Chapter 7

8.7K 999 36
                                    

Aldo begitu terkejut, melihat Yuki yang tidak melawan, ia malah terpejam, menikmati amukan dari preman sialan itu. Apakah Yuki selemah itu? Setidaknya dia berlari ketika tangan preman menyentuh hoodienya. Bukan hanya diam saja seperti barusan. Bagaimana dia ini? Bisa jadi besok atau lusa dia mati jika terus mendapatkam amukan preman-preman.

Lalu, apa ini? Ini rumahnya? Bagaimana mungkin? Tidak ada apa-apa didalamnya, hanya ada kasur yang tergelatak ditengah ruangan. Ahh sungguh, orang ini hidup dengan caranya yang aneh.

Ia sudah berjalan sangat jauh. Namun masih belum sampai ditempat tujuannya. Kemana dia pergi? Mengapa dia tidak istirahat dirumah setelah pulang sekolah? Ia hanya minum air lalu pergi begitu saja.

Makan siang? Ahh iya, ia begitu kurus, pasti ia lupa akan makan. Anak ini, sangat ceroboh tentang kesehatan.

"Hei, kamu mau kemana? Kenapa pergi nggak makan dulu? Kalo kamu sakit baru tau rasa!"
Aldo mencoba bertanya tentang apa yang ada didalam pikirannya seraya menyesuaikan kakinya. Jika Aldo berjalan pelan, ia pasti sudah ditinggal sangat jauh.

"Aku memang sudah sekarat!" Ucap Yuki, mungkin yang ia lontarkan barusan kepada angin, karena jalannya tetap tidak berhenti juga ia tak repot-repot melirik orang yang Membuntutinya.

Aldo berlari menatap Yuki didepannya, jalannya mundur. Apa yang baru saja ia dengar begitu jelas, meski Yuki menjawabnya sangat pelan. Ia harus mempertanyakannya.

Harus!

"Apa maksud kamu udah sekarat? Kamu sekarat karena dipukuli preman?" Tanya Aldo, alis sebelah kanannya terangkat.

Yuki menyingkirkan tubuh Aldo kasar dengan satu tangannya, ini sudah siang. Ia harus cepat sampai di tempat kerja, kalau telat, seorang ketua kelompok akan memotong gajinya.

Sesudah sampai, Yuki langsung mengambil sapu dijalan, dan langsung menyapukan jalanan.
Tanpa istirahat lagi, ia terus menyusuri bahu jalan. Sesekali sampah plastik ia kumpulkan. Lumayan, untuk membeli sepatu, yang sekarang panasnya aspal sudah bersarang ditumit kakinya.

Mata Aldo melebar. Yang benar saja, Yuki seorang lelaki, menyapu jalan? Ia tidak malu? Kenapa ia tidak bekerja sebagai pelayan saja? Jelas sekali itu didalam ruangan. Bukan panas-panasan seperti sekarang.

Ahh Yuki, IQ mu sudah habis dengan mata pelajaran.

Aldo duduk berselonjor dibawah pohon besar, memijit-mijit kedua kakinya, perjalanan untuk sampai kesini sangat jauh sampai baju seragamnya basah akibat keringat.

Sudah beberapa jam Aldo melirik Yuki yang sepertinya asyik menyapu jalan, menjauhi jalan yang sudah bersih didepannya. Aldo sudah berdiri, berjongkok, naik kepohon besar. Dan berselonjor lagi. Hari bahkan sudah semakin sore, dan Yuki belum juga selesai bekerja.

Karena angin sore yang menenangkan, Aldo bersandar dipohon. Tidak terasa, rasa ngantuk mulai memburamkan pandangannya. Ia tertidur cukup lama.

Setelah membuka matanya lagi, Yuki masih menyapu jalan. Apa-apaan dia ini? Ini sudah hampir petang, dan Yuki masih sibuk dengan sapu ditangannya? Kapan dia akan berhenti?

Aldo berkacak pinggang, sambil berjinjit untuk melihat punggung Yuki dengan hoodienya.
Tiba-tiba sebuah tepukan dibahunya ia rasakan. Lalu membalikan tubuhnya, melihat siapa yang menepuk bahunya.

"Kamu temannya Yuki?"
Tanya wanita yang Aldo bisa prediksi mungkin wania itu baru berusia 40an. Karena kerutan di wajahnya belum terlalu banyak.

Aldo mengangguk.

Bu Memey duduk dibawah pohon, dan Aldo pun duduk bersebalahan dengannya.

"Ibu nggak pernah lihat Yuki bawa siapapun kesini, selama ia kerja." Ucap bu Memey memulai percakapan.

Pupilnya yang lelah melihat sosok Yuki yang sedang berjalan mendekat.

"Emangnya, Yuki udah berapa lama jadi seorang penyapu jalanan?" Aldo bertanya, matanya menelisik netra bu Memey, seketika Aldo pun melihat kemana arah mata bu Memey, ternyata netranya melihat Yuki yang berjalan tanpa henti, tanpa lelah.

"Kurang lebih udah enam tahun." Jawab bu Memey menoleh Aldo. "Dulu pertama dia ingin bergabung, usianya mungkin masih sebelas tahun." Jawab Bu Memey sambil mengipasi tubuhnya dengan topi khusus.

Aldo lantas terkejut.
"Enam tahun? Kenapa Yuki udah kerja di usia muda?"

"Ibu nggak tau. Yang ibu tau, Yuki nggak punya siapapun. Mungkin, dengan bekerja seperti ini ia bertahan hidup."

Aldo menatap tidak percaya, ia sudah berkata kasar kepada Yuki. Maksudnya ia pernah bilang bahwa Yuki adalah anak Mami, atau ia takut dimarahi orang tua. Ternyata, Yuki hidup sendiri. Sejak dari kapan katanya? Dari usia sebelas tahun? Pada saat usia itu, Aldo mendapatkan sepeda motor, dan laptop baru hadiah ulang tahun dari Appa'nya.

Sedangkan Yuki??

Memikirkannya saja, membuat Aldo berkeringat.

Aldo menatap punggung Yuki yang sedang menunduk, sepertinya ia mulai merasakan lelah, akibat berjalan sangat jauh.

"Bu, Yuki siswa paling cerdas disekolah kami, ia terus memenangkan penghargaan dari berbagai mata pelajaran. Ia juga sering mengalahkan kakak kelas dengan bahasa Inggrisnya. Kenapa ia memilih pekerjaan ini daripada yang lain?"

"Ibu juga dulu bilang begitu. Yuki masih sangat muda, kenapa ia mau menyapu jalan yang dikerjakan oleh sekelompok ibu-ibu?" Bu Memey menoleh sekelompok anak-anak sekolah akan menyebrang jalan. Lalu kembali menatap Aldo "Apa kamu ingin tau Yuki jawab apa?"

Aldo mengangguk dengan mantap, pendengarannya ia tajamkan. Ia ingin mendengar penyebab Yuki bertahan dengan pekerjaan ini.

"Dia bilang. Jika kerja dijalanan, mungkin saja, ia bisa bertemu dengan orangtuanya."

Seperti sebuah roket menghantam tepat dijantung Aldo. Rasanya begitu sakit, rasanya sangat menyakitkan. Aldo tidak terbayangkan jika ia harus kehilangan orangtuanya. Aldo tidak merasakan betapa Yuki begitu terluka dengan semuanya.

Ternyata.... Yuki, selalu bersembunyi dalam diamnya.

Ketika akan bertanya lebih dalam lagi. Yuki sudah berjalan tepat didepannya, mengambil kotak nasi disamping bu Memey, menyimpan sapu. Dan pergi meninggalkan Aldo tanpa meliriknya.
Aldo dengan cepat-cepat mengikuti Yuki. Ia melambaikan tangannya kepada Bu Memey. Lalu, menyeimbangkan langkahnya dengan langkah Yuki.

Tbc.

One Month [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang