Kehidupan seorang Verno Federic yang tadinya dingin berubah lebih hangat ketika seorang gadis bernama Faradina Anatasya datang dihidupanya.
***
"Saya tau saya salah, tapi ini tak sebanding dengan kesalahan yang saya...
"I love you sayang!" ucapnya diakhiri dengan kecupan manis di pucuk kepala milik Fara.
"me too." jawab Fara dengan mendongakkan kepalanya ke atas. Mencari manik hitam yang menatapnya penuh cinta dan kasih sayang.
****
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sayang, aku nggak mau kerja!!" rengek Verno begitu manja. Hari ini ia kembali bekerja setelah seminggu lebih cuti karena sakit.
"Nggak bisa, kamu harus kerja. Kasihan papa, papa pasti repot handle dua perusahaan sekaligus." tolak Fara sembari mengusap kepala Verno yang ia dusel-duselkan di lengannya.
"Aku selalu merasa mual kalau nggak ada kamu didekatku Far!!" Verno tetap bersikukuh ingin berada di rumah. Semua yang ia katakan memang benar. Ia selalu mual jika Fara tak ada dihadapannya. Dan itu sangat menyiksanya. Bayangkan jika setiap saat harus dihantui rasa mual yang tak kunjung hilang. Oh itu sangat menyiksa. Dan Verno sungguh tak tahan, apalagi sekarang Fara sudah resign menjadi sekretarisnya. Padahal Verno sudah membujuknya untuk bekerja kembali, tapi Fara menolak dengan alasan ingin fokus dengan kehamilannya.
"Gini aja, nanti siang aku ke kantor gimana?" bujuk Fara kembali.
Verno tampak mempertimbangkan usulan dari Fara yang kini menatapnya. Menunggu tanggapan dari Verno.
"Oke, tapi janji ya. Awas aja kalau kamu nggak dateng!" Verno memicingkan matanya. Memberi peringatan pada Fara yang memutar bola matanya malas. Semenjak dia kembali Verno jadi berubah total. Dia berubah jadi sangat manja dan juga tambah sensitif jika Fara hilang dari pandangannya sebentar saja dia akan lekas mencarinya dan begitu ia menemukannya Verno akan memberondong banyak sekali pertanyaan yang menurut Fara sangatlah tidak penting.
"Iya-iya..., sekarang kamu berangkat. Ini udah siang!!" ucapnya untuk terakhir kali dengan mendorong-dorong tubuh suaminya itu agar lekas masuk ke dalam mobil.
Fara menatap kepergian mobil yang mengantar Verno dengan tersenyum. Masih merasa aneh dengan kelakuan Verno yang baru beberapa hari di tunjukan.
"Sebenarnya Verno itu emang manja, gitu tuh kalau lagi kumat." suara Elina yang terdengar tiba-tiba membuat Fara sedikit kaget. "Iya ma, Fara jadi suka heran sama dia," balas Fara yang mendapat kekehan langsung dari mertuanya itu. "Dia itu emang kayak anak kecil tolong dimaklumi aja ya. Ngomong-ngomong nanti oma dateng kesini."
"Beneran ma, nanti keluarga Fara juga mau kesini. Bakalan rame nih ma." ucap Fara girang. Orang tuanya mengatakan ingin datang ke kediamannya untuk sekedar makan malam, tapi Fara tak menduga jika nanti oma Verno juga akan datang. Sebelumnya ia sudah menceritakan semua kebohongan yang sudah ia katakan pada Elina. Fara kira, Elina maupun Reno pasti marah tapi ternyata mereka hanya bersikap biasa, seolah memang tak terjadi apa-apa. Untuk itu ia sangat kagum, mereka sungguh berbesar hati mau memaafkan kebohongan yang sudah ia lakukan.
