5. Pertemuan

4.1K 500 17
                                    

Albertus Pradipta William.....

Lelaki berbadan tinggi, dengan penampilan yang sedikit nyentrik....

Hidup seorang diri, ketika kedua orangtuanya memilih menjalani hidup masing-masing...

William....

Nama panggilannya....

Sedang berkuliah jurusan ekonomi di salah satu universitas yang megah....

Berusia 20 tahun....

Hidupnya cuek...

Masa bodoh...

Datar.....

Ketika kedua orangtuanya sudah berkeluarga....

William jarang sekali untuk bertemu...

Bagi William yang penting adalah uang...

Ia tidak mempermasalahkan apapun...

Karena kedua ego masing-masing orangtuanya yang memisahkan mereka...

Ia di beri apartemen....

Mobil....

Semua fasilitas....

Dan lambat laun...

Yang tersisa hanyalah apartemennya saja....

Apapum yang berhubungan dengan uang, ia belikan untuk minum-minum penghilang stres nya....

*

Disuatu hari. Saat ia akan pergi ke club malam, Will berjalan dengan santai melewati gang. Karena Apartemennya sudah menjadi milik orang lain, kalah taruhan judi dengan sahabat judinya....

Ia tinggal dirumah sewa yang sangat sederhana...

Ia berjalan mendekat, seperti ada siluet yang sedang berjongkok lalu berdiri. Padahal, malam ini sudah pukul satu malam.

"Hei!" Teriak Will.

Si kecil menoleh, lalu mundur beberapa langkah.

"Aah brengsek.. Ternyata bocah.. Aku pikir kamu setan. Sedang apa disini!? Apa orang tuamu nggak nyariin? Pulang sana. Jangan jadi anak durhaka!" Kata William berjalan semakin dekat.

Si kecil terus berjalan mundur sambil menunduk tidak menatap, bahkan kakinya sudah bergetar hebat.

"Minggir. Jangan halangin jalan. Ehh, di gang sini ada hantunya... Dia juga lagi suka makan anak kecil.. Pulang, pulang. Nggak takut apa sama hantu!?"

Si kecil tidak menjawab satu pun pertanyaan itu. Yang sekarang ia takuti adalah orang dihadapannya ini.

"Ahh. Sudahlah. Bocah kurang ajar!."

Will melanjutkan langkahnya kedepan dan meninggalkan lelaki kecil itu dengan suasana yang gelap gulita.

Tiada hari tanpa berkumpul, dan meminum minuman keras. Ia merasa bahwa orang tuanya tidak menyayanginya. Karena sekarang kedua orangtuanya tidak pernah bertanya kabar. William merasa beban hidupnya sangat berat. Lalu, cara yang tepat untuk melupakannya adalah?

Tantu saja, dengan minuman keras seperti ini..

Atau bermain dengan wanita-wanita di jalanan..

Bahkan, kuliahnya pun tidak penting baginya.

Semua hidupnya berantakan....

Yang terpenting adalah, bagaimana caranya agar dirinya tidak merasa kesepian..

One Month [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang