"Padahal gue mau bilang kalau gue udah tahu siapa pelaku penabrakan Luna waktu itu, tapi kayaknya udah nggak penting lagi, gue cabut aja lah. Sepet juga liat muka lo yang kecut itu!" pria itu sudah akan membalikan tubuhnya, namun seruan Verno membuatnya tersenyum bangga karena pada akhirnya sahabat menyebalkannya itu merespon keberadaannya.
"Leo! Apa yang kau ketahui!"
***
"Giliran kayak gini aja lo cepet!" cibir Leo dengan nada sedikit kesal.
"Cepat, apa yang mau kau bilang!" ujar Verno tak sabaran.
"Pelaku penabrakan Luna waktu itu adalah selingkuhannya sendiri, namanya Dava, dia salah sasaran waktu itu dia mau nabrak lo tapi Luna malah yang ketabrak, jadi hanya itu yang mau gue sampaiin ke lo!" ucap Leo dengan nge-gas diakhir ucapannya. Sayangnya ia dibuat heran kenapa wajah sahabatnya itu biasa-biasa saja, sama sekali tak ada emosi, "lo kok aneh sih Ver, lo nggak marah gitu?" tanyanya penasaran.
"Informasi itu udah basi, gue udah selesai sama dia, nggak ada yang perlu di bahas lagi kan? Lo bisa keluar sekarang!!" tanpa menatap lawan bicaranya Verno tetap fokus ke arah ponselnya. Sejak tadi ia berusaha menghubungi istrinya.
"Anjir lo, selama ini kenapa gue harus susah-susah cari pelakunya kalau tahu endingnya cuman kayak gini!" Leo tampak sangat kesal. Sahabatnya itu keterlaluan, jika begini setidaknya Verno bilang padanya maka dia tak akan bersusah payah mencari kebenaran yang tak ada artinya.
Verno mengabaikan suara Leo yang terus mertuki sikapnya, ia lebih tertarik pada ponselnya. Sampai akhirnya telponnya diangkat oleh orang yang sejak tadi ia tunggu.
"Hallo, Fara kamu dimana?" tanyanya langsung saat panggilannya terangkat.
"Ver....,Rania hilang. Aku harus apa sekarang?"
Deg
Kali ini apalagi. Kenapa akhir-akhir ini istrinya itu kerap kali kedapatan masalah.
"Kamu tenang, aku kesana sekarang!" Verno lantas memutus sambungan telpon, menyambar kunci mobil di meja kerjanya. Berlari secepat yang ia bisa, meninggalkan Leo yang mengumpat sesuka hati karena ditinggal begitu saja. Meninggalkan rapat penting yang harusnya ia lalukan sehabis jam makan siang.
Verno memasuki mobil dengan tergesa. Ia langsung menyalakan ponselnya, melacak keberadaan Fara melalui GPS. Begitu dapat lokasinya ia langsung memacu mobilnya dengan kecepatan penuh. Tak menghiraukan bunyi klakson yang terus mengikuti setiap pergerakan mobilnya. Verno memang membawa mobilnya dengan ugal-ugalan.
Butuh sekitar sepuluh menit baginya untuk sampai ke lokasi Fara berada. Matanya nyalang meneleti setiap ujung restaurat, sampai padanganya berhenti pada wanita berdress putih dengan lamunan kosongnya. Ia segera mengahampiri wanita tersebut, merengkuh tubuhnya ke dalam dekapannya. Menenggelamkan wajah wanita itu ke dalam dekapan dadanya yang hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Angel
General FictionKehidupan seorang Verno Federic yang tadinya dingin berubah lebih hangat ketika seorang gadis bernama Faradina Anatasya datang dihidupanya. *** "Saya tau saya salah, tapi ini tak sebanding dengan kesalahan yang saya...