Spesial Chapter 2.

6.8K 752 91
                                    

Ya....

Mata indah itu akhirnya bisa terbuka, meskipun masih teduh dan sayu.
Namun, percayalah...

Dia sedang tersenyum tipis.
Senyum manis yang membuat semua orang menangis bahagia....

Yang membuat semua orang berada disana mengerubuni pria mengagumkan ini.....

Termasuk wanita yang bernama Ella.

Dia tengah berusaha untuk masuk dan berdekatan dengan Yuki. Namun, kaki Aldo selalu menjauhkannya. Mendorong kursi roda agar tangannya yang kotor tidak menyentuh sibidadari ini....

"Popo... Papap takut banget Hikss..... Syukurlah, Papap bisa liat lagi lesung pipi itu...."
Tangannya yang besar terus membelai kening Yuki. Mengusapnya selembut mungkin.
Dan kening itu perlahan menghangat...

"Yuki..... Tante sangat khawatir.... Selamat datang kembali sayang....."
Yuki menatap Jasmine, lalu kembali tersenyum. Juga ia tersenyum kepada Gustav yang kini ia sedang menepuk-nepuk bahu istrinya yang sudah tersedu....

"Kamu hampir membuatku gagal menjadi seorang dokter....
Yuki.... Perjuanganmu nggak sia-sia"
Yuki berusaha untuk mengangguk, dan ia berhasil mengangguk lemah dengan senyum yang belum pudar....

"Kami merindukanmu disekolah..... Syukurlah Yuki, kamu bisa lihat teman-teman disekelilingmu lagi...."
Ucap pak kepala sekolah, membelai pucuk kepalanya yang botak. Ia juga tersenyum manis....

"Yuki... Yuki nggak boleh kerja jadi penyapu jalan lagi, ya?"
Tangan bu Memey mengusap lengan Yuki. Dan Yuki dengan cepat menggeleng tidak mau.

"Tinggalah bersama kami. King pasti senang, dan Yuki nggak perlu kerja lagi..." Gema mengusulkan, dibalas anggukan penuh semangat oleh Aldo.

Yuki masih menggeleng tidak mau.
"Ya Yuki... Biar kamu tinggal dengan keluarga Om Gustav.. Kamu harus jaga kesehatan.." Imbuh Bian.

"Ya sayang... Tinggalah bersama kami.... Tante sangat senang jika Yuki setuju..." Jasmine meyakinkan.

Entah harus jawab apa. Sebenarnya Yuki tidak ingin, ia lebih mencintai gubuknya...
Dan dia merasa tidak perlu bantuan siapapun disana.
Entahlah, Yuki hanya sudah terbiasa dengan istananya sendiri.

Tapi, tunggu...
Mengapa ada yang kurang?

Yuki terus melirik kesana kemari. Mencari-cari sesosok yang sangat ingin ia temui. Tapi ia tidak terlihat.
Tidak ada sosoknya dikerubunan orang-orang ini...

Lalu, setelah beberapa detik terus mencari. Akhirnya. Yuki bisa lihat diantara celah orang-orang.

Ya... Pria itu sedang merokok, dan pandangannya terus menatap keluar jendela, membelakanginya...
Akhirnya, semua orang disana membuka jalan pandang Yuki.
Mereka tau, bahwa tatapannya yang lega ketika Yuki berhasil menemukan seseorang yang ia cari adalah kepada pria dibelakang mereka.

Semua orang menatap tertuju kepada pria tenang itu.
Dan Yuki menatap heran, mengapa dia duduk membelakanginya!? Padahal, Yuki ingin sekali bertemu dengannya setelah bertemu dengan Aldo.

"William." Panggil drHans.
Padahal, selagi Yuki berusaha membuka matanya, William adalah orang pertama yang menangis, terus mengusap-ngusap tangannya, menenangkannya. Bahkan mungkin, William sedang menguatkannya.
Namun, setelah Yuki terbangun, dia berjalan ke arah jendela, dan menyalakan rokok. Duduk tenang, ditengah-tengah gelapnya malam hari yang berintikan air hujan....

Sebenarnya, entah apa yang ada didalam fikiran William....

Mendengar namanya dipanggil, William langsung membuang puntung rokok kebawah, lalu kedua tangannya mengusap-ngusap wajahnya.

One Month [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang