Chapter 36

5.9K 719 34
                                    

Mata bundar dan bulat berwarna cokelat redup milik Yuki kembali menyapu seluruh ruangan, ia memang sudah bosan hanya duduk-duduk saja seperti ini. Apalagi, tuan muda King masih tertidur dengan dengkuran pelan diatas ranjang empuknya.

Bahkan, Yuki terlihat sudah sangat tampan pagi ini. Dia bangun dari lelapnya pukul lima subuh. Setelah memperhatikan Aldo yang masih memejamkan mata beberapa saat, dan tangan mungilnya menarik selimut sampai ke dagu Aldo, Yuki bergegas masuk kedalam kamar mandi, untuk menyelesaikan tugasnya disana.

Biasanya, Yuki mandi hanya seperlunya saja, ketika ia merasa bahwa sudah bersih, dia akan langsung keluar. Namun, berbeda dengan mandi didalam kamar mandi milik seorang 'King'. Yuki terus memutar keran air hangat, kadang ia berdiri, sedikit berputar di bawah pancuran air shower. Kemudian setelah puas, ia akan tertidur santai di dalam bathub. Kadang kaki-kakinya yang ramping akan bermain dengan air.

Setelah satu jam, Yuki berjalan keluar. Dengan pakaian yang kemarin ia kenakan. Dia sendiri lupa untuk membawa seragam dan peralatan sekolah, karena Aldo mendadak membawanya kesini.

Yuki melirik jam dinding, ternyata sudah pukul enam pagi. Ia kembali duduk disisi ranjang, membelai bulu-bulu halus dan wangi milik si kembar yang masih tertidur saling tumpang tindih. Kemudian, pupilnya melirik Aldo yang mengerang mengubah posisi. Sepersekian detik selanjutnya, Aldo kembali mendengkur pelan. Kini, tangan mungil Yuki mulai menarik lagi selimut sampai ke dagu Aldo.

Karena ia sudah sangat bosan, dan tidak berani membangunkan Aldo, langkah kaki Yuki menuruni anak tangga. Turun kebawah, meskipun disana masihlah sepi, dan lampu-lampu masih menyala disetiap ruangan, akhirnya Yuki duduk di sofa. Matanya terus menari-nari kesana kemari.

Tidak lama, lampu-lampu yang menyala padam dengan sendirinya. Yuki tidak tahan untuk melihat kebelakang. Dan benar, pelayan datang ke arahnya membawa nampan berisikan susu coklat hangat.

"Tuan Yuki, anda sudah bangun pagi-pagi sekali.... Silahkan, selagi masih hangat."

"Terimakasih." Ucap Yuki sopan.

"Kalau perlu apa-apa jangan sungkan panggil bibi Lia dibelakang."

Yuki mengangguk pelan.

Setelah mendapatakan anggukan, pelayan menekan remote untuk menyalakan tv. Setelahnya pergi.

Jadi, pagi ini, Yuki sedang menikmati tontonan kartun yang baru pertama kali ia lihat, kemudian mulutnya yang mungil dan bibirnya yang basah menyeruput susu coklat hangat.

Terkadang, ketika Yuki mendapatkan sesuatu luar biasa seperti ini, ia selalu menepuk-nepuk pipinya, atau mencubit pahanya. Ingin menyadarkan apakah ia sedang bermimpi atau ia sedang mabuk? Namun, setiap cubitan itu terasa menyakitkan. Dan sekarang ia sadar, beberapa hari yang membahagiakan ini adalah nyata, dia sama sekali tidak sedang bermimpi.

Setengah gelas susu coklat hangat telah masuk kedalam perutnya, sebelum Yuki mengambil gelas lagi untuk di minum. Datang orang tua Aldo.

Jasmine terlihat sangat cantik sekali, dengan riasan naturalnya, serta rambutnya digelung kebelakang. Gaun panjang putih tulang yang ketat membentuk lekuk indah pinggulnya, dan juga satu tas lucu berwarna gold dengan gantungan pom-pom dipergelangan tangannya. Berjalan bergandengan, dengan Gustav yang memakai setelan jas hitam dan putih, wajah tegasnya memancarkan siluan ketampanan, dengan rambut basah pomade disisir kebelakang. Bahkan arloji bermerk yang melingkar dipergelangan tangan kirinya menambah kewibawaan.

Terlihat sangat serasi.
Disegani namun begitu rendah hati.

"Udah bangun sayang?"

Untuk memberi rasa hormat, Yuki berdiri dan tersenyum tulus.

One Month [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang