Chapter 30

6.8K 765 51
                                    

Setiap orang memiliki kelebihan masing-masing.
Setiap orang memiliki kekurangan masing-masing.

Namun, bagi Aldo sendiri. Yuki tidak memiliki kekurangan.
Yang ada didalam tubuh dan kehidupannya sungguh sebuah kelebihan.

Meskipun orangnya sangat tertutup. Tetapi, jauh didalam hatinya ia adalah lelaki yang hangat.
Melihat Yuki yang semakin dekat dengannya, keajaiban tersendiri.

Berlian yang selalu bersembunyi dibawah kerang. Kini, Aldo telah temukan.
Berlian yang berkilau, meskipun ia lusuh karena selalu tergores oleh kerang-kerang.
Berlian yang banyak dicari oleh semua orang. Namun, ia selalu nyaman sendiri.

Dan perlahan-lahan, berlian itu ingin Aldo genggam.

Ingin Aldo miliki.

Ingin Aldo capai.

Lelaki yang selalu menjauihi sekelilingnya.
Ternyata, adalah lelaki yang luar biasa.

Lelaki yang selalu asyik bersembunyi di dunianya.
Ternyata, adalah lelaki yang mengagumkan.

**

Panas terik di ambang sore membuat mata Yuki menyipit, ia berjalan dengan sangat sulit, menjinjing enam petromak sekaligus membuatnya kewelahan.
Namun, Yuki sangat menyukainya.

Meskipun sudah beberapa orang menegur atau menyapa. Yuki bahkan tidak melirik ke arah mereka.

"Popo.. Sini, Papap bantuin."

Karena Aldo sudah sukses membuat Yuki membuka hatinya sedikit, tanpa malu lagi. Semua petromak yang ia bawa disimpan dilantai. Tanpa menoleh ke arah Aldo ia kembali berjalan, dan dengan santainya tangan Yuki membelai Govindo yang sudah mendengkur pelan.

Tentu saja, Aldo tanpa diperintahpun langsung membawa enam petromak, sambil berjalan disampingnya.

"Popo ini nggak geratis ya!"

Yuki melirik Aldo dengan menautkan kedua alisnya.

"Ya bawa petromak ini nggak geratis."
Ucap Aldo kembali setelah melihat ekspresi Yuki untuk yang pertama. Meskipun ekspresinya terlihat bingung.

"Mata duitan!"

"Loh Papap nggak mata duitan. Mata Popoan hehehe."

Semakin kesini, Aldo semakin keterlaluan. Ia semakin saja berani mengatakan hal menjijikan seperti itu.

Dengan marah Yuki menendang kaki Aldo, dan berjalan cepat meninggalkannya.

"Popo!" Teriak Aldo.

Yuki terus berjalan menjauh, ia menulikan telinganya.

Aldo dibelakang juga terus mengejarnya, petromak yang ia bawa juga dijinjing dengan kuat.

Setelah menyesuaikan langkahnya.
Aldo menatap Yuki, dan tangan Yuki menekan topi semakin bawah.

"Popi ini benar-benar nggak geratis. Sebagai balasannya, Popo harus makan bareng Papap. Nih perut udah drumband aja." Rengek Aldo.

Yuki masih terus berjalan, ia menjawab tanpa melirik.

"Kamu siapa?"

"Maksudnya? Aku siapa?" Tanya Aldo tidak mengerti.

"Iya. Kamu siapa? Aku nggak kenal!"

Lagi-lagi, omongan yang terlontar dari bibir mungil dan basah milik Yuki membuat Aldo mematung, ia terus berjalan menyesuaikan langkahnya. Namun, pikirannya melayang terbang, tatapan matanya kosong. Bahkan, Aldo berjalan seperti tidak menapak tanah.

One Month [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang