Bandung mei 2002.
Pukul 20:15."Ayah, bunda, cari warung dulu ya teteh aus nih." ujar seorang gadis berumur 8 tahun bernama lengkap fildza hasnamudhia. Yang biasa dipanggil ody/teh ody.
"Emang air yang punya teteh dibagasi abis ya?" tanya wanita paruh baya yang dipanggil bunda/bunda rike.
"Iya bun, tadi sama ale diabisin." jawab ody.
"Kan emang tinggal dikit teh jadi ale abisin deh." ujar seorang laki-laki berumur 3 tahun bernama lengkap iqbaal dhiafakri ramadhan. Biasa dipanggil iqbaal/baal/baale/ale.
Ody melipat tangan didada sembari berdecak kesal.
"Yaudah-yaudah, teteh jangan ngambek gitu dong, nih kita cari warung ya.iya kan yah?" ujar bunda rike.
"Iya dong, nih ayah lagi nyari warungnya disekitar sini. Hmm mana ya? Nah itu ada." ujar lelaki paruh baya yang dipanggil ayah/ayah herry.
"Yaudah bunda yang beliin ya." ucap bunda lalu turun dari mobil.
'Ba, air mineral 2 botol ya.'
'Ini bu.'
'Ini uangnya ba'
'Terimakasih bu.'
'Iya sama-sama.'
Eyak...eyak...eyak...eyak...
*anggap aja itu suara bayi."Kok kaya ada suara bayi ya?" gumam bunda rike saat hendak berjalan kearah mobil sembari melirik kanan, kiri, depan.
"Bunda mau kemana?" pekik ayah herry sembari keluar dari mobil dan menghampiri sang istri.
"Teh, itu ayah sama bunda mau kemana sih?" tanya iqbaal sembari menunjuk melihat kedua orang tuanya pergi kearah semak-semak.
Teh ody mengangkat kedua bahunya. "Teteh juga gatau le." menoleh kearah yang ditunjuk oleh adiknya itu.
"Ayah denger ada suara bayi ga?" tanya bunda rike.
Eyak...eyak...eyak...eyak...
Ayah herry mengangguk. "Iya bun ayah denger."Bunda rike terus menelusuri suara bayi tersebut. Ayah herry celingak celinguk sembari memegang tekuk nya.
"Bun, ayo ah kita kemobil kasian anak-anak, lagian ini kita didaerah jalanan sepi bun, ini bulu kunduk ayah merinding nih." pekik ayah herry. Namun tak dihiraukan oleh bunda rike. Ia terus mencari suara bayi tersebut.
Tiba-tiba....
"Asfagfirullah halladzim." pekik bunda rike menutup mulutnya tak percaya.
Ayah herry yang mendengar suara sang istri seperti terkejut langsung menghampirinya.
"Bunda kenap-." ucap ayah herry terpotong kala melihat apa yang dilihat oleh sang istri.
"Asfagfirullah halladzim, yaallah bunda ini anak siapa?" tanya ayah herry sembari mengangkat kardus yang berisikan bayi perempuan yang cantik, ada juga gelang beserta kalung yang diselipkan disisi bayi tersebut.
"Yaelah yah bunda juga gatau kali, kan dari tadi kita denger suara anak kecil trus sekarang anaknya ada ditangan ayah." ucap bunda rike menunjuk anak kecil tersebut.
Ayah herry melirik keseluruh penjuru jalan tidak ada siapa-siapa, sepi tidak ada orang yang lewat satupun.
"Disini juga gaada siapa-siapa selain kita bun." ujar ayah herry.
"Yaudah yah kita bawa pulang aja ya, kasian ini anaknya." lirih bunda rike.
"Yaudah ayo bun." ajak ayah herry. Ayah herry pun berjalan lebih dulu diikuti bunda rike dibelakangnya.
Brukk(anggap itu suara pintu mobil ditutup.)
"Sini yah anaknya." ucap bunda rike mengulurkan tangannya. Ayah herry mengangguk dan memberikan kardus berisikan anak kecil tersebut.
"anak siapa itu bun?" tanya ody dan ale bebarengan.
"Ini anak bunda sama ayah, adik baru kalian oke." ujar bunda rike sembari mengeluarkan anak kecil dari kardus itu.
Ayah herry membelalakan matanya. "Bunda." bisik ayah herry.
"Apa sih yah ah udah, ayo jalan." ujar bunda rike. Ayah herrypun mengemudikan mobilnya dengan kecepatan rata-rata.
"Teh ini simpen dijok belakang ya." ujar bunda rike menyerahkan kardus itu.
"Iya bun." jawab ody.
T.B.C.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunda Mengapa Aku Berbeda (IDR X NK)
Non-FictionBeberapa part diprivate, kalo mau baca follow author dulu! Bagaimana reaksi (namakamu) jika mengetahui keluarga yg sebenarnya? Dan bagaimana reaksi iqbaal jika mengetahui perempuan yg selama ini hidup dengannya ternyata bukan saudara kandungnya?