14 ~My Angel~

1.5K 39 1
                                    

"Coba kau ulangi sekali lagi" titahnya sembari mendekatkan wajahnya disamping telinga milik Fara.

Oh shitt, kenapa aku jadi grogi seperti ini


****

Resah, gelisah kini aku rasakan. Posisi ini membuatku tak nyaman betul. "Ehm.., bisa kau mundur sedikit saja." bukanya mendengarkan ucapan yang kukatakan ia malah semakin mendekati ku.

Oh Tuhan apa yang harus ku lakukan.

Tiba-tiba saja rasa tak nyaman datang menghampiri hidungku. Sepertinya aku akan terserang flu.

Hachi

Hachi

Bersin, yah aku bersin dan ini sangat menguntungkan bagiku karena Verno mulai menjauhakan jarak nya saat ini.

"Haish....,apa yang kau lakukan?" sungutnya yang tak menyukai apa yang di lakukan Fara. Tapi kan itu bukanlah salah Fara melainkan kesehatannya yang tak mendukungnya.

"Ma-af." hanya itu yang bisa Fara katakan. Ia pun bingung kenapa dia tiba-tiba menjadi flu. Mungkin tubuhnya tahu bahwa ia tak menyukai posisinya tadi.

"Oke, kamu akan ku angkat menjadi sekertarisku, jadi mulai hari ini kau akan bekerja disini," tukas Verno memberi tahu pekerjaan Fara di kantor nya.

"Apa itu benar?" karena rasa senangnya reflek Fara memeluk Verno dengan erat.

"Ehmm....." deheman itu menyadarkan Fara akan sikapnya yang melampaui batas.

***

Kini Fara sudah berada diruangannya. Ia sudah memulai kerjanya hari ini. Ia merasa beruntung sekaligus kesal pada Verno. Di hari pertama kerjanya ini ia malah diberikan pekerjaan yang menumpuk oleh lelaki yang menjabat sebagai CEO itu.

***

Bukannya bagaimana tapi aku merasa curiga, jika niat Verno mengangkatku sebagai sekertaris dikantornya hanyalah sebagai alibi. Yah kalian tahu, hubunganku Verno memang sedikit bermasalah sejak awal jadi tak menutup kemungkinan ini hanylah salah satu aksi yang dijalankan diantara aksi-aksi lainnya untuk mengerjaiku. Itu semua dapat dilihat secara gamblang, mana ada hari pertama masuk kerja tapi harus sesibuk ini.

Tak berselang lama ada telfon masuk dari Verno.

"Ehm....iya tuan, ada yang bisa saya bantu." ucapku untuk sebatas profesional kerja. "Dimengerti tuan." setelah itu aku segara beranjak dari dudukku dan pergi memasuki ruangan Verno. Tapi sebelumnya ku ketuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk kedalam ruangannya.

"Permisi tuan, ada keperluan apa tuan memanggil saya?" tanyaku dengan ramah. Seramah mungkin dan tak lupa senyum manis ku bingkai diantara sudut bibirku.

"Tolong ambilkan minum!"

Oh shitt. Apa minum. Bukankah kantor ini mempekerjakan OB lantas apa yang mereka kerjakan jika aku yang harus mengambil minum.

Jika bukan rasa hormatku sebagai karyawannya jujur sungguh tak mau apabila aku disuruh-suruh seperti ini. Harga diriku seperti diinjak-injak.

Sekembalinya Fara dari mengambil minum ia malah mendapati Verno yang terlelap di sofa. Dasar bos mengesalkan. Tapi jika dilihat wajah damai tidurnya ini sungguh bertolak belakang dengan sifatnya jika sudah marah. Yah, tapi apa boleh buat ini semua sudah takdir.

My AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang