Sudah lima hari, Aldo berangkat sekolah karena paksaan dari semua orang agar ia terlihat sedikit lebih hidup. Meskipun Aldo enggan, ia masih berangkat.
Jasmine selalu datang berkunjung setiap hari. Dari sore, pulang pagi untuk mengajar. Dan juga teman-teman kelas Yuki setiap hari pulang sekolah bersama Aldo akan singgah sebentar, untuk menantikan kabar yang bagus dari dokter. Bahkan, setiap hari juga teman-teman Yuki dari penyapu jalan akan mampir, sekedar bertanya, bagaimana keadaannya sekarang.
Juga setiap hari, setelah sampai dirumah sakit. Aldo akan langsung bercerita kepada Yuki tentang yang terjadi hari ini, mengajaknya berbicara, seakan Yuki pasti mendengar.
Seperti hari ini....
Aldo dan teman-teman yang lain sudah masuk, lalu William pergi begitu saja. Terlihat sangat jelas, kelelahan menyeruak ditubuhnya. Namun entah mengapa, William selalu bertahan, tidak tumbang.
Aldo duduk disamping Yuki, dan yang lainnya duduk disofa bersama Bian.
Tangan Aldo yang hangat menggenggam lengan Yuki yang dingin. Pupilnya mulai menatap dalam diwajah Yuki."Popo.... Maaf papap pulang telat, hari ini ada ujian harian...
Tadi, Pak kepala sekolah dan guru pembimbing bilang, besok akan jenguk Popo...
Siapin senyum Popo yang paling manis, oke?." Tangannya membelai mesra kening Yuki.*
Keesokannya, setelah pulang sekolah, Aldo dan yang lainnya berjalan untuk pulang. Memang sengaja, selama ini, Aldo selalu berjalan kaki. Sedikit menghirup udara gersang disiang hari.
Saat dijalan, ia melihat sesosok pria yang tidak asing, berjalan dengan langkah yang gontai tidak stabil, sesekali tubuh itu berhenti dibahu jalan, memegang pohon rindang. Mungkin, untuk mengistirahatkan tubuhnya.
Tangannya memegang sekantong penuh kantong belanjaan, dan tangan satunya mengapit rokok.
"Bian, sini!" Teriak Aldo.
"Ada apa?" Jawab Bian yang daritadi sedang berbincang dengan Anton. Berjalan kebelakang, karena langkah Aldo sangat pelan.
"Pulang duluan... Nanti, aku nyusul." Kata Aldo tanpa menatap Bian.
"Kamu mau kemana? Do, jangan bertindak gegabah, kita semua juga sama mengkhawatirkan Yuki. Yuk, pulang bareng saja." Jawab Bian mengguncangkan tubuhnya sedikit keras.
"Idiot! Aku kesana sebentar." Jawabnya menunjuk salah satu toko kue.
Bian mengangguk, lalu melambaikan tangan kepada Aldo.
"Cepatlah pulang. Yuki menunggumu.""Ya... Titip salam untuk Popo-ku."
Setelah melihat Bian menjauh, Aldo dengan langkah yang mengendap-ngendap terus mengikuti lelaki didepannya. Sebenarnya, Aldo ingin sekali membantu William berjalan, lihatlah kedua kakinya yang terus bergetar, dan keringat dingin membanjiri seluruh tubuhnya. Namun, Aldo tahan, ia penasaran selalu kemana William pergi selama ini. Dan mengapa ia sudah pergi? Padahal, Aldo dan yang lainnya belum sampai rumah sakit. Siapa yang jaga disana?
William terus paksakan langkah kakinya berjalan, ketika ia membelok disalah satu gang, Aldo membisu ditempat. Ini adalah gang kerumah Yuki. Untuk apa dia kesana?
Dan benar, kini, William tengah masuk kedalam gubuk Yuki.
Aldo semakin penasaran, disamping gubuk, Aldo mengintip dicelah-celah kayu yang sudah rapuh. Ternyata, William sedang terlentang tidur dikasur Yuki yang sembab itu, sambil merokok, terlihat tenang sekali ia disana.
Perlahan-lahan, langkah Aldo maju kedepan. Lalu masuk, diam diambang pintu. Aldo sungguh terkejut, sampai matanya membulat dengan sempurna. Ternyata, disana banyak sekali roti-roti yang tergeletak berhamburan dimana saja, hampir menutupi lantai. Aldo masih membisu disana, ia tidak tau harus mundur apa melangkah maju mendekati William.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Month [END]
ActionM-A-T-I Satu kata yang indah bagi pria aneh bertopi ini...... Ini di tulis dari tahun 2018 dan tidak pernah di REVISI jalan ceritanya. Jadi kalau ada jalan cerita yang ngawur atau sesuatu yang KALIAN TIDAK INGINKAN, harap MAKLUMI!! Jangan membuat sa...