Ini perasaan, bukan jemuran, yang harus lo gantung. Gue butuhnya kepastian bukan harapan.
Follow Instagram:
@oktvnptrprtwi_
@amandaputrishalsa_
@rendigrahaarf_
@andrealvrrmdhn_
@kevinreynandadmtr_***
"Nda..."
Sebuah panggilan yang membuat Amanda refleks menolehkan kepalanya, ke arah orang yang memanggilnya barusan.
"Rendi," sahutnya pelan, nyaris tak terdengar.
Amanda pun bangkit, dan berlari menghampiri lelaki itu. "Lo udah selesai?" tanya Amanda.
Rendi mengangguk sebagai jawaban.
"Kenapa enggak masuk tenda aja? Udah malem," peringat Rendi.
Amanda menggeleng cepat, tanpa berkata sepatah katapun.
"Kenapa?"
"Gua nungguin lo, gue khawatir sama lo, lo enggak apa-apa, kan? Lo enggak masuk angin, kan?" Amanda langsung heboh sendiri, karena ia benar-benar khawatir pada lelaki yang amat ia cintai itu.
"Enggak,"
"Oke. Hm, Ren,"
"Apa?"
"Gue pengen banget kita berduaan, tanpa ada siapapun. Sekaliii....aja. Di sana," Amanda berucap dengan nada yang sangat memohon, sambil ia mengarahkan telunjuknya ke arah pantai.
Mata coklat milik Rendi mengikuti arah Telunjuk Amanda, tak lama kemudian ia kembali menoleh ke gadis itu, "udah malem. Besok aja," jawab Rendi singkat dan terdengar datar.
Amanda kesal. Sungguh, kenapa Rendi ini tak ada romantis-romantis nya. Apa salah nya sih, nurutin gue.
"Please, Ren, turutin gue. Gue pengen berdua sama lo, Rendi. Mau, ya?" paksanya.
"Lo enggak ngantuk?"
"Rendi, enggak usah ngalihin topik, deh. Gue pengen, kita kesana,"
Rendi menghela napas panjang, sebenarnya ia tak ingin kesana karena sudah malam. Namun, mau tidak mau ia harus menuruti, agar Amanda tidak mengoceh terus-terusan.
"Oke. Sebentar, aja. Gue pamit mau naro baju basahnya dulu," Rendi pun berlalu dari hadapan Amanda.
Gadis itu mengerucutkan bibir. Kenapa sih, sikap dinginnya enggak bisa ilang.
Dua menit berlalu, orang yang Amanda tunggu-tunggu pun akhirnya keluar dan menghampirinya.
"Ayo," ajak Rendi mendahului Amanda begitu saja.
"Ih, tungguin gue dong." gerutu Amanda seraya berlari untuk mensejajarkan langkahnya dengan Rendi.
Mereka berdua pun berjalan beriringan, menikmati semilir angin malam tanpa ada yang berbicara, hanya ada kesunyian yang tercipta diantara keduanya. Udara malam ini sangat dingin, seperti sikap Rendi.
Akhirnya, Amanda dan Rendi telah sampai di tempat yang gadis itu inginkan, "lo, udah ngantuk, ya?" tanya Amanda basa basi.
Rendi hanya menggelengkan kepalanya saja.
Duh, gimana ya, ngomongnya. Cuek banget sih, Rendi. Jadi canggung sendiri, kan, gue. Batin Amanda kesal.
"Hm..."
"Mau ngomong, apa?" Rendi bertanya lembut. Ia tahu, jika gadis dihadapannya ini ingin membicarakan sesuatu namun bibirnya terasa kelu untuk mengucapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFICILE [COMPLETED]
Ficção Adolescente[FOLLOW PENULISNYA TERLEBIH DAHULU!] HARAP REFRESH HANDPHONE ANDA, ATAU SCROLL LAYAR. KARENA PART AWAL ADA YANG BARU SAYA REVISI, TERIMAKASIH. DAN TERKAIT CERITA YANG MASIH TIDAK JELAS PENULISANNYA, ITU BELUM SAYA REVISI ADA PENJELASANNYA DI PART T...