Spesial Chapter 4.

7.5K 721 144
                                    

"Yuki!! Makan obat dulu!"

"Nggak mau, aku udah sembuh. Ini udah sebulan. Aku bosan makan obat terus."

"Jangan mentang-mentang kamu udah sembuh total. Ini buat cegah.. Kemari kamu, Sanjii!!"

"Nggak! Nggak! Nggak! Nggak..."

Dua pria masih terus berlari-lari didalam apartemen ini. Yuki yang tidak ingin, dan drHans yang selalu memaksa.

Sampai William sudah sangat rapi, proses kejar mengejar masih belum selesai. Ia memakai pakaian ciri khasnya lagi. Dengan kaos polos nevy didalam, dibalut dengan kemeja putih dibiarkan terbuka. Juga celana pendek selutut, kalung cincin setia menggantung dileher jenjangnya.

"Gemaa... Buruan!!." Teriak Will sambil berjalan ke arah sofa.

"Yaa.... Sebentar.... Pake baju dulu..."

William duduk disofa, dan masih terus diputari oleh Yuki juga drHans. Sudah sering kebiasaan ini terjadi. Dua minggu yang lalu, ketika Yuki sudah mulai berontak tidak ingin makan obat.
Terkadang, yang berhasil membujuk Yuki untuk mau minum obat adalah William dan Aldo. Namun sekarang, Yuki sudah kebal dengan rayuan-rayuan maut dari mulut mereka, dan tentu saja, membuat William juga Aldo menjadi frustasi...

"Popooo......."
Teriak seseorang dengan keras diambang pintu. Masih menggunakan seragam sekolah dengan kumplit.

Yuki refleks berhenti dari larinya. Menatap orang itu, dan bertanya.
"Apa? Kenapa udah pulang!?"

Sekarang, karena keras kepala yang Aldo punya, Yuki menjadi sudah terbiasa dengan nama panggilannya itu.
"Hehehe. Ada yang lupa."

Alis Yuki berkerut.
"Lupa apa!?"

"Lupaaaaa, kalo hari ini ada Sejarah. Yeeeaaaayyyy merdekaaa!!!" Kata Aldo energik.

Aldo melempar tubuhnya disamping William yang sedang menonton tv.

"Kamu bolos lagi!?"
Tanya Yuki tidak suka, ia berdiri didepan Aldo sambil berkacak pinggang.

Aldo juga berdiri didepan Yuki. Kemudian ia membungkuk, karena Yuki lebih pendek darinya. Satu tangan Aldo membelai-belai kepala Yuki yang mulai tumbuh rambut cokelatnya.
Tersenyum manis. Membuat Yuki yang tadinya menatap, sekarang mulai menunduk kebawah.

William mengambil remote, dan menekan tombol untuk menggantikan chanelnya. Kemudian ia berbicara dengan nada mengejek.
"Ada orang yang tersengat ubur-ubur lagi nih..."

Yuki mendongak. Pipinya merah merona.
"William nih..."

DrHans mengedip-ngedipkan matanya ke arah Aldo. Memberi isyarat, karena ia juga tau. Kalau masalah Yuki, bisa Aldo tangani, meskipun masih terlalu sulit.

Hap!!

Aldo memeluk Yuki erat, dan drHans langsung mengayun-ngayunkan 5 obat, berbeda warna dan bentuk disebelahnya.

"Bukaa mulutnyaa Popo..." Kata Aldo menggoyangkan dagunya ke bahu Yuki.

"Nggak!! Nggak mauu..." Yuki menggeleng.

"Ayoo... Katanya mau cepat sekolah. Minum dulu..."

Yuki terus menggeleng, dengan mengatupkan mulutnya rapat-rapat...

"Obatnya kasihin sama Govindo. Nihhh... Govindo aku kasih obat maniss lagi..."

"Kasih aja.. Semuanya buat Govindo."

"Hah!" William mengeluarkan nafasnya kasar. Kemudian, ia menoleh ke arah Yuki yang diapit oleh Aldo, membuat Yuki berontak, dan Aldo masih dengan pancaran indah disekelilingnya bisa memeluk Yuki, tanpa Yuki mengeluarkan kata-kata kutukan.

One Month [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang