Spesial Chapter 3.

6.6K 762 137
                                    

Ini sudah pukul tiga pagi. Dan suasana didalam ruangan Yuki masih hangat dan ramai-ramai.
Mereka enggan untuk pulang.
Karena kebahagiaan ini sangat murni dan mengharukan..

William terus duduk disamping Yuki, menelitinya sedalam mungkin. Karena wajah manisnya perlahan-lahan terlihat lebih hidup. Warna putih pucat menghilang dengan sendirinya.

Aldo tak henti-hentinya untuk meminta maaf pada Yuki karena kesalahannya. Bagi Aldo, itu adalah keselahan terfatal yang pernah ia lakukan pada Yuki. Aldo berjanji, untuk tidak akan pernah memarahinya lagi.

Dan Yuki tak henti-hentinya untuk mengangguk, menjawab bahwa ia telah memaafkan Aldo. Baginya, kesalahan Aldo ini tidak ada apa-apa dibanding yang telah ia lakukan selama Yuki kenal dengannya.
Kesalahan kecil ini, tentu saja tidak membuat Yuki untuk membenci.

DrHans pun langsung mengecek hasil kesehatan Yuki. Bagaimanapun, keajaiban masih datang.
Kini Yuki negatif  kanker. Dia benar-benar sudah sembuh secara total. Hanya tubuhnya yang masih lemah.
Juga lihat, tangan dan seluruh tubuhnya putih mulus. Bekas-bekas luka yang mengerikan mendadak menghilang. Tidak ada satu bekas sayatan apapun disana.

Tubuhnya...
Sehatnya...
Kembali kepada ia masih bayi.
Namun, sangat berbeda dengan beberapa tahun kebelakang.
Saat ini, semua orang sedang tersenyum haru ke arahnya.
Tidak ada tatapan jijik, tatapan merendahkan, tatapan membunuh, tatapan mengintimidasi, tatapan sinis. Hanya ada satu, yaitu tatapan yang mengagumkan...

"Aku lapar..." Kata Yuki dengan wajah malu.

Semua orang memang lupa bahwa Yuki pastilah akan sangat lapar jika sadar, mereka hanya masih terkejut dengan kesembuhan Yuki yang tiba-tiba ini.

"Sup jagung."

"Roti."

Jawaban semangat dari kedua pemuda yang berhasil membuat Yuki terbuka.

Yuki tersenyum tipis mendengarnya.

"Nggak boleh!! Kesehatannya masih lemah. Perutnya juga pasti akan terkejut setelah dua bulan beristirahat. Makan bubur dulu."
Jawab drHans melotot ke arah mereka.

Aldo, William cemberut.

"Bu Memey beliin ya?" Tanya bu Memey mengusap kepalanya.

"Nggak usah Bu. Biar saya aja yang bikin bubur buat Yuki." Jasmine berdiri disamping bu Memey.

Yuki menggeleng, ia masih sangat canggung kepada Ibu Aldo, meskipun Yuki tau bahwa Jasmine adalah wanita pertama yang membuatnya bisa merasakan hangatnya seorang Ibu. Namun, ia masih merasa tidak enak hati.

"Nggak apa-apa sayang, Tante bikinin yang terenak buat Yuki.." Seulas senyum manis, lagi-lagi membuat Yuki terperangah bahagia.

"Tunggu sebentar ya Yuki, Om anterin dulu Tante. Sekalian bawa makanan juga untuk yang disini..."

"Bawa yang banyak Appa. Perut guru pembimbing udah karnaval."
Aldo tertawa, dan guru pembimbing merah merona..

____________________________________________________________________________

Seminggu setelah pulang dari rumah sakit. Aldo gagal membawa Yuki untuk pulang kerumahnya, karena Yuki ingin tinggal bersama William di apartemennya.
Dan tanpa malu, Aldo selalu menumpang tinggal bersamanya.
Sedangkan Gema memang diundang untuk menginap oleh William. DrHans, masih selalu menempel kepada Yuki karena kesehatannya, ia bahkan cuti satu bulan, dan ikut tinggal dengan William.

Bahkan, si kembar juga sudah mengungsi disini. Segala keperluan sikembar sampai rumahnya Aldo bawa, karena memang sang Nyonya Yuki yang menyuruh.
Akhirnya, diruangan ekstra besar ini, mereka berlima dan dua anjing tertidur saling tumpah tindih.

One Month [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang