••Extra Chapter

13.5K 332 47
                                    

You will remain in my heart forever.

Follow Instagram:
@oktvnptrprtwi_
@amandaputrishalsa_
@rendigrahaarf_
@andrealvrrmdhn_
@kevinreynandadmtr_

_____________________________

Mau bahas sedikit soal ending. Pada kecewa, ya? Bahkan kalian ngiranya Rendi tega sama Amanda? Coba deh, kalo kalian diposisi Rendi gimana? Dia juga bingung, di satu sisi cita-citanya itu penting banget, di sisi laen dia juga sedih dan gak tega ninggalin Amanda dalam keadaan begitu. Intinya, ini cerita pasti ada skuel kok. Tetep baca yaaa! Thanks❤

_________________________________

"Kecelakaan yang dialami anak Bapak sangat fatal, jadi mengakibatkan pengumpalan darah pada otaknya. Sehingga, terjadi kerusakan pada syaraf matanya," jelas sang Dokter kepada Reynald di depan ruang ICU, setelah beberapa saat lalu menangani Amanda.

Icha, Kevin, Andre, Dara, Fatim, Rasya, Ratna, dan Alena yang mendengarkan perkataan laki-laki berjas putih itu tak menyangka, kalau akhirnya akan berakibat fatal seperti ini. Tanpa terasa, Icha menangis sejadinya. "Om, yang tabah ya, Om. Amanda pasti bisa ngelewatin semua ini."

"Yang sabar ya Mas Rey, aku yakin Amanda anaknya kuat," ujar Ratna menimpali.

Reynald pun tak membalas, ia hanya diam, dan air mata itu terus mengalir deras. Tubuhnya terasa melemas seperti tak bertenaga.

"Besok pagi, saya akan bawa anak saya ke Singapur."

***

"Ren, tadi itu rame-rame ada apa, sih?" tanya Vera seraya memakan sari roti berselai coklat.

Anak bungsunya itu diam, entah, mendengar atau tidak. Tapi sedari tadi, dalam diam Rendi berdoa dan menitikkan air mata. Ia berharap, semoga Amanda selamat dan bisa tertolong.

"Sayang, kok diem aja?" Vera menepuk paha cowok itu.

Rendi terperanjat kaget, dan langsung menoleh ke arah Vera. Namun, responsnya, ia hanya menggelengkan kepala.

"Kok mata kamu merah? Kamu habis nangis?" tanya Vera khawatir. "Emang siapa tadi yang ketabrak?"

"Amanda, Ma." Rendi menjawab dengan suara pelan.

"Hah?" Vera terkejut. "Jadi, tadi yang ketabrakan itu Amanda?!"

Rendi manggut-manggut lesu.

"Ya Allah, kenapa kamu enggak bilang Sayang? Terus keadaan dia gimana, sekarang?" Vera bertanya dengan cemas.

"Rendi enggak tau keadaan dia sekarang, Ma. Intinya, tadi Amanda dalam keadaan parah. Rendi enggak tau dia bakalan selamat atau enggak." Rendi menjelaskan, hingga tangisnya menjadi.

Vera mengerti bagaimana perasaan anak bungsungnya itu. Jika Rendi sampai menangis seperti ini, untuk yang pertama kali kepada seorang wanita yang bukan keluarganya, itu artinya seseorang tersebut sangat berarti. Namun mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur. Pesawat yang mereka tumpangi pun, satu jam lagi akan mendarat di Bandara Internasional Barcelona-El Prat.

Vera memeluk cowok berambut jambul coklat itu, dan ikut menangis. "Mama ngerti perasaan kamu sekarang, Sayang. Pasti kamu sedih, karena Amanda perempuan yang kamu cintai. Tapi, mau gimana lagi. Intinya kita berdoa sama Allah, semoga Amanda selamat dan enggak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan."

DIFFICILE [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang