Aldo benar-benar mati ditempat. Telinga dan fikirannya tidak bisa menerima semua kenyataan yang terjadi pada Yuki. Bukan saja kehidupannya yang sulit. Tetapi, penyakit menyeramkanpun hinggap ditubuhnya sudah lama sekali.
Bagaimana mungkin ia begitu bisa menyembunyikan sesuatu yang menakutkan. Bagaimana ia bisa bertahan dalam kondisi seperti ini?
Aldo seperti kehilangan nyawanya, ia tidak ada tenaga, fikirannya buntu. Yuki berjuang seorang diri demi hidup. Meskipun Aldo tahu, ketika preman menyiksanya ia selalu saja menikamatinya.
Separah inikah kehidupanmu?
Yang bisa Aldo lakukan hanyalah menangis dan menangis. Ia terlalu terkejut mendapati petir yang tiba-tiba menyambarnya.
Menangis meratapi penyesalan. Mungkin saja, ketika Yuki pulang, ia ingin sekali untuk istirahat dari kejamnya dunia. Dan Aldo sendiri yang memperburuk keadaannya.Kini, tubuh letih itu terbaring didepan mata Aldo. Dengan tabung oksigen di mulutnya, beberapa selang menancap di dadanya. Tangannya yang putih pucat seakan menggambarkan bahwa ia sangat lelah. Lalu wajahnya yang teduh sayu seperti memikul beban berat. Aldo tidak bisa merasakan semua penderitaan Yuki selama ini.
Yang ia tahu, bahwa Yuki adalah lelaki aneh, dengan hoodie dan topi merah yang terus menempel ditubuhnya.Dan sekarang...
Sekarang Aldo tahu, alasan Yuki selalu memakai topi. Ia ingin menyembunyikan kepalanya. Mungkin ia malu, ketika semua orang melihat hari demi hari helaian rambut itu berjatuhan.
Lalu hoodienya...
Aldo tahu, bahwa Yuki juga menyembunyikan bekas luka-luka disekujur tubuhnya, juga bintik-bintik merah yang menutupi setiap inchi kulitnya. Ketika penyakitnya datang.Yuki.....
Alasanmu sungguh menyakitkan.
Mengapa dia tidak bicara saja tentang semuanya?
Bukankah semua orang akan bersimpati kepadanya?
Tidak menutup diri seperti ini....
*
Aldo masih setia terisak disamping Yuki.
Sampai pagi ini pun, ia tidak ingin beranjak menjauh.
Hanya untuk mengisi perut saja, Aldo tidak kuasa.
Matanya membengkak, dan pandangannya buram.
Namun, penglihatannya terus mengawasi bibir, nafas, hidung, juga matanya yang tertutup. Bahkan jakunnya tetap dalam pengawasan mata buram Aldo.
Tiba-tiba, suara pintu terbuka dengan keras, seperti seseorang telah menendangnya.
"Yuki...... Yuki....... Kenapa jadi seperti ini....? Minggir kamu!!" Kata orang itu, menyingkirkan Aldo dengan kasar.
Tangannya yang besar membelai wajah putih pucat dengan lembut. Lalu, airmatanya berjatuhan diantara sprei.
Aldo mendongak, dua detik selanjutnya, ia menghampiri pemuda itu dengan sangat marah.
"Brengsek!! Siapa kamu, hah? Jangan sentuh Yuki-ku!!!" Teriak Aldo tidak kalah mendorong lelaki itu dengan kasar.
William tersandung, lalu dengan amarahnya dia menunjuk Aldo.
"Apa maksudmu? Kamu yang pergi!!!" Tangannya kembali memegang tangan Yuki yang sedang di infus, menciuminya dengan penuh sayang.
"Yuki.... Bangun Yuki..... Kamu harus kuat..... Bertahanlah."
Aldo berdiri tegak dengan kepalan tangannya. Ia mendorong William menjauh dari Yuki, lalu kakinya ditendang penuh marah.
"Aku bilang jangan sentuh Yuki-ku!! Kamu yang bawa dia kan?? Dan dia menjadi seperti ini!! Apa yang telah kamu lakukan dengan Yuki, hah?" Aldo berteriak, dengan menarik kerah baju William, sampai kancing kemejanya terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Month [END]
AçãoM-A-T-I Satu kata yang indah bagi pria aneh bertopi ini...... Ini di tulis dari tahun 2018 dan tidak pernah di REVISI jalan ceritanya. Jadi kalau ada jalan cerita yang ngawur atau sesuatu yang KALIAN TIDAK INGINKAN, harap MAKLUMI!! Jangan membuat sa...