"Besok gue jemput lo." empat kata, yang bisa ngebuat cewek bahagia.
Follow Instagram:
@oktvnptrprtwi_
@amandaputrishalsa_
@rendigrahaarf_
@andrealvrrmdhn_
@kevinreynandadmtr____________________
Sepulang dari mengantarkan Amanda, Rendi langsung saja merebahkan tubuhnya di kasur. Saat ini, jam dinding sudah menunjukkan pukul sebelas malam.
"Capek banget badan gue," keluhnya sembari merentangkan tangan, guna meregangkan otot-otot. Ia lantas rebahan di kasur, sambil menatap kosong langit-langit."Tu tambien me gustas?" gumam Rendi seraya tertawa remeh. "Enggak salah, gue nulis itu buat Amanda? Lo enggak sakit, kan, Ren?" tanya nya pada diri sendiri.
"Mana Amanda? Boong terus lo," ucap Fatir yang entah dari mana, tiba-tiba sudah berdiri tegak di hadapan Rendi. Sambil menabok pelan paha sang adik.
"Kancut melar, eh," latah Rendi langsung buru-buru bangkit.
"Hahahaha, lah anjir? Kancut melar, hahaha, ngakag," Fatir tertawa hingga terpingkal-pingkal.
"Apa lagi sih, bang?" tanya Rendi sebal.
"Lo boong mulu sama gue," kata Fatir sok serius. "Katanya, mau bawa Amanda. Mana?"
"Lo waras, bang?" tanya Rendi santai namun seperti mengejek.
"Maksud lo?"
"Lo enggak lihat ini jam berapa?Bisa diamuk orang tua nya Amanda lah, kalo gue bawa dia kerumah jam segini!"
"Oh iya ya, baru engeh gue," jawab Fatir cengar cengir seperti orang goblok.
"Dari pada lo enggak ada kerjaan, dan muncul cuma nanyain Amanda doang. Mending, lo pergi dari sini! Ngantuk gue, bang," usir Rendi sambil jari telunjuknya mengarah ke pintu keluar.
"Lo emang ya, ade paling song--"
"Gue bilang lo pergi dari sini. Gue ngantuk, bang!" potong Rendi cepat sambil ia melempar guling ke Fatir, agar abang nya yang rese ini pergi.
Fatir hanya bisa pasrah dan memasang ekspresi malas. Setelahnya, Fatir lantas keluar kamar Rendi dengan langkah lesu dan ekspresi muka ditekuk.
Brakkkkkkk
Pintu tertutup begitu kencang, siapa lagi pelakunya jika bukan anak sulung dari Vera.
Rendi lantas menegakkan kepalanya--clingak clinguk memastikan Fatir bahwa ia benar-benar tidak akan kembali. Kemudian setelah itu, Rendi langsung tertawa dengan penuh kemenagan.
***
Kini hari sudah berganti pagi, hari ini hari Minggu. Gadis yang tak pernah absen dari bangun kesiangan, kini Amanda sudah rapi dan wangi. Cewek itu sekarang tengah berdiri tegak di depan pintu rumah Rendi, tak lupa juga ia membawakan kotak bekal yang dalamnya berisikan beberapa potong sandwich.
Ting tong ting tong
Jemari Amanda menekan bel, tak lama sang tuan rumah membukakannya.
Ceklek
"Cari siapa, ya?" Tanya seorang lelaki, sambil melihat Amanda dari ujung kepala sampai ujung kaki. Merasa asing dengan gadis di hadapannya ini.
Itu bukan Rendi, tapi Fatir.
"Hm, maaf, ada Rendi nya, K-kak?" tanya Amanda sedikit gugup.
"Maaf, kamu Amanda, ya?" bukannya menjawab, Fatir malah tanya balik.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFICILE [COMPLETED]
Ficção Adolescente[FOLLOW PENULISNYA TERLEBIH DAHULU!] HARAP REFRESH HANDPHONE ANDA, ATAU SCROLL LAYAR. KARENA PART AWAL ADA YANG BARU SAYA REVISI, TERIMAKASIH. DAN TERKAIT CERITA YANG MASIH TIDAK JELAS PENULISANNYA, ITU BELUM SAYA REVISI ADA PENJELASANNYA DI PART T...