Jangan munafik jadi orang. Lo bilang sekarang, enggak suka dia. Pada akhirnya lo suka sama dia, aja. Kan, enggak enak ngejilat ludah sendiri.
Follow Instagram:
@oktvnptrprtwi_
@amandaputrishalsa_
@rendigrahaarf_
@andrealvrrmdhn_
@kevinreynandadmtr_***
Kelas X-IPA3 pun siswa siswi nya fokus membuat surat cinta. Ada yang menggaruk tengkuk walau tidak gatal karena bingung merangkai kata, ada yang cengengesan karena kata-kata yang ia buat sangat lah konyol, ada juga yang flat serba serbi lah pokoknya.
"Kakak akan beri waktu kalian lima belas menit membuat surat cinta. Jangan lupa, kalau yang cowok buat surat untuk kakak OSIS yang cewek, dan juga sebaliknya. Kalau cewek buat surat cinta untuk kakak OSIS yang cowok, kasih nama ya adek-adek," jelas Hardi lagi, mereka tak menggubris malah asyik menulis.
***
Kelas X-IPA2. Kelas nya Rendi. Berbeda dengan kelas Amanda, kelas Rendi disuruh meminta tanda tangan semua Kakak OSIS. Mulai dari Ketua hingga anggota. Jadi, secara otomatis Rendi juga ikut masuk ke kelas Amanda untuk meminta tanda tangan Kakak OSIS."Jadi, kalian minta tanda tangan ke semua Kakak OSIS. Nah, dan yang lebih utama, kalian harus meminta tanda tangan Ketua dan Wakil OSIS yang saat ini ada di kelas X-IPA3. Kakak nggak mau ya, kalo paling atas itu anggota terus susunan ketua malah paling bawah atau tengah. Kalau kalian tidak tahu nama ketua OSIS Dirgantara, namanya Hardi Fredian. Dan jika ada salah satu dari kalian, ada yang menaruh tanda tangan ketua OSIS di paling bawah, atau bukan pertama maka akan ada hukuman," jelas Amel--salah satu kakak OSIS yang mengawas di kelas Rendi--.
"Ren, ketemu cewek tadi dong lo? Gue kan lihat dia, kelas nya disebelah." bisik Kevin.
"Dia siapa? Gak kenal gue." sahut Rendi tak perduli.
"Jangan munafik, nanti pada akhirnya lo suka aja. Kan enggak enak, ngejilat ludah sendiri." goda Andre.
"Kalian ngapain bisik-bisik?" tegur Amel.
Ketiganya pun menoleh, "Enggak kakak cantik, cuma masalah kecil aja kok." jawab Kevin, Amel hanya bergidik ngeri.
"Mengerti apa yang sudah saya jelaskan?" tanya Amel, hening seketika.
"Mengerti semua?" ulang Amel sekali lagi. "Mengerti, Kak!"
"Bagus." kedua mata Amel kini menjelajahi satu persatu siswa kelas X-IPA2.
"Itu, kamu yang sebelah kanan nya yang barusan ngomong. Kamu, maju dan pimpin barisan." tunjuk Amel ke arah Rendi.
"Tuh, Ren. Lo maju sana, pimpin barisan," senggol Kevin. Tanpa berucap sepatah katapun, Rendi maju ke depan dengan ogah-ogahan. Bisik-bisik heboh para gadis terdengar sangat histeris, juga kakak OSIS cewek ada yang terpana saat melihat Rendi. Menurut mereka, mereka beruntung bisa mengawas di kelas ini.
"Eh si bule woi, yang jadi pemimpin!"
"Ah, siap. Gue ngaca duls ah,"
"Enggak ada Manu, Rendi pun jadi."
"Fix, dia mirip Manurios!"
"Rendi, I Love You Babe!"
"Aw, aw, aw. My bebep honey my darling! Mwah, mwah!"
Seruan para gadis X-IPA2, yang membuat gendang telinga Rendi nyaris ingin meledak.
Biasa, orang ganteng mah gitu!
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFICILE [COMPLETED]
Ficção Adolescente[FOLLOW PENULISNYA TERLEBIH DAHULU!] HARAP REFRESH HANDPHONE ANDA, ATAU SCROLL LAYAR. KARENA PART AWAL ADA YANG BARU SAYA REVISI, TERIMAKASIH. DAN TERKAIT CERITA YANG MASIH TIDAK JELAS PENULISANNYA, ITU BELUM SAYA REVISI ADA PENJELASANNYA DI PART T...