3 ~My Angel~

3.7K 148 0
                                    

"Bagaimana saya akan mencarimu apabila saya saja tak tahu identitasmu," tutur Verno yang merasa frustasi menghadapi tingkah Fara yang tadi nya merasa sangat ketakutan berubah menjadi lebih berani pada nya.Farapun segera menghampiri meja dan mengambil secarik kertas dan menuliskan nama lengkapnya dan nomor hp nya.Setelah itu dia berlalu pergi tanpa menghiraukan lelaki yang tadi membuat nya merasa takut.
Dasar wanita gila,batin Verno menatap kepergian Fara

***

Fara menghembuskan nafasnya setelah terbebas dari kantor itu, ia bergidik ngeri saat menatap lobby kantor dan itu membuat nya mengingat kejadian tadi membuat dirinya seperti dalam keadaan hidup dan mati. Ia berdoa agar lelaki tadi tak akan mengingat dirinya lagi, ia tak bisa membayangkan apabila ia harus berhadapan dengan lelaki seperti tadi ia akan benar-benar jadi gila.

Farapun melanjutkan jalannya menuju cafe dengan berjalan kaki, ia memang harus berhemat untuk sebulan kedepan sampai ia menerima gajian pertamanya. Memang masih jauh jika teringat ia baru bekerja dalam hitungan jam terakhir. Ia hanya hidup sendiri dengan uang pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan hariaannya.

Sesampainya di cafe, Fara langsung membantu melayani para pembeli yang terus berdatangan. Ia juga sudah lumayan akrab dengan teman barunya yaitu Iren, Iren adalah teman pertama nya dicafe ini dan menurutnya ia seorang yang baik dan ramah.

"Far, tolong anterin pesanan ini ke meja 7 ya!" aku hanya mengangguakan kepala dan meneriam nampan yang beisi pesanan. Aku pun segera membawa pesanan ini ke meja nomor 7 tapi tinggal beberapa langkah aku memilih berhenti karena aku melihat seseorang yang begitu aku kenal, saat melihatnya hatiku terasa perih, ia adalah seseorang yang telah menyakitiku sampai membuatku begitu terpuruk hingga kedalam titik terendah dalam hidup ku.

Ku tak ingin dia mengenaliku disini, aku pun menurunkan topi yang sedang kupakai untuk menutupi sebagian wajah ku. Akupun melanjutkan langkah ku untuk mengantar pesanan nya.
Fara terus berharap seseorang yang berada didepannya tak menyadari keberadaan diri nya,ia terus memanjatkan doa dalam hati agar seseorang didepannya ini terus sibuk dengan ponselnya. Begitu selesai meletakkan pesanan dimeja makan Farapun bergerak mundur menuju dapur. Iren yang melihat tingkah Farapun merasa keheranan.

"Lo kenapa Far, wajah lo kok kaya ketakutan banget?" tanya Iren penasaran

"Nggak...aku nggak papa, cuman berasa gerah aja disini," bohong Fara, akan tetapi tidak semudah itu untuk membuat Iren percaya, menurutnya itu alasan yang sangat tidak logis secara cafe ini ber-ac dan Fara merasa kegerhan itu sangatlah tidak mungkin. Tapi berhubung pembeli telah mengkodenya untuk melayani Iren pun mengurungkan niatnya untuk menanyakan hal yang lebih jauh pada Fara.

Hari sudah mulai malam, jam kerja pun sudah habis ia pun segera membereskan barang-barangnya dan kemudian bergegas pulang. Didepan cafe ia bertemu dengan Iren. "Lo mau pulang Far?"tanya Iren memulai pembicaraan.

"Iya, kamu sendiri juga," tanggap Fara menanggapi ucapan Iren

"Kalo gitu kita bareng aja, lo naik apa pulang nya?" tanya Iren lagi

"Palingan nanti aku cari angkot atau bus aja," balas Fara

"Kalau gitu lo bareng gue aja, kebetulan gue bawa motor" tawar Iren pada Fara tapi memang Fara tak ingin merepotkan Irenpun menolaknya.

"Ya udah kalau lo nggak mau, tapi kalau ada apa-apa dijalan jangan sungkan buat telfon gue," ucap Iren kemudian berlalu meninggalkan Fara.Fara mengambil dompet dari tasnya tampak lima uang seratus ribuan, ia sadar uang yang tersisa tak akan cukup satu bulan kedepan mau tak mau dia harus bekerja part time untuk menambah penghasilannya.
Dia memutuskan untuk berjalan kaki toh kost-kostannya tak jauh dari cafenya.

Di setengah perjalanan Fara merasa ada seseorang yang mengikutinya dari belakang, ia pun mempercepat ritme jalannya dan benar saja ada dua orang laki-laki yang menghadang didepannya. Fara yang merasa berada dalam keadaan bahaya berangsur mundur dan lari, tapi entah bagaimana di jalan yang lain ia juga dihadang oleh preman-preman yang sepertinya adalah komplotanya. Ia ingin meminta tolong tetapi jalanan terlihat sepi. Keempat pria itu mulai mendekati Fara, Fara mencoba mencari celah akan tetapi tak bisa, ia pun hanya pasrah dan berharap ada seseorang yang datang menolongnya.

Saat salah satu pria itu ingin menyentuhnya tiba-tiba datang seseorang yang menepis tangan lelaki itu. Fara yang merasa dirinya aman langsung pergi menyingkir dari perkelahian kelima orang tadi.
Seseorang yang datang menyelamatkannya telah mengalahkan keempat preman tadi. Lelaki itu mulai melangkah mendekati Fara.

"Anda tak apa?" tanya lelaki tadi.

"Tidak saya tak apa-apa, terima kasih tuan anda sudah menyelamatkan saya," ucap Fara pada lelaki tadi

"Ya tak apa, tapi lain kali jangan jalan sendirian dijalan yang sepi seperti ini," terang nya menasehati Fara

"Terima kasih sekali lagi tuan..?" ucap Fara tampak bingung akan memanggil apa pada lelaki didepan nya ini.

"Oh ya perkenalkan nama saya Julian, nama anda siapa ya kalau saya boleh tau?" ucap Julian menanggapi pertanyaan Fara sembari mengulurkan tanganya

"Oh, nama saya Fara," balas Fara menanggapi uluran tangan Fara. Keheningan menyelimuti kedua nya. Hingga suara dering ponsel memecahkan kehenigan diantara keduanya. Julian pun segera mengangkat telfonnya dan seusai itu ia pamit pergi karena ada urusan yang mendadak. Fara yang melihat kepergian Julian segera bergegas pulang karena tak ingin terjadi hal yang tidak-tidak lagi.

Sesampainya di kost-kostannya ia langsung pergi bersih-besih dan setelah itu ia membuka galeri ponselnya. Ia memandangi foto dirinya dengan seseorang yang ia temui di cafe tadi. Dia adalah mantan kekasihnya, ia lah seseorang yang telah tega menyakiti hatinya demi bersanding dengan perempuan lain. Dirinya sadar apa yang telah di perbuat lelaki itu memang telah menghancurkan hatinya, tapi entah mengapa terasa sulit baginya untuk melupakan laki-laki yang jelas-jelas telah mematahkan hatinya. Tanpa tersadar air mata keluar dari matanya, ia sadar dirinya begitu bodoh masih mengharap kehadiran lelaki itu untuk kembali.

Jangan lupa voment ya. Makasih yang udah baca.

Salam hangat

My AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang