"Kamu maafin aku kan?" tanyaku penuh harap setelah menekan rasa maluku ketitik paling rendah. Dan yah sepertinya priaku ini sudah memaafkanku dengan caranya sendiri yaitu dengan menciumku balik dengan lebih menggebu. Sepertinya ketika aku menciumnya tadi ia masih menahan rasa gengsinya. Tapi aku tak mempermasalahkan semua itu, karena yang terpenting priaku ini sudah memaafkan diriku.
****
Nomor asing itu kembali mengusik diriku. Siapa sebenarnya orang ini, kenapa dia senang sekali mengganggu hidupku. Di pagi buta seperti ini mengapa dia menelfonku kembali. Saat ku jawab tak ada suara seperti kemarin-kemarin.
Anehnya sekarang dia malah mengirimiku pesan. Mengajak bertemu di salah satu cafe.
"Hmm....ada apa? Kenapa berisik sekali." gumam Verno yang sepertinya terganggu dengan umpatanku pada orang misterius ini.
"Nggak ada apa-apa, balik tidur gih!"
"Hmm!!!!" dia bergumam. Aku turun dari ranjang membuka pintu balkon. Mengamati bintang-bintang, membayangkan masa depan yang penuh kebahagiaan bersama dengan dia. Perlahan senyum pun mulai terbit dibibirku hanya karena membayangkannya saja. Sungguh kebahagiaan itu sederhana. Hal kecil seperti ini saja sudah cukup membuatku bahagia.
***
Jam makan siang telah tiba. Ajakan Verno untuk makan siang bersamanya ia tolak dengan halus.
"Lo mau kemana Far? Nggak makan?" tanya Feby padanya saat mereka bertemu di lift. Ia bertanya seperti itu karena Fara membawa tas kerjanya jadi tak mungkin jika makan siang harus membawa tas.
"Mau ketemuan sama orang.Aku pergi ya!" pamitnya setelah pintu lift terbuka.
Ia berjalan mendekat ke arah driver ojol yang sudah ia pesan tadi. "Jalan Pak!" tukasnya setelah selesai memakai helm yang diberikan oleh driver ojol itu.
Kurang lebih lima belas menit akhirnya ia sampai di cafe yang sudah ia pastikan tempatnya. Ia turun dan tak lupa memberikan sejumlah uang pada driver ojol itu.
Cafe itu tampak sepi hanya ada lima pengunjung dan terlihat mencurigakan. Mereka semua mengenakan pakaian serba hitam. Namun Fara mengenyahkan pandangan negatifnya dan segera mengambil tempat duduk terjauh dari mereka semua. Walau bagaimanapun ia tetap merasa takut.
Ponselnya berdenting menandakan ada pesan masuk.
From : xxxxx
Akhirnya kau sampai juga
Siapa dan ingin apa kamu mengganggu hidupku
Pesannya hanya sekedar di read tanpa di balas oleh sosok misterius itu.
Fara begitu kaget setelah lima orang yang ia curigai beranjak dari duduknya secara bersamaan. Mereka bediri teratur di depan pintu masuk seolah tengah menunggu seseorang. Perhatiannya juga ikut tersedot ke arah pintu itu, ingin tahu siapa mereka dan siapa orang yang mereka tunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Angel
General FictionKehidupan seorang Verno Federic yang tadinya dingin berubah lebih hangat ketika seorang gadis bernama Faradina Anatasya datang dihidupanya. *** "Saya tau saya salah, tapi ini tak sebanding dengan kesalahan yang saya...