"Siapa kamu?"
Bian sedang memperhatikan wajah Yuki menelitinya sedalam mungkin. Dulu, ia sangat suka sekali dengan tahi lalat kecil diujung atas bibir Yuki yang selalu basah. Sangat cocok dan pas dengan bentuk wajahnya, juga sikap datar dan dinginnya. Namun sekarang, tahi lalat kecil itu perlahan samar, dengan wajah Yuki yang semakin hari semakin putih pucat.
Ia tidak menyangka sama sekali, mendapat kabar buruk dari pelayan Aldo.
Ya... Bian sangat penasaran kenapa Aldo tidak sekolah selama dua minggu. Padahal, Aldo tidak suka jika berlama-lama diam dirumah besarnya hanya seorang diri. Yang Aldo sukai adalah membolos dijam-jam tertentu. Lalu kembali kedalam kelas untuk melanjutkan membully.
Bian sempat singgah dikelas Yuki, namun ia juga tidak melihat sesosok pria aneh bertopi itu. Dan temannya mengatakan, kalau Yuki sudah tidak masuk kelas selama dua minggu pula, tanpa keterangan apapun.
Ketika sampai dirumah Aldo, yang menyambut hanya pelayannya. Ia memberitahukan bahwa Aldo menemani Yuki yang punya penyakit kanker stadium akhir, dan tidak pernah pulang. Sekalipun ia pulang, hanya mengambil pesanannya saja, tanpa mandi, tanpa istirahat, tanpa makan, dan tanpa berbicara apa-apa, lalu pergi dengan terburu-buru.
Dan kini, Bian menyesal, ia selalu meremehkan Yuki, ia selalu membullynya. Terkadang jika Bian bosan, ia akan bertingkah seperti Yuki, mengejeknya.
Yuki selalu jadi bahan tertawaan bagi mereka semua.Namun ia hiraukan. Yuki tidak pernah menanggapi para anjing-anjing brengsek disekolahnya. Mereka memang tidak melakukan kekerasan, namun mereka selalu mencemoohnya.
Melihat Yuki yang tergeletak seakan tidak bernyawa. Membuat Bian semakin terluka.
"Ohh... Perkenalkan, aku Bian, teman Aldo dan Yuki." Jawabnya, ketika melihat mata tajam mengarah kepada Bian. Seorang lelaki datang yang tidak kalah kurus dan kusutnya.
"Dimana Aldo?" Tanya pemuda itu.
"Aldo...." Bian menunjukan wajah yang mendung. "Dia dikamar sebelah."
William sudah duduk tenang dan menyalakan rokok ditepi jendela. Setelah menghembuskan asap rokok keatas. Ia bertanya.
"Sedang apa dikamar sebelah?"Tatapan Bian kembali melihat wajah Yuki yang teduh sayu.
"Dia pingsan karena kelelahan."Mendengar itu, William tiba-tiba mematung, matanya membulat dengan sempurna. Lalu tatapannya menerobos seorang lelaki yang sedang duduk disamping Yuki.
"Pingsan? Sudah berapa lama?" Tanya Will tidak kalah khawatir.
"Ya.... Kata dokter dia terlalu mengabaikan lapar dan kelelahan. Sudah tiga hari. Namun sampai sekarang, dia belum sadar." Jawab Bian mulai berani menoleh lelaki tinggi ini.
William tentu saja terkejut. "Tiga hari?"
Bian hanya mengangguk halus.
William menyentil rokok kebawah. Dengan cepat, kakinya berlari dan pergi menuju kamar yang Aldo tempati.
Saat membuka pintu, kini seorang lelaki yang selalu menggunakan jeans panjang, sendal jepit, juga baju hitam, berganti seragam, sama seperti yang Yuki kenakan sekarang.
Matanya yang selalu menangis, kini tertutup.
Tangannya yang selalu bergetar ketika menyentuh Yuki, kini tersimpan dengan baik disamping.
Tubuhnya yang selalu duduk disamping Yuki, kini tertidur dengan tenang.
William mendekat, duduk disamping jendela. Tanpa merokok, dia menatap Aldo dengan hembusan-hembusan nafasnya yang beraturan.
"Ck! Aku nggak tau, ternyata kamu sebodoh ini. Lihat sekarang keadaanmu. Aku pernah menyuruhmu untuk pulang saja, biar aku yang menjaga Yuki. Kamu sama keras kepalanya!!"
Will berdiam diri disana sampai dua jam. Entah apa yang sekarang ada didalam fikirannya. Namun, keadaan nampaknya tidak pernah berpihak kepada mereka. Memang mustahil jika Yuki bangun. Namun, ia juga harus percaya kepada keajaiban. Mungkin saja, Yuki tiba-tiba bangun lalu tersenyum.
Ahh..... Siapa yang menyangka....
"Kamu kemana saja?" Tanya drHans yang masuk bersamaan dengan suster untuk mengganti labu infusan yang habis.
"Aku nggak kemana-mana. Hanya duduk saja." Jawabnya dengan nada acuh tak acuh.
"Aku nggak melihat kamu selama tiga hari." Kata drHans jujur.
William berjalan ke arah sofa dan duduk bersebelahan dengan drHans. Setelah suster pergi William kembali bertanya, menunjuk Aldo dengan dagunya.
"Kenapa dia?"
"Nggak ada yang harus kamu khawatirnya tentangnya. Dia lagi tidur. Setelah bangun dia akan kembali berenergi." Jawab drHans ketika melirik Aldo yang sangat tenang saat tertidur.
William mengangguk. Tidak lama, dia berdiri dan berjalan keluar ruangan.
Sebelum menarik daun pintu, William menoleh sedikit.
"Cepatlah sembuh, Yuki menunggumu."Setelah kembali keruangan Yuki.
Temannya masih setia duduk disamping Yuki. Sama persis seperti yang selalu Aldo lakukan.Kemudian, Will mengambil rokok dan menyalakan pemantik api. Dia sudah duduk disamping jendela.
Tanpa melirik, Will bertanya.
"Apa si Aldo punya orangtua?"Bian menengadahkan wajahnya melihat William.
"Ya, dia punya. Orangtua Aldo lagi diJepang. Dua hari kedepan akan pulang."William mengangguk, lalu menghembuskan asap rokok keatas.
"Sudah berapa hari kamu terjaga?"
Tanya William. Dia takut kalau nanti lelaki ini akan sama seperti Aldo, berakhir diranjang pasien."Aku selalu tidur kalau ngantuk. Setelah pulang sekolah, aku selalu kemari dengan Anton. Dia jaga Yuki, dan aku menjaga Aldo. Ketika malam, Anton pulang. Dan aku menjaga Yuki. Aku nggak bisa meninggalkannya sendirian." Jawab Bian jujur.
Ya William....
Lihatlah....
Banyak orang-orang yang mengkhawatirkan Yuki bukan?
Satu persatu, orang yang perduli padanya terlihat.
Dan kamu Yuki....
Cepatlah bangun.
Kamu akan terkejut.
Melihat banyak sekali orang yang mulai perduli padamu.
Kamu tidak akan sendirian lagi, seperti enam tahun atau beberapa tahun kebelakang, duduk memeluk diri sendiri. Hanya bertemankan sepi.
Kamu tidak akan merasakan kekerasan preman keparat, kebencian dunia, seperti yang selalu kamu rasakan.
Ayoo....
Bangunlah....
Buatlah orang-orang terdekatmu melihat lagi senyum manismu.
Tbc.
Mungkin, chapter selanjutnya 80% dialog, 20% narasi..
KAMU SEDANG MEMBACA
One Month [END]
AksiM-A-T-I Satu kata yang indah bagi pria aneh bertopi ini...... Ini di tulis dari tahun 2018 dan tidak pernah di REVISI jalan ceritanya. Jadi kalau ada jalan cerita yang ngawur atau sesuatu yang KALIAN TIDAK INGINKAN, harap MAKLUMI!! Jangan membuat sa...