"Maaf tuan, saya benar-benar tak sengaja," ucap Fara lirih dan tak berani memandang orang yang berada didepannya.
"Apa kamu hanya minta maaf, kamu tau tidak ini semua berkas-berkas untuk meeting dan kamu mengacaukannya," ucap bos itu marah sembari menghampiri Fara yang terdiam membisu di tempatnya ia berdiri.
***
Fara benar-benar dibuat ketakutan akan nada bicara seseorang yang kini berada dihadapannya, orang itu terus berjalan mengitari Fara dan tak hanya itu ia juga menatap Fara dengan tatapan tak mengenakan.
"Kamu disini dibayar untuk kerja bukannya untuk mengacaukan pekerjaan orang lain, dan kenapa kamu tak memakai seragam OB." tanya seseorang yang kini berada dihadapan Fara. Lidah Fara yang terasa kelu tak mampu mengucapkan sepatah kata pun dan hanya mampu menganggukan kepala.
"Saya paling tidak suka, jika saya berbicara tapi lawan bicara saya tak menatap mata saya," Fara yang merasa tersindir memberanikan menatap sosok yang kini tepat berada didepannya dan hanya terpaut jarak sekitar tiga puluh senti. Mata Fara beradu dengan bos pemilik kantor yang ia kacaukan.
Jika tak dalam keadaan seperti ini Fara sangat mengagumi sosok lelaki yang berdiri tepat dihadapanya. Rahangnya yang tegas, hidungnya yang mancung serta tatapan mata hitam legamnya itu membuat ia tergolong lelaki yang paling diidam-idamkan wanita.
Tersadar akan pemikirannya yang melenceng jauh, Fara mendapat kan keberanian untuk menjawab pertanyaan orang tadi."Maafkan saya sebelumnya, tapi saya memang tak bekerja disini dan saya tak bermaksud mengacaukan pekerjaan tuan," jawab Fara begitu yakin, tapi dalam perkata nya terselip rasa ketakutan yang begitu tinggi.
"Kamu tahu siapa saya?" tanya sosok lelaki tadi sembari mendekatkan wajahnya pada Fara. Sampai-sampai Fara dapat merasakan hembusan nafas yang keluar dari lelaki itu.
"Sa...saya tahu, Tuan ini adalah bos di kantor ini bukan?" kikuk Fara menjawab petanyaan yang dilontarkan untuk nya
"Kalau begitu sebutkan nama lengkap saya!" perintah lelaki itu yang kemudian menarik mundur posisinya sehingga Fara bisa bernafas lega. Fara sangat bingung harus menjawab apa, karena ia memang tak tahu nama lelaki yang kini berada di depannya.
"Maaf, pak saya tidak tahu," terang Fara begitu jelas. Diam beberapa saat terdengar kekehan lelaki yang memiliki jabatan sebagai bos itu.
"Yang benar saja, kamu tak tau nama saya, saya bos dikantor ini, seharusnya karyawan seperti kamu tahu siapa nama saya!!" tak percaya akan apa yang Fara katakan dan Farapun hanya dapat menegaskan sekali lagi bahwa dirinya memang tak mengenal lelaki itu.
"Kalau kamu memang tak tahu siapa saya, kamu SAYA PECAT tapi perkenalkan nama saya VERNO FEDERIC," ucap lelaki yang bernama Verno itu. Fara malah tertawa terpingkal-pingkal akan perkataan lelaki tersebut. Perkataannya terdengar lucu ditelinganya, ia yang tak pernah bekerja disini tapi malah kena pecat oleh bos kantor itu, menurutnya itu adalah suatu hal yang sangat lucu. Verno heran akan tingkah wanita didapannya ini.
"Kenapa kamu tertawa tak ada yang perlu ditertawakan." ucap Verno tersulut emosi. Fara yang menyadari adanya perubahan raut wajah lelaki didepannya segera melontarkan jawaban.
"Kan tuan Verno sendiri yang mengatakan bahwa saya dipecat dan saya merasa itu terasa menggelikan ditelinga saya," Verno yang mendengar penuturan Fara pun tersulut emosi dan berakhir mencekal tangan Fara dan menatapnya dengan mata hitam kelam miliknya. Fara merasa tidak mengenakkan pada posisinya saat ini segera memberontak meminta untuk dilepaskan, tapi kekuatan Fara yang kalah besar dibanding Verno berujung tak dapat merubah keadaannya sekarang.
Verno mulai mendekatkan wajahnya disamping telinga Fara. Hembusan nafas dapat Fara rasakan disekitar telinganya. Dengan tergagap Fara memberanikan diri untuk bicara."Mau Tu-an apa?" ucap Fara yang hanya dapat memejamkan matanya hingga ia dapat mengeluarkan tiga patah yang tersendat-sendat. "Kamu mau tau, apa yang saya inginkan," kata Verno dengan nada dingin, bagi orang-orang ucapannya sangat berbahaya, Fara menganggukan kepalanya karena entah mengapa mulutnya seperti terkunci tak mampu menanggapi perkataan Verno.
"Saya paling tidak suka kepada orang yang tidak bertangguang jawab terhadap kelakuannya dan saya sangat-sangat tidak suka pada orang-orang yang mengacaukan pekerjaan saya, walaupun itu wanita sekalipun saya tak akan segan-segan untuk melakukan hal yang tidak-tidak," sindir Verno dengan menekankan setiap kata yang keluar dari mulutnya. Fara menyadari bahwa ia telah masuk kedalam kandang singa yang sangat berbahaya, dengan takut-takut Fara menampakan wajahnya yang sedari tadi ia tundukan, ia menatap mata hitam lelaki yang kini didepannya dan mulai berucap.
"Maafkan saya tuan, saya memang tidak sengaja menumpahkan kopi itu dan saya disini memang tak bekerja sebagai OB, saya disini hanya menggantikan tugas mereka," tutur Fara berharap mendapat toleransi, tapi bukannya menoleransi perkataan Fara, Verno malah lebih mengencangkan cekalannya di lengan Fara. Fara merasakan sakit luar biasa tapi ia tahan dengan menggigit bibir bagian bawahnya.
Sadar akan perbuatannya yang berlebihan Verno segera melepaskan cengkramannya dengan kasar, Fara yang tak siap sedikit terhuyung kebelakang.
"Sekali lagi maaf tuan," tutur Fara lirih dan tak berselang lama terdengar suara dari mulut Verno."Baiklah kamu saya maafkan tapi kamu harus menebus segala kekacauan yang telah kamu perbuat," tegas Verno tanpa menghilangkan nada dingin disetiap perkataannya.
"Lalu apa yang bisa saya lakukan untuk menebus segala kesalahan saya?" tanya Fara dengan nada penuh ketakutan.
"Saat ini saya tak tahu apa yang mesti kau lakukan," balas Verno yang kemudian diikitu kerutan dahi milik Fara yang merasa keheranan
"Kalau begitu apa kah saya bisa keluar?" tanya Fara begitu tahu susana yang memungkinkan satu kalimat pertanyaan itu
"Enak saja kamu, saya saja tak tahu identitas kamu dan kamu juga belum mempertanggungjawabkan semuanya," tanggap Verno yang menyalahkan permintaan Fara untuk keluar dari ruangannya
"Tapi anda sendiri yang mengatakan bahwa anda belum tau hukuman apa yang harus saya lakukan untuk menebus segala kesalahan yang saya perbuat," balas Fara yang merasa perkataannya sudah benar
"Oke, kamu boleh pergi dari sini tapi tinggal kan identitas kamu terlebih dahulu!" titah Verno mutlak
"Untuk apa saya melakukan itu," herannya karena menurutnya itu tidak diperlukan
"Bagaimana saya akan mencarimu apabila saya saja tak tahu identitasmu!" tutur Verno yang merasa frustasi menghadapi tingkah Fara yang tadi nya merasa sangat ketakutan berubah menjadi lebih berani padanya. Farapun segera menghampiri meja dan mengambil secarik kertas dan menuliskan nama lengkapnya dan nomor ponselnya. Setelah itu dia berlalu pergi tanpa menghiraukan lelaki yang tadi membuatnya merasa takut.
Dasar wanita gila, batin Verno menatap kepergian Fara
Next part
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My Angel
General FictionKehidupan seorang Verno Federic yang tadinya dingin berubah lebih hangat ketika seorang gadis bernama Faradina Anatasya datang dihidupanya. *** "Saya tau saya salah, tapi ini tak sebanding dengan kesalahan yang saya...