1 minggu kemudian....
"(nam) sekarang makan ya, udah jam 2 siang sayang."
Si empu menggeleng. Membuat bunda kewalahan, pasalnya sedari jam 12.30 tadi ia terus membujuk putri bungsunya ini untuk makan siang.
Bunda menghela napasnya berat. "mau sampe kapan kamu gini terus sayang? Ini udah jamnya kamu tidur siang. Dan bahkan kamu aja blom makan siang (nam)."
"aku mau makan kalo bunda telpon kak ale buat dateng kesini." minta (namakamu).
"ini udah 1 minggu aku sadar dari koma aku bun, dan bahkan kak ale blom satu hari pun dateng buat jengukin aku. Dia kakak kandung aku bukan sih bun? Kak aldy aja yg bukan kakak kandung aku setiap hari selalu nyempetin datang kesini, tapi kenapa kak ale ngga pernah sedetik aja dia tunjukin batang idungnya didepan aku. Bahkan setiap bunda telpon dia dan bilang aku mau ngomong dia gapernah mau dan selalu cari alasan . Kak ale kenapa sih bun." tanpa sadar air mata (namakamu) mengalir.
Bunda menatap (namakamu) sendu matanya pun berkaca-kaca. Kamu bener sayang, iqbaal emang bukan kakak kandung kamu, aldy lah kakak kandung kamu. Makanya dia selalu nyempetin dateng kesini karna cuman pengin liat adik kandungnya. Batin bunda.
(namakamu) mengusap sisa air matanya. Ia menatap sang bunda yang juga menitihkan air mata. "maaf bunda, (nam) malah bikin bunda nangis." ucapnya seraya menyeka air mata sang ibunda.
"maafin bunda ya sayang."
(namakamu) menggeleng samar. "gapapa bunda."
"assalamualaikum."
Pandangan (namakamu) dan bunda beralih pada seseorang yang baru saja mengucapkan salam.
"kak aldy." ucap (namakamu) antutias.
"hai (namakamu)." ucap aldy seraya menghampiri (namakamu) yg merentangkan tangannya. Minta dipeluk nih anak.
Bunda menatap keduanya nanar, biarkan saja seperti ini. Ia bahagia melihat (namakamu) bahagia.
"eh selamat siang bunda." aldy yg baru menyadari adanya bunda rike dibelakangnya langsung menyalaminya.
Bunda tersenyum ia menerima uluran tangan aldy. "kamu sendiri kesini?"
"ah ngga tadi aldy sama mama papa, tapi mereka kesupermarket disebrang dulu."
Bunda mengangguk paham.
Clek...
"selamat siang mbak."
Bunda tersenyum. "siang."
"mama papa."
"ohai sayang. Yaampun mama kangen banget sama kamu, padahal baru aja kemaren mama jengukin kamu ya." ucap wulan terkekeh pelan diakhir kalimatnya.
"pak herry nya kemana?" tanya angga--- papa aldy pada bunda rike.
"suami saya jam segini masih dikantor pak." jawab bunda.
Angga mengangguk lalu ia berjalan menghampiri (namakamu) aldy dan sang istri.
"hai sayang."
"hai pa."
"udah makan."
(namakamu) menggeleng samar.
"lho kok blom makan sih? Mbak (namakamu) kenapa blom makan? Ini udah lewat dari jam makan siang toh." ucap wulan.
"(namakamu) gamau makan dari tadi." jawab bunda seadanya.
Wulan beralih menatap (namakamu). "makan ya sayang, mama yang suapin oke." ucapnya seraya mengambil mangkuk bubur yg sudah dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunda Mengapa Aku Berbeda (IDR X NK)
Non-FictionBeberapa part diprivate, kalo mau baca follow author dulu! Bagaimana reaksi (namakamu) jika mengetahui keluarga yg sebenarnya? Dan bagaimana reaksi iqbaal jika mengetahui perempuan yg selama ini hidup dengannya ternyata bukan saudara kandungnya?