47~My Angel~

1.3K 34 0
                                    

"Maafin aku, aku terpaksa ninggalin kamu demi kebaikan kita semua. Semoga kamu ngerti Ver!" gumamnya pelan. Tanpa terasa air mata mengalir tanpa permisi dari kedua pelupuk matanya. Sedih? Siapa yang tak kan sedih jika harus meninggalkan orang yang benar-benar dicinta. Itu sungguh menyesakkan hati.

****

Tak memakan banyak waktu akhirnya Verno sampai ke tempat tujuan. Dia langsung menghampiri mobil sahabatnya yang terparkir sekitar tiga meter dengan mobilnya. Tanpa mengetuk kaca mobil terlebih dulu Verno langsung membuka pintu mobil itu dengan cepat. Seolah dia sudah benar-benar kehilangan waktu jika tidak tergesa-gesa.

"Aishh....bikin kaget aja lo!" umpat Leo. Verno mengejutkan dirinya yang hendak minum.

"Dimana tempatnya?" tanyanya begitu cepat tanpa melewatkan sedetik pun untuk sekedar menyapa sahabatnya itu.

"Gini nih, kalo lagi ada maunya aja lo cepet. Nyapa dulu kali-," ucapannya terhenti ketika tatapan matanya tak sengaja bersipandang dengan mata hitam kelam milik Verno yang berkilat tajam. Menandakan jika Verno tak ingin berbasa-basi.

Leo menelan ludahnya dengan tertahan. Merasa ngeri melihat sisi tak bersahabat dari Verno sekarang.

"Gue juga nggak tahu, tapi menurut gue ini tempatnya. Setelah gue selidiki, gue sedikit curiga sama gudang disebelah sana!" tunjuk Leo dengan menggunakan tangannya. Menatap lurus ke arah gudang yang berjarak sekitar sepuluh meter dari tempat mereka. Verno mengarahkan padangannya ke arah gudang yang dimaksud oleh Leo.

Tanpa berpikir panjang, Verno lantas keluar dari mobil sahabatnya. Berlari menuju gudang yang dimaksud Leo.

Menendang pintu masuk yang sedikit terbuka hingga pintu tersebut lepas. Membuat debu disekitarnya ikut berterbangan. Sayangnya Verno tak menghiraukan hal itu, ia terus merengsek maju. Meneriakan nama Fara dengan lantang. Mencoba peruntungan jika wanitanya merespon kedatangannya.

Tapi yang ia dapat hanyalah suasana hening. Seperti tak ada orang lain di dalam sana. Apakah perkiraan Leo kali ini salah. Di sini ia sama sekali tak menemukan apa-apa.

"Shitt.. Kemana sebenarnya kamu pergi Far, aku khawatir!!" Verno mulai merasa putus asa. Rambutnya ia acak dengan gusar. Kebingungan menghampirinya, rasa cemas kian bertambah. Semua sudut gudang sudah ia periksa tapi tak ada tanda-tanda keberadaan Fara di sana.

Tanpa sengaja kakinya menyandung sebuah dompet. Verno memungut dompet tersebut, memeriksa isi di dalamnya. Di dalamnya terdapat sebuah foto yang membuatnya langsung menggeram marah. Dapat dipastikan jika Verno tahu siapa pelakunya sekarang. Tapi yang membuatnya bingung, kenapa disini ia tak menemukan apa-apa. Kemana bitch satu itu membawa kabur istrinya.

Foto tersebut milik Luna. Tanpa sengaja dompet wanita itu terjatuh di gudang sebelum ia pergi meninggalkan Dava yang tadi masih memperdaya Fara dan Rania. Kecerobohannya itu sungguh membuatnya dalam ancaman sekarang. Verno pasti akan memberi pelajaran berharga untuk mantan kekasih terindahnya itu.

"Ver, liat kuny*k yang gue bawa buat lo!" Verno mengalihkan pandangannya yang tadi masih terfokus pada foto digenggamannya. Ia meremas foto itu dengan kuat sampai membuatnya jadi tak berbentuk.

Di depannya Leo memiting tangan seseorang yang begitu ia ingat wajahnya untuk terakhir kalinya mereka bertemu.

Tadi ketika Leo akan menyusul Verno yang begitu gegabah masuk ke kandang singa begitu saja, ekor matanya tak sengaja melihat orang yang berjalan mengendap-endap di belakang gudang itu. Hendak memasuki mobil tanpa menimbulkan suara. Sepertinya orang itu tahu kedatangan Verno dan juga Leo. Untuk itu ia berjalan mengendap-endap seperti maling. Meminimalisir suara yang dapat ia timbulkan.

My AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang