Seorang ibu yang benar-benar menyayangi anaknya. Lebih baik kehilangan harta, yang mudah didapat. Dari pada harus mengorbankan kebahagiaan anaknya.
Follow Instagram:
@oktvnptrprtwi_
@rendigrahaarf_
@amandaputrishalsa_
@kevinreynandadmtr_
@andrealvrrmdhn_Sejak pulang dari rumah Rendi, Amanda hanya mengurung diri di kamar. Menatap langit-langit, sambil guling-guling kesana kemari itu rutinitas cewek ketika salah tingkah habis dibuat baper sama pasangan.
Apalagi langit-langit kamar yang Amanda lihat saat ini seperti ada wajah Rendi di sana yang tersenyum ke arahnya.
Sungguh, Amanda benar-benar tidak percaya dengan yang dilakukan kekasihnya. Mencium pipi hanya sekejap, tapi berhasil membuat nya terus kepikiran.
"Rendi, kenapa sih lo bisa banget bikin gue baper!"
"Ya Tuhan, kalo pipi di cium masih perawan nggak, ya?"
"Oh iya, dari pada gue bengong dan nggak ada kerjaan, mending gue lanjutin cerita wattpad gue dan masukin scene yang tadi. Pasti, para readers bakalan iri sama kisah nyata gue," Amanda lalu menyambar ponselnya, dan meneruskan cerita wattpad yang sebulan lalu stuck.
Ketika ia sedang mengetik ceritanya, tiba-tiba terdengar suara mesin mobil di luar.
Gadis itu menyibak main gordyn, sesuai dugaan Rey pulang.
Amanda kembali berkutat pada Handphonenya, jemari lentik itu semakin lincah untuk mengetik naskah wattpad.
Ceklek
Terdengar suara pintu terbuka. Menampilkan sosok wanita paruh baya dengan setelan khas pembantu.
"Assalamualaikum, Non Manda, kata nyonya suruh makan malam," ujar Inem memberi tahu.
Amanda menghentikan aktivitasnya, lalu menatap Inem sebentar. "Wa'alaikumsalam, iya bi nanti aku makan."
"Ya sudah, Non, kalo gitu bibi permisi dulu," Inem pamit dan kembali menutupi pintu kamar Amanda.
***
Sudah satu minggu ini, Rey tidak pulang ke rumah. Karena ia ada event dari kantor dan mengharuskannya ke luar kota. Jangan kalian samakan sama film Azab di Indosiar, ya, tidak pulang kerja seminggu tau-tau selingkuh. Tidak. Rey setia.
"Selamat malam, Tuan," sapa Inem ketika sang Tuan rumah masuk ke dalam.
"Iya, malam. Maaf, jika boleh saya tau, Anda pembantu baru di rumah ini?" tanya Rey ramah.
"Iya, Tuan," jawab Inem disertai anggukan kepala.
"Ibu sudah pulang?"
"Sudah Tuan, nyonya sudah pulang."
"Baik, kalau begitu saya permisi."
"Baik, Tuan."
Reynald melenggang pergi menuju kamar, ia ingin cepat-cepat istirahat. Tapi, kejadian di kantor tadi berhasil merenggut ketenagannya.
Sampai kamar, sang isteri tercinta sibuk berkutat menatap layar laptop yang menampilkan data-data klien.
Viona yang sadar ketika suami nya datang, ia menoleh.
"Udah pulang, Pa?" basa basi Viona.
"Iya nih, Sayang." Rey menaruh tasnya di pinggir kasur.
"Kamu kenapa nggak seperti biasanya, Mas? Mas Rey ada masalah?" tanya Viona, ia merasa ada yang aneh dengan suaminya ini. Jika satu minggu tidak pulang, raut wajah lelah itu terpancar tapi ini seperti orang gelisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFICILE [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW PENULISNYA TERLEBIH DAHULU!] HARAP REFRESH HANDPHONE ANDA, ATAU SCROLL LAYAR. KARENA PART AWAL ADA YANG BARU SAYA REVISI, TERIMAKASIH. DAN TERKAIT CERITA YANG MASIH TIDAK JELAS PENULISANNYA, ITU BELUM SAYA REVISI ADA PENJELASANNYA DI PART T...