Mereka tepental jauh dan tergeletak di jalanan raya. Darah merembes keluar dari kedua nya. Verno kecil sempat sadar memastikan keadaan Fira yang bercucuran darah segar sama seperti dirinya. Sebelum semuanya gelap Verno sempat berucap "mama, to-longin Fi-fi!!" dan semuanya berubah menjadi gelap.
***
Fara yang mendengar cerita itu sampai menangis tersedu- sedu membayangkan bocah kecil yang kecelakaan separah itu. Apalagi Elina yang menceritakannya bahkan lebih parah ia sampai terisak. Menurut Fara itu adalah hal yang wajar bagi seorang ibu.
Setelah tenang Elina mulai menceritakan kisah pilu itu lagi.
Elina yang kembali dari kedi es krim tidak mendapati anak-anaknya menjadi bingung. Dan tatapannya tertuju pada keramaian yang ada dijalan. Ia segera mengahampiri keramaian dan mencoba menerobos masuk mencari tahu.
Betapa terkejutnya dia kedua anaknya terkapar bersimbah darah tepat berada di depannya. Seketika ia berlari menghampiri keduanya dan menangis tersedu-sedu. Ia berteriak kalap meminta bantuan pada orang-orang disekelilingnya.
"Tolong panggil ambulance, tolong ini anak saya, tolong cepat panggil ambulance!" ia sudah seperti orang gila. Ibu mana yang tidak jadi gila jika kedua anaknya kini berada di ambang hidup dan mati.
"Ve bangun nak ini mama, Fi ini mama, kalian bangun ya...mama udah beliin kalian es krim." ucap Elina lirih, ia sudah berusaha membangunkan kedua anaknya namun nihil itu sama sekali tak berguna.
Saat ini Verno dan Fira telah di larikan ke rumah sakit. Keduanya saat ini sedang ditangani oleh dokter, Elina yang berada diluar ruangan bersama Reno terus menangis menyalahkan dirinya sendiri atas segala yang terjadi. Reno hanya dapat memeluk dan terus mengusap kepala Elina mencoba menenangkannya.
"Ren ini semua salah aku, aku...aku nggak becus jadi ibu, aku teledor, maafin aku." racaunya
"shhttt...., semua pasti baik-baik aja kamu jangan nyalahin diri kamu sendiri." ucap Reno sembari mengecup lembut kepala sang istri.
Dokter yang menangani Fira dan Verno keluar. Elina yang melihat itu segera berdiri dari duduknya untuk menghampiri dokter tersebut. "Gimana keadaan kedua anak saya dok?" tanya Elina begitu penasaran.
Dokter itu tampak menghela nafas sebelum mengatakan semuanya. "Maafkan kami sebelumnya, tapi anak ibu yang perempuan tidak bisa kami tolong. " bagai disambar petir seketika kakinya menjadi lemas dan tak terasa air mata kesedihan mengalir deras dipipi Elina. Mendengar putrinya telah meninggal membuatnya tak berdaya.
Reno yang berada disampingnya sempat tak percaya jika putri kecilnya telah tiada. Namun sang dokter hanya dapat menggelengkan kepalanya menandakan semua yang telah ia katakan itu benar apa adanya.
Sebenarnya Reno juga merasa sedih atas meninggalnya Fira. Tapi ia berusaha ikhlas untuk menerimanya. Ia juga sadar bahwa berlarut-larut dalam kesedihan ini tak akan mungkin bisa membuat putrinya kembali lagi padanya. Dilain sisi masih ada putranya yang kini membutuhkannya untuk berjuang melawan maut. Dan juga Elina yang perlu dukungannya agar ia tetap tegar menjalani semuanya.
"Ma, kita nggak boleh terus menagisi Fira yang telah pergi, kamu inget dong didalam sana masih ada anak kita yang lagi berjuang untuk hidup dan pasti nya Fira nggak mau kalau liat orang tuanya sedih begini jadi papa mohon mama yang kuat dan ikhlaskan Fira untuk pergi." ucap Reno menasihati istrinya. Tapi karena kekeras kepalaan Elina yang terus-terusan menyalahkan dirinya itu malah membuat Reno menjadi lebih geram.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Angel
Fiksi UmumKehidupan seorang Verno Federic yang tadinya dingin berubah lebih hangat ketika seorang gadis bernama Faradina Anatasya datang dihidupanya. *** "Saya tau saya salah, tapi ini tak sebanding dengan kesalahan yang saya...