PART 15

7.5K 734 10
                                    

Jeno menghentikan motornya di depan kosan. Ada mobil Joan terparkir di sana.
Sejenak menarik napas dan mengembuskannya perlahan. Menyempatkan diri melihat pantulan wajah di kaca spion, sedikit pucat, tapi tak terlalu kentara. Aman. Kemudian kakinya melangkah menuju pintu. Sebelum membuka pintu kamar. Sekali lagi Jeno mengembuskan napas panjang.

"Waa, anjir! Rame banget. Kaget gue!" serunya begitu membuka pintu itu. Membuat ketiga orang yang ada di dalam kamar kos, refleks menoleh. Iya, ada Rendy juga di sana sedang main PS dengan Abi, sedangkan Joan duduk di atas ranjang menyandarkan punggung ke dinding sembari membaca komik.

Jeno duduk di lantai untuk membuka sepatu. Menyimpannya di rak luar lalu masuk ke dalam.

"Abis dari mana?"  tanya Joan. Menurunkan komik yang sedang dia baca.

"Abis ngedate, dong, Bang, ke dufan bareng degem," Abi yang menyahut tanpa mengalihkan fokus dari game.

Jeno langsung menoleh sengit. "Kok lo tau?"

"Ya taulah, lo kira cewek gak akan update ke sosial media," sahut Abi. Kemudian dia tersenyum menggoda.

"Ciyaaahhh ... jadi sekarang maenan lu dede-dede gemay yang baru lulus sekolah???"

"Dihh, paan sih, l! Kenny tuh adek gue!"

Jeno langsung menyambar. Melangkah melewati Abi begitu saja kemudian menidurkan diri di samping Joan. Ranjangnya lumayan lebar. Joan duduk di tepi, jadi bagian tengah masih luas dan kosong.

"Tapi menurut gue gak ada salahnya, sih, Je, sama anak kecil. Gak beda jauh jugakan umurnya sama lo." Rendy yang sedang fokus pada layar tv berkomentar.
Membuat Jeno terpaksa mengangkat kepala yang tadinya di hadapkan ke arah tembok dengan mata terpejam. Jeno melirik Abi tajam.

"Lo pasti, nih, Bi!"

Orang yang bersangkutan hanya menampilkan tampang tak berdosa. Fokus ke permainannya tanpa menoleh.

"Keny tuh adek gue di cafe, Bang. Gue abangnya, gak ada suka-sukaan," kata Jeno. Mengklarifikasi.

Rendy membulatkan bibir bergumam, 'oohhhhh,' berarti Abi yang tadi bergosif heboh kalo Keny dengan Jeno punya hubungan khusus, itu tuh hanya hoax belaka.

"Aamiinin aja kenapa, sih, Je. Daripada lo jomblo terus. Sienna udah punya orok. Lo masih aja gamon," Abi berucap santai tanpa menoleh.

"Eh, Babi! Lo kalo gamon gak usah lempar-lemparin ke gue, ya!" Jeno sewot jadinya. Abi hanya melirik sekilas lalu kembali fokus ke layar tv. Tak menyangkal. Dia memang gamon.

"Noh, Joan yang harus dicariin cewek. Udah tua masih ae jomlo!"

Joan langsung melirik Jeno dengan sebelah alis terangkat.

"Kenapa jadi gue?!" katanya tak terima. Dia yang dari tadi diam jadi disebut-sebut.

"Ah, Joan mah gak pernah deket sama cewek, Je," Rendy bersuara.

"Cariin kenapa, Bang."

"Ah, susah. Seleranya gak ngerti gue," sahut Rendy. Masalah wanita, Joan itu ... gak tahu, deh. Cewek yang cantiknya sekelas Raisa pun dia tolak. Mentah-mentah!

Abi langsung bergerak. Memutar tubuh. Menatap sahabatnya.

"Je ... apa ini saatnya gue sama lo kembali jadi duo comblang uwu-uwu?

Mendengar itu, Jeno pun langsung berbalik dari posisi tengkurap. Menghadap Abi yang sedang menatapnya. Seakan berbicara lewat tatapan mata. Mereka berdua kemudian melengkungkan senyum. Joan lanjut membaca komik tak ingin peduli. Terserah, bodo amat mereka mau bicara apa, merencanakan apa.

He's Jeanno (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang