From : Verno 'ganteng'
I Love You😘
Bahkan bukan hanya pesan yang baru saja ia terima yang membuatnya kaget tapi kenapa nama kontak Verno yang tadinya beruang galak berubah menjadi Verno ganteng. Ia tak merasa pernah menggantinya. Dapat dipastikan jika orang yang barusan mengiriminya pesan adalah pelakunya.
"Dari siapa sih Far, sampai segitunya ngeliatin hpnya, " menyadari Feby yang penasaran ia segera mengantongi handphonenya langsung bergegas keluar saat pintu lift juga terbuka.
***
Siang ini aku berencana untuk mengunjungi apartemen milik Luna. Aku ingin memutuskan hubungan kami dengan baik-baik, dan mulai membuka lembaran baru bersama wanita yang benar-benar ku cintai.
Di dalam lift tadi sebenarnya aku ingin sekali mendekatinya lalu memeluknya. Alasannya karena aku merindukan dirinya. Apalagi setelah kami melakukannya untuk pertama kali, rasanya sangat bangga karena aku adalah pria pertama untuknya. Kejadian tadi pagi sukses membuatku benar-benar bahagia.
Semua anganku terpaksa harus ku tunda sebab masih ada sahabatnya di sana. Hingga aku sampai di lantai yang kutuju, melangkah keluar dan tak lupa mengedipkan sebelah mataku. Menggodanya adalah salah satu kesenangan bagiku. Melihat ekspresi wajahnya yang jadi mengemaskan membuatku ingin menghujaminya dengan beribu ciuman.
****
Kurang lebih tiga puluh menit untuk menempuh perjalanan ini. Apalagi macet yang mengular membuat Verno harus bersabar hingga waktu mengaret sampai empat puluh lima menit.
Verno sampai di depan pintu apartemen milik Luna. Saat ingin mengetuk pintu, telinganya yang kelewat tajam menangkap suara erangan dari dalam. Tentunya itu sangat menganggu dirinya.
Tak perlu tata krama, ia langsung memasukkan password yang begitu ia hafal diluar kepala, begitu pintu terbuka pemandangan tak senonoh yang ia temui. Dia perempuan yang ia tunggu kesadarannya sampai berbulan-bulan. Membuatnya merasa menyesal telah membuatnya terbujur tak berdaya di atas brankar rumah sakit, kini malah menghianati pengorbanannya.
Bersama pria yang sama pada waktu itu. Mereka mengerang kenikmatan di atas lantai karpet berbulu, tanpa mengenakan busana. Tak menghiraukan kehadiran seseorang yang menyaksikan keduanya di depan pintu. Bukan tak menghirukan tapi justru tak menyadari kehadirannya.
Dengan langkah tegas Verno berjalan megambil vas bunga di atas meja lalu membantingnya. Pecahan vas berserakan, menimbulkan bunyi nyaring saat terlempar dengan kuatnya di lantai. Menghentikan keduanya.
Luna mendadak kehilangan suaranya. Melihat kekasihnya berdiri di hadapannya dengan bersedekap tangan. Menatapnya tajam. Dengan segera ia mendorong tubuh pria diatasnya lalu dengan cepat memunguti pakaiannya yang berserakan. Mencoba dengan segera memakainya kembali. "Ver aku bisa jelasin!" ucapnya memohon mencoba berdiri, meraih tangan dari pria di depannya yang menampilkan ekspresi tak terbaca. Tapi yang jelas ia sangat marah. Mendapati hal seperti ini di depannya.
"Ver, please dengerin aku. Aku....aku dipaksa olehnya!" tujuk Luna kearah pria yanga baru saja selesai memakai celananya. Menyisakan bagian atasnya yang masih terbuka.
"Dipaksa? Apa yang lo bilang, nggak salah ya? Lo yang ngajakin duluan bukan gue!" balas pria itu dengan mengatakan fakta yang sejujurnya. Ia tak terima dituduh seperti itu.
Verno mengalihkan pandangannya ke arah tangan milik Luna. Ia meraihnya dengan lembut, membuat harapan baru bagi Luna, ia yakin Verno pasti percaya padanya. Namun sayangnya harapannya itu tak seperti yang terjadi sekarang. Verno memang meraih tangannya dengan sangat lembut seolah tak ingin melukainya tapi berikutnya tangan itu dihempas dengan kasar nan kuat olehnya. Membuat Luna terpekik kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Angel
Fiksi UmumKehidupan seorang Verno Federic yang tadinya dingin berubah lebih hangat ketika seorang gadis bernama Faradina Anatasya datang dihidupanya. *** "Saya tau saya salah, tapi ini tak sebanding dengan kesalahan yang saya...