Spesial Chapter 5.

10.5K 817 185
                                    

Semua orang mengerubuni pintu pagar. Disetiap kelas berhamburan, bersatu disatu titik.
Seperti sedang menunggu kedatangan seorang raja.
Hari ini adalah hari senin. Namun, upacara bendera belum juga berlangsung. Kedatangan seseorang memperlambat proses ritual setiap Minggunya.

Bahkan, kepala sekolah dan pendiri sekolah berdiri memimpin didepan sana.
Bukan hanya kelas dua saja. Dari mulai kelas 1 sampai 3, mengumpul disini.

Kemudian tidak lama, datang sebuah mobil Yaris hitam yang terparkir didekat gerbang.
Satu persatu para pemuda turun.
Dan yang terakhir, turunlah Yuki dari kursi depan.

Hei...
Tidak ada hoodie dan topi.
Celana dan baju khas SMA juga dasi abunya menggantung dengan rapi disana.

Kulitnya yang terlihat segar.
Rambutnya berwarna cokelat.
Kedua lesung pipinya.
Mata cokelatnya yang bundar.
Juga tas ransel dipunggungnya.
Kebahagiaan, kini datang menerpa kehidupan barunya..

Oh, tampan....

Aldo dengan bangga menggandeng Yuki, dan berjalan berlenggok masuk.
Pendiri sekolah mendekat, tersenyum ke arah Yuki, dan ia memeluknya.

"Saya sudah tau semuanya Yuki.... Reynan, adalah anak saya satu-satunya..." Pendiri sekolah menitihkan air mata seraya mengusap-ngusap punggung Yuki dengan lembut.

Tak terkecuali Yuki.
Semua disana juga tersambar keterkejutan yang luar biasa.
Yuki melepaskan pelukannya, dan ia mencengkram pakaian pendiri sekolah sambil menunduk...

"Pak.... Maafkan Yukii... Maafkan Yuki.... Ini semua salah Yuki..... Jangan benci Ibu Anna.... Dia juga sudah sangat tersiksa...." Kata Yuki dengan tidak tenang.

Tangan besar itu mengusap air mata yang siap tumpah lalu mendongakan pandangannya saling menatap.

"Nak... Kejadian itu nggak ada hubungannya denganmu. Nggak ada hubungannya dengan Anna. Semua kesalahan ada didalam diri Ella. Mari, kita lupakan kejadian-kejadian yang telah usang.... Bapak dan yang lainnya sudah menunggumu disekolah...."

Yukipun melirik William, meminta persetujuan padanya. Setelah William dan dr.Hans tersenyum, Yuki mulai menggenggam lengan Aldo berjalan melewati pendiri sekolah.
Disana, semua murid yang lain mulai berlari menghampiri Yuki, termasuk Bian dan Anton.

"Yukii.... Syukurlah kamu udah sekolah lagi...."

"Yukii.... Kamu keliatan segar..."

"Gimana keadaanmu sekarang?"

"Maaf, aku nggak jenguk kamu lagi..."

"Hei... Orang pintar, selamat datang kembali disekolah...."

Tidak hanya laki-laki yang mendekat, silih memegang lengan Yuki. Para perempuan yang tadinya mengejekpun, kini sudah disampingnya. Aldo sendiri sudah terhempas sangat jauh, akibat dorongan-dorongan dari mereka yang ingin silih menyentuh kulit halus Yuki.

"Bubar!! Bubaar!!!."
Aldo berteriak, ketika melihat Yuki yang terus menerus tersenyum kepada semua orang.
Aldo sendiri harus bersusah payah untuk mendapatkan senyuman itu. Ini tidak adil baginya.

"Heii. Nggak denger aku suruh bubar?!"

"Ituu... Kamu si buncit minggirr jangan pegang-pegang lengan Popo.."

"Ahh siaall... Jangan cubit pipinya........"

Aldo merasa frustasi seraya kedua tangannya sibuk menjauhkan sekumpulan orang-orang tengik dari hadapan Yuki. Namun hasilnya, ia sendiri yang merasa kewalahan.
Dan sang Nyonya Yuki, merasa sangat asyik ditengah lautan orang-orang brengsek itu membuat Aldo semakin geram.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

One Month [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang