Chapter 29

6.4K 771 22
                                    

Yuki terbangun dari lelapnya. Ia sedikit terkejut, kepalanya dengan nyaman bersandar di bahu Aldo. Dan kepala Aldo pun bersandar dengan nyamannya. Aldo tertidur disamping Yuki, dengan headset mereka berdua masih tersimpan rapi di telinga.

Tangannya mulai melayang diatas, mencoba menyingkirkan kepala Aldo yang bersandar. Yuki sudah mulai kesemutan dengan posisi seperti ini.

Namun, melihat kepala Aldo yang terguncang-guncang karena masih diperjalanan, ia urungkan begitu saja.

Akhirnya, Yuki terus menatap keluar jendela, dengan perasaan yang sulit diartikan.

Hidungnya, terus mendapatkan kewangian dari aroma parfum Aldo.

Membuat Yuki betah berada disisinya.

Tidak lama, mereka sampai di gerbang sekolah.

Dengan kasar, Yuki membangunkan Aldo. Menampar-nampar wajahnya.
Aldo bangun dari mimpi indah. Ia mengucek-ngucek kedua mata, melihat ke arah Yuki sambil menguap malas.
"Ada apa Popo usap-usapin Papap?"

Yuki menjitakan kepala Aldo dengan kuat. Dan tangan Aldo beralih meraba-raba kepala yang sudah dianaya oleh Yuki.

"Oh udah sampai ya? Kenapa baru bangunin Papap sih?"

"Pak, bawa aja. Kalau perlu, Bapak bisa buang kesungai."
Kata Yuki sambil turun dari mobil. Lalu langkahnya dengan cepat mendekati pos satpam.

Si supir hanya tertawa kecil.

Lalu, Aldo malah tersenyum bahagia.
Bunga-bunga bermekaran didalam perutnya...
Sekarang, Yuki sudah banyak menggunakan kata-kata menjadi untaian kalimat yang indah.

Aldo merogoh saku celana, dan memberikan si supir tarif dengan harga argo yang terlihat dilayar.

"Nggak usah. Guru kalian yang udah bayar."

"Ambil aja. Saya lagi bahagia."

Si supir tanpak ragu-ragu ingin mengambilnya, ia menatap Aldo, meminta persetujuan.

Aldo tersenyum, dan mengangkat dagunya.

"Terimakasih."

Aldo keluar, dan taksi melaju pergi.

Dikejauhan, Yuki terlihat sangat bersemangat menggendong Govindo. Dan satpam pun tampak sedang bercengkrama dengan Yuki. Bahkan, Yuki kadang tersenyum manis.

Pemandangan yang sangat mengharukan bagi Aldo.

Govindo tidak berhenti bersikap manja kepada tuannya. Lidahnya bahkan terus menjilati pipi Yuki.

Ponsel Aldo terus bergetar. Nama Bian terlihat.

Celaka!

Aldo meninggalkan Bian bersama Anton disana.

"Hehe, hallo Bian?"

"Siapa yang menyuruhmu bilang hehe? Kamu kenapa pulang nggak bilang-bilang?"

Aldo berjalan kearah Yuki, satu tangan yang memegang ponsel ia tempelkan ketelinga kanan. Sementara tangan kirinya, ia masukan kedalam saku celana. Berjalan dengan santai, dan menatap tajam kearah satpam yang terus berbicara kepada Yuki.

"Nih si Popo pengen pulang cepet. Anaknya takut digalakin sama satpam sekolah kita."

Suara Aldo setengah berteriak, sepertinya ia memang sengaja, menekan 'satpam'. Bahkan, suara lantang Aldo seperti mengancam. Dan sekian detik berikutnya satpam kembali masuk kedalam pos.

Sementara, Yuki menatap marah kearah Aldo yang sedang memasang ekspresi masam.

Terdengar suara yang jauh disana tertawa pelan. Lalu berbicara.
"Oke, aku catat sekarang. Kamu punya nama kesayangan untuk si Yuki? Apa? Popo? Hahaha."

One Month [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang