"Bolehkah aku memelukmu?" Julian meminta izin yang langsung mendapat rentangan tangan lebar dari Fara. Tanpa mensia-siakan waktu, Julian langsung memeluk Fara sebagai teman. Yah teman, mamangnya apalagi yang bisa ia harapkan. Wanita dipelukannya itu sudah bersuami. Poor Julian.
****
"Fara!!" pekik Feby yang melihat keberadaan Fara diruangannya.
Fara memang segaja menghampiri Feby di kantor Verno.
Untuk sampai diruangan sahabat sekaligus mantan rekan kerjanya itu Fara harus rela menyamar agar Verno tak tahu kedatangannya.
"Hai... Apa kabar?" tanya Feby yang perlahan berjalan mendekat ke arah sahabatnya yang masih berdiri di samping meja kerjanya.
"Baik, kamu sendiri gimana?" Fara menanggapi pertanyaan Feby dengan mengulurkan tangannya yang langsung mendapat sambutan hangat. Senyum lebar langsung terpatri dibibir keduanya.
"Yah seperti yang lo liat, lo kenapa resign? Padahal gaji jadi sekretarisnya pak boss kan lumayan gede." Fara memang memilih keluar dari perusahaan itu. Salah satu langkah yang ia ambil untuk menghindar dari Verno.
"Ada alasan lain yang nggak bisa aku ceritain sekarang Feb," jawab Fara tenang. Tak ingin sahabatnya itu bertanya semakin jauh.
"Nggak papa sih kalau lo belum mau cerita. Tapi lo tahu nggak kalau pak boss nggak berangkat ke kantor, gue herannya kenapa waktunya barengan sama lo ya Far?" Feby memegangi dagunya. Mencoba mencari alasan dibalik CEO perusahaannya yang seminggu ini tak menampakan batang hidungnya.
"Emangnya kenapa?" tanya Fara penasaran. Ia merasa ada yang tak beres. Akhir-akhir ini pun ia sedikit mencemaskan kondisi Verno. Entah apa alasannya ia pun juga tak tahu. Perasaannya jadi tak enak.
"Denger-denger sih katanya sakit, sakit apanya juga gue nggak tahu. Apa parah ya, seminggu Far, Pak boss nggak masuk. Apalagi perusahaan sekarang di handle sama Pak Reno. Gue jadi curiga kan kalau pak boss kenapa-kenapa." ujar Feby mengutarakan isi pikirannya.
Hal itu langsung membuat Fara mengang di tempat. Apa karenanya Verno sampai sakit. Ia harus menjenguknya. Urusan Luna bisa diurus nanti, tapi yang terpenting sekarang dirinya harus segera memastikan Verno dalam kondisi yang baik-baik saja.
"Feb, aku pergi duluan ya!!" pamitnya yang langsung pergi dari hadapan Feby yang masih menatap penuh keheranan dengan perginya Fara yang tiba-tiba.
****
"Mama? Mama disini?" tanya Fara saat melihat keberadaan Elina di mansion milik Verno. Mama mertuanya itu sedang duduk di sofa. Membaca majalah yang ada ditangannya.
Yah.... pada akhirnya Fara menyerah, dan kembali.
Mendengar suara menantunya yang selama ini ia tunggu membuat Elina lekas bangkit dan menghampiri Fara dan memeluknya erat "Sayang!! Syukurlah kamu kembali. Mama disini lagi jagain Verno, dia sakit. Beberapa terakhir ini dia demam dan sering muntah-muntah. Berhubung nggak ada yang jagain mama sama papa putusin buat tinggal disini dulu." mendengar penjelasan dari Elina, Fara segera melepaskan pelukan mereka dan bergegas pergi menuju kamar mereka yang sudah seminggu lebih ia tinggalkan, disusul Elina di belakangnya.
Saat sampai di depan pintu kamar tanpa basa-basi lagi Fara langsung membukanya dengan tergesa. Hal pertama yang ia dapati adalah Verno yang tidur terbaring di atas ranjang. Segera ia mendekati prianya itu.
"Ver!! Kenapa sampai sakit? Kita ke rumah sakit sekarang!" ajak Fara ketika dia baru selesai megecek suhu badan dari suaminya yang sudah lama ia rindukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Angel
General FictionKehidupan seorang Verno Federic yang tadinya dingin berubah lebih hangat ketika seorang gadis bernama Faradina Anatasya datang dihidupanya. *** "Saya tau saya salah, tapi ini tak sebanding dengan kesalahan yang saya...