7••Perhatian

10.7K 404 24
                                    

Gue tahu, lo cuma merasa bersalah aja sama gue. Tapi, menurut gue itu bentuk perhatian lo.

Follow Instagram:
@oktvnptrprtwi_
@amandaputrishalsa_
@rendigrahaarf_
@andrealvrrmdhn_
@kevinreynandadmtr_

***


Ini cewek, manis juga sih, kalau dilihat.

"Eh, apaan sih, kok lo jadi muji dia gitu," Sepersekian detik pujian Rendi berubah jadi elakan.

Setelah Rendi sampai di UKS, ia langsung lapor kepada PMR. Dan petugas PMR pun segera membantu Rendi untuk membaringkan tubuh Amanda di brankar.

Setelah selesai, Rendi berniat untuk kembali ke kelas nya. Namun, seketika perkataan Icha terngiang kembali di otaknya.

"Jagain sahabat gue sampe dia sadar!"

Akhirnya Rendi pun mengurungkan niatnya, ia memilih untuk menemani Amanda sampai sadar nanti. Karena, ia tak ingin berurusan dengan perempuan, ditambah ia juga merasa bersalah pada gadis itu.

***

Lima belas menit berlalu, Amanda pun akhirnya sadar. Setelah membuka mata, Amanda mengerjapkan mata nya berkali-kali. Ia seperti asing dengan tempat ini, karena ia jarang bahkan tidak pernah masuk UKS, terlebih lagi bau obat-obatan yang menyeruak di indera penciumannya, membuatnya nyaris ingin mual.

"Udah sadar lo?" tanya Rendi tak ada lembut-lembutnya.

Gadis itu pun langsung menoleh ke arah sang penanya. Ternyata, orang itu adalah Rendi. "U-udah, ini dimana?" tanya Amanda sembari memegangi kepalanya yang masih terasa pusing.

Rendi hanya melirikkan matanya saja, ke arah tulisan 'UKS'.  Bermaksud, bahwa saat ini Amanda sedang berada di UKS.

Merasa tahu, Amanda pun menjawab. "Oh, UKS. Ngomong kek, emang lo ngomong, bayar ya?"

"Maaf," lagi, Rendi mengucapkan kalimat yang singkat. Saking singkatnya, Amanda merasa ambigu dan tak tahu maksudnya.

"Maksudnya?"

Rendi melengoskan kepala, merasa malas untuk menjelaskan. "Gue, minta maaf soal tadi."

Sebentar, enggak salah dengar kan, Amanda? Rendi minta maaf? Sumpah, ini hal langka! Terlebih suara Rendi terdengar sangat lembut dan tulus.

"Ini lo seriusan, kan?" tanya Amanda tak percaya.

"Hm," balas Rendi.

"Wahh, enggak nyangka gue," takjub Amanda.

Rendi mengernyitkan dahi, bermaksud "Maksudnya?"

"Tumben gitu minta maaf lo kedengeran lembut, dan tulus. Biasanya kan, lo nggak perduli sama gue."

"Emang."

Amanda tercekat, menoleh ke arah pria itu. "Hah? Maksudnya emang apa?"

Rendi tak menjawab apa-apa. Amanda benar-benar dikacangin. Setelahnya, suasana pun menjadi sangat awkward, diantara keduanya. 

"Ya udah enggak apa-apa, oh ya lo kan juga enggak sengaja. Tapi, boleh enggak gue minta tolong?" tanya Amanda, mencairkan suasana. 

"Apaan?"

"Gue haus, tolong beliin gue tea jus Apel dong!" suruh Amanda dengan nggak ada ahlaknya.

"Lo enggak lumpuh kan?"

"Enggak, emang kenapa?"

"Lo bisa beli sendiri, kenapa harus nyuruh gue? Gue bukan babu lo."

"Lo buta? Enggak bisa lihat gue gimana? Tega banget sih, gue kan masih pusing Ren." keluh nya. 

DIFFICILE [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang