dan sandal gunung. Mata Hanun sempat terkunci sebentar oleh mata elang lelaki itu. Dia menatap Hanun tepat dimanik matanya, membuat Hanun enggan untuk memalingkan pandangan ini.
Dari pandangannya tergambar sosok yang tegas, alisnya tebal dan berwarna hitam mirip kartun mesum yang sekarang dilarang tayang. Jangan-jangan dia versi gedhe dan nyatanya. Rahangnya tegas dan wajahnya putih mulus. Terlalu putih untuk laki-laki, apa dia bukan laki-laki? Rambutnya dibiarkan berantakan karena tidak mengenakan pomade.
Hanun yang tidak ingin berlama-lama beradu tatap kembali menunduk dan melihat ponselnya. Lelaki itu juga segera masuk dan melewati Hanun. Hanun tahu persis jika lelaki itu lebih tinggi darinya, Hanun hanya sedada bidangnya saja.
Ck. Pendek sekali Hanun itu. Hanun memang tidak terlalu tinggi, Hanun dengan Airin saja lebih tinggi Airin meski hampir sama dengan Lala.
Setelah membayar di kasir, Hanun kembali berjalan menuju rumahnya. Sampai di rumah, dia sudah tidak mendapati Hermawan di taman belakang. Hanun melihat kembali ponselnya. Ternnyata Hermawan mengirimi Hanun pesan bahwa dia ada acara dengan Seno, sahabat Hanun.
Hanun langsung masuk ke kamarnya. Hanun tahu apa yang harus dia lakukan sekarang. Hanun pun langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur single miliknya dan tertidur.

KAMU SEDANG MEMBACA
K I N G [Completed]
Teen FictionSamudera. Lelaki jangkung bermata elang, siswa paling disegani di sekolah. Penunggang RX King yang tidak pernah jatuh cinta. Samudera lelaki berhati dingin yang suka tawuran. Hidupnya jadi berantakan sejak dia bertemu dengan Hanun. Selalu ada keada...