17••Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa

8.3K 314 2
                                    

Cowok yang mahir main gitar, kayak ada daya tarik tersendirinya, gitu. 

Follow Instagram:
@oktvnptrprtwi_
@rendigrahaarf_
@amandaputrishalsa_
@andrealvrrmdhn_
@kevinreynandadmtr_

***

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 19.00 wib. Tapi senyum Amanda tak juga pudar hanya karena memikirkan kejadian tadi di ruang musik, bernyanyi berdua bersama Rendi. Di depan teman-teman seangkatan serta kakak kelas yang juga ikut eskul musik.

"Mama lihat dari tadi kamu senyum-senyum terus, ada apa, nih?" Viona menyeletuk diambang pintu, dengan kedua tangan dilipat depan dada.

Amanda gelagapan, karena kepergok sang ibunda. "Lho, hehe, Mama sejak kapan ada disitu?"

Viona akhirnya masuk ke dalam kamar anak gadisnya, seraya mendudukan bokongnya di kasur.  "mikirin Rendi, ya?" tembak Viona tepat sasaran.

"Ng-nggak, kok," Amanda geleng-geleng tidak mengaku.

"Jangan terlalu dalam mencintai seseorang, Nda. Kalau bertepuk sebelah tangan, tuh, sakit rasanya." Viona mendadak dramatis.

"Tapi kan, Ma, cinta sesungguhnya juga bukan soal menerima balas."

"Yeh, kamu ini, udah ngerti bucin, ya, sekarang." Viona mencium kening Amanda gemas. "Udah ayo, makan. Mama sudah siapkan makanan kesukaan kamu di meja makan."

"Skuy, Ma." Amanda bangkit diikuti Viona yang segera menuju meja makan.

Seperti biasa, makan malam mereka selalu bertiga, Viona, Reynald, dan Amanda. Hanya denting sendok yang terdengar. Maklum, Amanda ini anak tunggal. Sebenarnya Amanda mempunyai seorang adik, tapi Tuhan lebih sayang kepada adik Amanda jadi hanya diamanahkan delapan bulan saja dikandungan.

"Ma, Udang crispy sama capcay bikinan Mama uwenak pol!" Amanda mengangkat dua jarinya.

"Iya, dong. Mama gitu loh." Viona membanggakan dirinya. "Oh ya, Pa, anak mu ini lho, dari pulang sekolah senyum-senyum aja. Kayaknya ada sesuatu sama Rendi, nih."

"Hayo, ada apa, nih?" Rey ikut menggoda.

Amanda yang sedang melahap udang crispy nya, terpaksa berhenti. "Nggak, Pa. Sumpah." Amanda menggeleng, mengelak seraya jarinya membentuk huruf V.

"Iya deh, papa percaya. Intinya mah, kamu boleh suka, boleh pacaran. Tapi, jangan lupa untuk shalat dan belajar."

***
Setelah selesai makan, Amanda membantu Viona untuk menaruh piring-piring ke wastafel, setelah itu mencucinya. Wajar saja, di rumah Amanda yang terbilang luas ini, tidak ada pembantu, karena Viona yang meminta bahwa dirinya ingin menjadi ibu rumah tangga saja.

Seusai piring tercuci bersih, Amanda pamit untuk ke kamar. Ia ingin kembali berfantasi di dunia orangenya. Wattpad.

Ekhek

Amanda berdahaga, makan malam yang ia habiskan hingga dua piring tadi membuat perutnya merasa kenyang. Ia akhirnya memilih untuk rebahan dengan bantal yang disusun tinggi. Padahal kan, sehabis makan tidak boleh langsung tiduran, karena bisa menaikkan kadar gula darah.

Gadis itu menyambar ponselnya, dan mulai membuka aplikasi dengan logo 'W' berwarna orange dan latar putih.

Amanda mulai menscroll beranda Wattpad, ada satu cover yang menarik perhatiannya. Gambar wajah Manurios memakai baju hitam, dan latar abu-abu monyet, ia klik dan membaca bagian blurb nya.

DIFFICILE [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang