Mendapat anggukan dari sang dokter Verno kemudian pergi dari klinik meninggalkan Fara yang sedang pingsan.
***
Fara terbangun dari tidurnya mendapati dirinya berada di ruangan serba putih. Seingatnya tadi malam ia dimobil Verno, tapi mengapa dia bisa diruangan ini. Seorang dokter masuk kedalam ruangan dan itu semua telah menjawab segala pertanyaan nya.
"Mbaknya udah siuman ya ?" ujar sang dokter . Bukan pingsan dok tapi saya tidur kemarin-batinya berbicara.
"Maaf dok tapi sebelum nya siapa ya yang membawa saya kesini?" tanyaku memastikan, aku tak yakin kalau orang itu yang membawaku kesini. Hal iti kusimpulakan betapa dinginnya sikap nya padaku.
"Oh itu, kemarin seorang laki-laki perawakannya tinggi dan iris matanya hitam," dokter menjelaskan ciri-ciri orang yang telah membawaku. Benar saja ciri-ciri yang dimaksud cocok dengan orang yang tadi kuragukan. Iyap orang itu adalah Verno, bagaimana bisa? entahlah akupun juga tak tahu
"Jadi apa saya sudah bisa pulang dok?"
"Oh tentu," dokter mempersilahkan ku pulang. Ku lirik jam ditanganku ternyata masih sangat pagi baru pukul setengah lima pagi. Jadi aku pulang saja untuk bersih-bersih.
***
Saat ini aku sedang berada di toko bunga milik Rena. Cukup kewalahan memang, itu karena Rena yang sedang disibukan dengan tugas kuliahnya. Sehingga akulah yang sedari tadi melayani para pelanggan yang datang. Sekarang saja Rena sedang mengerjakan tugasnya disampingku.
Seperti nya ia tampak kesusahan, entah aku yang penasaran atau bagaimana aku mecoba memahami soal-soal yang membuat Rena gusar. Karena kasihan aku pun menjelaskan maksud dari soal itu dan bagaimana cara menyelesaikannya. Rena tampak takjub bagaimana caraku menjelaskan nya padanya.
"Wahh, kamu hebat Far, aku aja yang sejak tadi mencoba memahaminya tapi nggak paham-paham tapi kamu langsung paham," puji Rena dan aku pun hanya bisa tersenyum kikuk.
"Kalau dilihat dari cara kamu menjelaskan soal itu padaku sepertinya kamu cukup berpengalaman?" tanya Rena.
"Iya, aku sebenarnya udah tamat S2." jelasku, Rena yang mendengar hal itu hanya dapat membelalakan matanya. Heran saja kenapa seorang Fara yang lulusan S2 tapi malah bekerja sebagai pelayan ia pantas mendapatkan hal yang lebih dari sekedar seorang PELAYAN
"Kenapa kamu malah jadi pelayan?"
"Keadaan yang memaksaku seperti ini Ren, jadi apa boleh buat lagi pula aku juga belum memiliki banyak pengalaman bekerja, jadi perusahaan-perusahaan yang aku datangi enggan menerimaku sebagai karyawan," sedih itulah nada suara yang tercipta saat aku mengatakan semuanya pada Rena.
"Kamu yang sabar ya, pasti kamu akan dapat yang lebih baik, percaya itu," ucap Rena menyemangati Fara.
"Ya udah jangan sedih-sedih lagi, mendingan kamu bantuin aku aja, hehehe" canda Rena yang ditanggapi Fara dengan kerucutan bibirnya. "Itu mah maunya kamu" ucapku. Saat bercanda ria dengan Rena tiba-tiba ponselku berdering.
"Hallo!!!" Fara menjawab ponselnya
—
"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Angel
General FictionKehidupan seorang Verno Federic yang tadinya dingin berubah lebih hangat ketika seorang gadis bernama Faradina Anatasya datang dihidupanya. *** "Saya tau saya salah, tapi ini tak sebanding dengan kesalahan yang saya...