"Tak apa, selamat malam, have a nice dream," ucapnya terakhir kali lalu meninggalkan ku sendiri yang masih terkejut akan ucapannya tadi. Tadi dia mengucapkan selamat malam padaku. Sungguh hal yang langka bagiku. Hari ini Verno benar-benar aneh. Tapi aku bersyukur ia sedikit demi sedikit sudah mulai merubah sikapnya padaku.
****
Keesokan paginya mereka sarapan bersama. Hingga berangkat ke kantor pun mereka melakukan nya secara bersama-sama.Ketika berada di dalam mobil, "Pak nanti turun di persimpangan jalan dekat kantor saja ya!" pinta Fara pada supir pribadi Verno.
"Baik nyonya," ucapnya patuh. "Kenapa turun disana?" tanya Verno pada Fara. Kini mereka duduk bersisihan. Dan Verno menatap ke arah wanita disampingnya itu, begitu juga dengan Fara sehingga sekarang dua pasang mata itu saling tatap.
"Menghindari kecurigaan orang-orang kantor," jawabnya yang sebelumnya di dahului helaan nafas panjang. Jawaban Fara itu membuat dirinya diam seketika. Secara tidak langsung, ia seperti membatasi lingkup kebebasan wanita di sampingnya itu.
Begitu sampai di persimpangan jalan Sopir pribadi Verno menepikan mobil agar tak mengganggu jalannya lalu litas yang berlalu lalang. "Hati-hati di jalan," ujar Verno ketika Fara akan menutup pintu mobil.
"Iya," tak terlalu jauh jarak yang harus aku tempuh. Sekitar 100 meter. Tapi tak apa, semua ku lakuakan demi nama baik diriku sendiri dan juga Verno.
Sampai di lobby aku bertemu teman akrab ku di kantor. Namanya Feby, ia merupakan Kepala Divisi di kantor ini. "Hay Far, kenapa tuh muka keringetan begitu," ucapnya dengan menunjuk sisi wajahku yang dihiasi air keringat. Rupanya berjalan 100 meter membuatku sampai berkeringat seperti ini. Padahal kan jarak segitu bisa dibilang pendek. Sepertinya aku memerlukan olahraga rutin.
"Oh, tadi taksi yang ku naiki ban nya pecah, karena jaraknya sudah dekat dengan kantor aku memutuskan untuk berjalan, tapi sepertinya aku kelelahan." tak ada pilihan lain selain berbohong saat ini. Jelas tak mungkin bila menceritakan fakta yang sebenarnya. Namun aku juga tak sepenuhnya berbohong, jalan kaki itu memang benar nyatanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Angel
General FictionKehidupan seorang Verno Federic yang tadinya dingin berubah lebih hangat ketika seorang gadis bernama Faradina Anatasya datang dihidupanya. *** "Saya tau saya salah, tapi ini tak sebanding dengan kesalahan yang saya...