"Ver, mama suka deh sama Fara ia nggak malu-malu buat makan banyak di depan orang lain nggak kayak gadis lain yang harus malu-malu." kaget tentu saja itu yang kini rasakan Fara. Ia tak menyangka niat untuk membuat orang tua Verno tak menyukainya malah gagal total seluruhnya. Dan malah membuat dirinya malu seperti sekarang.
****
"Jadi kapan kalian akan melangsungkan pernikahan?" tanya Reno .
"Uhuk...uhuk...!!" Fara tersedak makanannya ketika Reno mengatakan pertanyaan nya.
"Pa—Verno nggak setuju untuk itu. lagipula kita juga masih muda iyakan Far." tolak Verno atas pertanyaan Reno. Saat itu juga Verno menatap Fara dengan tatapan penuh itimidasi agar Fara mengamini perkataan nya.
"Iya om. kami juga masih muda jadi nggak perlu buru-buru buat nikah." ucap Fara yang akhirnya mendukug ucapan Verno. Dia memang tak mau bila harus menikah dengan orang yang sama sekali ia tak cinta. Bukankah suatu pernikahan harus berlandaskan cinta.
"Nggak , menurut mama pernikahan ini tidak terlalu cepat bahkan menurut mama umur kalian udah siap untuk membina rumah tangga." jelas Elina yang sejak tadi menyimak perdebatan antara suami dan putranya itu.
"Tapi kan ma Verno belum siap." rengek Verno seperti anak kecil. Fara yang melihat itu hanya bisa menahan tawa yang ingin meledak. Jika saja tak ada kehadiran kedua orang tua Verno pasti ia akan mengejek Verno habis-habisan.
****
Makan malam telah usai kini Fara hendak pamit untuk pulang tapi Elina terus menahannya agar ia tetap berada di mansionnya. Sebenarnya Fara juga bingung harus bagaimana disatu sisi ia ingin pulang tapi disisi lain ia tak tega untuk menolak keinginan Elina agar ia tak pulang. Karena kebingungannya Fara menatap melas kearah Verno agar ia mau membantunya bicara. Tapi bukannya jawaban ia malah memperoleh tatapan tajam dari Verno.
****
Sebenarnya aku merasa geram akan tingkah mama yang sejak tadi menghalangi Fara untuk pulang. Malas sekali jika aku harus membantunya. Tapi mau bagaimana lagi ia terus memohon padaku untuk membantunya dengan terpaksa aku yang akan turun tangan .
"Ma, jangan halang-halangin Fara buat pulang dong." ucapku
"Kamu apaan sih, nggak papa kan Far kalau kamu nginep disini aja." Fara tak mampu berkata-kata lagi. Sudah pusing ia memikirkan masalah yang terus berdatangan dalam hidupnya.
Akhirnya Farapun harus terpaksa untuk menginap menuruti permintaan Elina. Ia merasa bingung apa yang harus ia katakan saat ini. Dirinya seperti orang asing yang tak tahu arah dimana ia berdiri. Bagaimana tidak begitu ia hanya bisa diam sedari tadi untuk menjadi pendengar yang baik.Sebenarnya ia sudah merasa letih dan mengantuk sejak tadi namun harus ia tahan agar ia tak mempermalukan dirinya sendiri didepan kedua orang tua Verno.
Bagaimana ia tidak merasa letih
akhir-akhir ini dirinya kurang tidur. Dan sejak tadi ia belum beristirahat dari sepulangnya ia dari cafe. Kalian tahu sendiri Verno tak memberinya waktu untuk ia istirahat barang sejenak saja.Jadi wajar saja bila Fara memberi gelar predikat Verno sebagai orang yang kejam. Bahkan kontak Verno ia berikan nama 'BERUANG GALAK🐹 '. Lucu memang tapi gelar itu sangat cocok untuk Verno.
Hari sudah beranjak malam. Keadaan mata Fara sudah tak mau lagi untuk diajak bekerja sama untuk bertahan. Dan akhirnya pula Elina mengajaknya untuk ke kamar. Fara sungguh merasa lega mendengar lega akan hal itu. Karena sejak tadi ia hanya dapat memikirkan dapat bergelung tidur dibawah naungan selimut yang tebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Angel
General FictionKehidupan seorang Verno Federic yang tadinya dingin berubah lebih hangat ketika seorang gadis bernama Faradina Anatasya datang dihidupanya. *** "Saya tau saya salah, tapi ini tak sebanding dengan kesalahan yang saya...