8••Bodoh

11.2K 444 9
                                    

Wanita yang mengungkapkan perasaan duluan sebenarnya bukan menjadi hal yang tabu untuk dilakukan, tapi suatu keberanian yang luar biasa.

Follow Instagram:
@oktvnptrprtwi_
@amandaputrishalsa_
@rendigrahaarf_
@andrealvrrmdhn_
@kevinreynandadmtr_

***

Mata hari sudah memunculkan dirinya di atas sana. Hari ini adalah hari senin, hari dimana paling menyebalkan bagi seluruh siswa-siswi seluruh penjuru sekolah. Karena, harus melaksanakan upacara 2 jam lamanya dibawah terik nya matahari, dan yang paling membosankan adalah, harus mendengarkan amanat kepala sekolah. Yang super duper panjang kali lebar kali tinggi.

"Ayo Cha, ke lapangan," ajak Amanda sambil membenahkan dasi dan topi SMA nya yang tampak miring.

"Yuk," balas Icha.

***

"Woi! Ayo cepetan ke lapangan, bentar lagi upacaranya mulai." teriak Andre di ambang pintu, di tujukan untuk Rendi dan Kevin.

"Bentar, gue ambil topi dulu," sahut Rendi, "Ayo," kemudian Rendi berjalan keluar dan disusul Kevin di belakangnya.

"Eh sebentar, ada yang ketinggalan di kelas." kata Kevin. Kedua temannya pun segera menghentikan langkah.

"Ya udah sana cepet! Ntar telat, tau sendiri kan lo? Pak Jono galak banget." suruh Andre.

"Enggak jadi deh, ternyata dasi gue udah gue pakai," jawab Kevin sambil cengengesan.

Demi tukang bubur naik haji, Rendi dan Andre ingin sekali memutilasi Kevin saat ini juga. Saat-saat hampir telat kelapangan seperti ini, sempat-sempatnya ia membuat lelucon yang sangat garing seperti tadi.

Lantas, mereka pun berlari, untuk segera berbaris ke lapangan.

***

Bel istirahat pun sudah berbunyi sejak satu menit lalu. Semua murid segera berhamburan keluar kelas untuk mengisi perut mereka. Karena cacing-cacing diperut sudah demo meminta sesuap nasi.

Perlu kalian tahu, saat jam pelajaran ke dua sampai istirahat. Amanda dan Icha tak sama sekali menggubris penjelasan guru didepan sana. Amanda sedari tadi hanya curhat, melampiaskan kebahagiaan nya hari jum'at kemarin bersama Rendi.

Sampai Icha pun tertegun dibuatnya. Terang saja, Icha tak pernah melihat Amanda sebahagia ini. Bahkan dengan masa lalu nya dulu--Rasya.

"Gue ke kelas Rendi dulu ya Cha," pamit Amanda.

"Mau ngapain lo ke kelas Rendi?" tanya Icha heran.

"Ada deh. Ya udah, kalau gitu gue pamit ya, bye," kemudian Amanda pergi begitu saja meninggalkan Icha.

"Semoga lo bahagia, Nda. Dan balik-balik ke kelas enggak nangis lagi," teriak Icha menyindir. Namun percuma, seperti nya Amanda tak mendengarnya. Kemudian, Icha pun memilih untuk beranjak ke kantin seorang diri.

***

"Lo, lagi ngerjain apa, Ren?" tanya Amanda basa basi ketika baru saja sampai tepat di hadapan pria itu.

"Enggak usah basa basi, to the point aja lo kesini ngapain?" ketus Rendi, yang matanya masih fokus terhadap soal-soal Matematika.

"Lo lagi ngerjain Matematika, ya? Mau gue bantu? Kebetulan gue udah loh."

"Nggak usah, gue bisa berusaha sendiri. Udah cepet lo mau ngapain?" Rendi melembutkan suaranya, tapi matanya masih saja menatap buku Matematika.

"Enggak sopan tau ngomong sama orang tapi matanya enggak liat orang yang ngajak bicara," protes Amanda.

DIFFICILE [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang