Bohong

3.2K 203 2
                                    

Semakin hari, Sam semakin dekat dengan Hanun. Tidak pernah seharipun Sam meninggalkan Hanun sendirian, terlebih ketika di sekolah. Sam akan terus memantau Hanun, berada di dekat Hanun. Itu adalah janji Sam terhadap dirinya sendiri.

Tidak ada yang lebih penting dibanding janji kepada diri sendiri. Menepati janji kepada diri sendiri adalah sebuah apresiasi terhadap diri, yang menjadikan kita bisa percaya kepada diri sendiri. Bukankah teman terbaik adalah diri sendiri? Yang siap memeluk kita ketika kita lemah, yang tidak pernah tertawa ketika kita menangis di depan cermin.

Lagi pula pantang bagi Sam untuk ingkar janji. Samudera, putra sulung Angkasa, tidak pernah ingkar janji.

Angkasa, ayah Sam selalu berkata bahwa daya jual seorang lelaki adalah ucapannya, jika ucapannya saja tidak bisa dipegang, seorang lelaki tidak memiliki harga jual lagi.

"Sam, harusnya kamu nggak perlu ngikutin aku terus."

Sam hanya menatap Hanun.

Hanun di uks, istirahat pertama ini Hanun malas ke kantin, Hanun semakin membenci kantin setelah kejadian kemarin. Dia ingin tidur di UKS saja.

"Kamu ke kantin, gih. Teman-teman kamu kan di sana."

"Teman hidupku di sini."

"Ha?"

Sam hanya diam.

"Tapi Sam, aku semakin dijauhi orang-orang kalau kamu ngikutin aku terus."

"Terus apa masalahnya?"

"Aku kan jadi nggak punya teman." Rajuk Hanun.

"Memangnya selama ini punya teman?"

Hanun meringis, dan menggeleng.

"Ya sudah. Kan justru baik. Sekarang kutemani." Sam menyandarkan punggungnya ke sofa di UKS.

"Katanya ke UKS mau tidur?" Ucap Sam saat Hanun hanya dia dan berbaring di atas ranjang UKS.

"Aku nggak bisa tidur kalau kamu di sini."

Sam hanya mengedikkan bahu. Dia mengeluarkan ponselnya karena terus bergetar.

"Halo?" Ucap Sam.

"..."

"Hm."

"Siapa, Sam?" Tanya Hanun saat Sam menutup teleponnya.

"Nggak. Nanti pulang sekolah kamu mau ke mana?"

Hanun tampak berpikir.

"Nggak ke mana-mana. Kenapa?"

"Nggak apa. Udah sana tidur."

"Ke kelas aja, ya? Sebentar lagi masuk." Hanun terduduk.

Sam berdiri diikuti Hanun. Mereka kembali ke kelas. Sam mengantarkan Hanun sampai depan kelasnya.

Saat pulang sekolah, Sam dan Hanun di parkiran.

"Sam? Langsung?" Tanya Ervan yang menghampirinya.

"Warbang dulu."

"Oke. Nganterin cewek lo dulu?" Tanya Ervan.

"Hm."

"Ke mana, Sam?" Tanya Hanun saat Sam memasangkan helm di kepalanya.

"Ada urusan. Aku antar pulang, ya."

Hanun curiga, Sam tidak biasanya seperti ini. Tidak biasanya teman Sam menyapanya saat Sam sedang bersama Hanun. Terlebih Ervan berkata langsung, apa maksudnya?

"Sam, aku pengen ke Gramedia, deh."

"Tadi katanya nggak mau ke mana-mana?"

"Tapi tiba-tiba pengen cari novel baru. Ada novel yang baru terbit kemarin, kayaknya bagus."

"Besok aja, ya. Besok aku antar."

"Tapi aku takut kehabisan."

"Hanun, percetakan nggak mungkin cetak satu kali doang. Udah, naik."

"Memangnya kamu mau ke mana? Kenapa nggak sekarang aja? Ini kan masih siang, Bunda juga nggak bakal nyari."

"Hanun, aku ada urusan."

"Urusan apa? Tawuran?" Hanun menyelidik.

"Nggak, ini nggak tawuran. Ayo naik." Sam sudah duduk di jok depan sejak tadi.

Hanun diam dengan posisi masih berdiri.

"Hanun?" Panggil Sam.

"Coba lihat aku." Ucap Hanun.

Sam menatap Hanun, tapi dia melihat keningnya.

"Lihat mataku, Sam."

"Kenapa, sih?" Tanya Sam.

"Lihat aja. Apa susahnya, sih." Hanun geram.

Sam menatap mata Hanun, begitu juga Hanun.

"Kamu mau ke mana?" Tanya Hanun.

Sebenarnya Hanun ngeri sendiri melihat Sam sedekat ini, matanya yang tajam, mata elangnya yang siap menerkam. Hanun merinding, tapi dia menahannya.

Sam diam.

"Kamu mau tawuran?"

"Enggak." Elak Sam.

Hanun tersenyum, "Aku tahu kamu bohong, Sam. Mata kamu kelihatan banget kalau bohong."

"Aku nggak bohong, Hanun."

"Ya udah, antar aku pulang. Aku capek."

"Besok aja ke Gramedianya, ya?"

"Iya."

"Ini iya beneran, apa iyanya cewek?"

"Terserah."

"Kalau ini pasti terserahnya cewek."

"Terserahlah, Sam."

"Ini terserahnya cewek, pakai banget."

Hanun meninju lengan kekar Sam. Sam tergelak, bahkan mengundang tatap dari seluruh orang di parkiran.

K I N G [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang