Hari ini, Aldo harus sukses untuk mendekati Yuki. Bian selalu saja mengingatkan. Kalau ia tidak bisa berbicara dengan Yuki, Bian tidak akan percaya. Memang sangat sulit untuk dekat dengannya. Namun, Aldo sudah terlanjur memilih Yuki menjadi bahan permainan mereka.
Dulu, bahkan Anton sering menyuapi Bian, mereka sangat menikmati kedekatan yang terpaksa itu. Sebab itu, Anton selalu agresif, dia seperti tidak mau melepaskan Bian.
Bagaimana dengan Yuki? Didekati saja dia selalu menghindar, apalagi untuk bisa duduk berdua, memperlihatkan kedekatan mereka didepan umum. Sepertinya mustahil.Sudah siang, waktunya Aldo menunggu Yuki di depan kelas seperti teriakannya itu. Aldo tidak masuk kelas selama tiga mata pelajaran, karena ia sangat membenci matematika, sejarah, dan bahasa. Selama masuk kelas dua, Aldo tidak pernah masuk pelajaran itu satu kalipun. Ia benar-benar alergi dengan mereka bertiga.
Ketika bel sudah berbunyi, Aldo langsung berlari ke atas, menunggu Yuki di depan kelas, sambil memakan sosis bakar ditangannya.
Ketika melihat kelas Yuki sudah bubar, ia mengelap saos dari ujung mulut, lalu membuang sisa sosis kedalam tempat sampah."Ayo. Aku lapar, belum makan apa-apa." Ucap Aldo tersenyum, berjalan mendekati Yuki
Yuki hanya mempererat topi semakin bawah, lalu berjalan cepat menjauhi Aldo seolah tidak mendengar seseorang yang berbicara kepadanya.
Aldo terus mengejar. Berlari di samping Yuki yang tidak pernah menganggap dirinya ada.
Mereka berjalan melewati anak tangga, disana sudah ada Bian sedang bersandar di tembok tangga, melihat Aldo yang mengejar si kepala bertopi membuatnya tersenyum puas. Bisa jadi, Bian memperlama masa mereka pacaran, karena sudah sehari Bian belum melihat Aldo berbicara dengan Yuki.
Aldo menatap tajam Bian, namun kakinya masih setia setengah berlari disamping Yuki.
"Apa kamu tega, lihat aku mati kelaparan?" Aldo bertanya. Ia mulai memperdekat jarak diantara mereka.
"Yuki, makan kan cuma beberapa menit, nggak sampai sehari."
Ini sudah melewati pagar sekolah, dan Yuki masih saja belum menjawab ajakan Aldo. Ia hanya terus berjalan setengah berlari sambil satu tangannya memegang topi. Sungguh, Aldo tidak suka dengan sikapnya yang super menyebalkan.
"Apa kamu takut nggak dikasih ijin sama Ibu kamu!?" Aldo kembali bertanya sambil sedikit membungkuk untuk melihat ekspresi Yuki.
Yuki berjalan semakin tergesa dan Aldo tertinggal di belakang.
"Dih, kamu ternyata anak mami, makan diluar aja, takut dimarahin."Kali ini, Yuki berhenti dari jalannya yang cepat, sampai Aldo menambrak punggungnya yang tiba-tiba berhenti. Aldo langsung berjalan kedepan Yuki, bisa saja ia berubah pikiran dan mau makan siang dengannya.
Yuki membuka kupluk hoodie, menengadahkan wajahnya menatap Aldo dengan tajam bak mata elang, ia berjalan satu langkah mendekatinya.
"Jangan sampai aku menjait mulutmu agar diam!" Yuki berbicara dengan ketus, setelah mengatakan ini, Yuki kembali berjalan cepat meninggalkan Aldo.
Aldo mengedip-ngedipkan mata seolah tidak percaya. Ternyata Yuki sudah bisa merangkai kata-kata menjadi kalimat yang panjang. Ya, meskipun kalimatnya terdengar menakutkan.
Tidak lama, ia mulai berlari lagi mengejar Yuki. Ia harus mendapatkannya, ia harus mulai mendekatinya. Kali ini, Aldo bingung ia harus memulai pembicaraan apa lagi dengannya. Jika makan siang gagal, setidaknya berjalan beriringan dengan Yuki bisa membuat ia sedikit lebih dekat lagi.
"Kamu suka film bergendre apa!?"
"Kamu tau film 'now you see me'? Katanya tahun 2019 akan rilis yang ke tiganya. Nanti, aku ajakin kamu nonton ya?"
"Oh, atau kamu suka film yang lain? Seperti anime, disney, aksi, romance, horor, komedi!?"
"Eh, gimana kalo aku main kerumah kamu? Momy, Appa lagi diluar. Aku males sendirian."
Yuki sedikit menendang kaki Aldo karena geram, Aldo hampir saja terjatuh, dan tangan Yuki sigap memegangnya. Tidak lama, Yuki langsung melepaskannya.
Yuki tidak suka dengan orang yang banyak bicara seperti Aldo. Apalagi dia ingin masuk kedalam gubugnya. Sungguh, Yuki semakin membenci orang ini.
"Sebaiknya kamu pergi. Jangan pernah bicara sama aku lagi!"
Yuki langsung berlari dengan kencang. Meninggalkan Aldo yang menatapnya.Mengapa orang ini sangat tertutup. Ia bisa hidup tanpa orang lain. Orang macam apa dia? Ia memang terlihat menyukai cara hidupnya sendiri. Tanpa teman, tanpa bicara, tanpa menggunakan ekspresi.
Aldo semakin penasaran, ia mengikuti Yuki dengan diam-diam. Ia ingin melihat bagaimana caranya Yuki bertahan hidup hanya seorang diri.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Month [END]
ActionM-A-T-I Satu kata yang indah bagi pria aneh bertopi ini...... Ini di tulis dari tahun 2018 dan tidak pernah di REVISI jalan ceritanya. Jadi kalau ada jalan cerita yang ngawur atau sesuatu yang KALIAN TIDAK INGINKAN, harap MAKLUMI!! Jangan membuat sa...