"Sofia?" pekik eyang putri saat melihat keberadaan oma Verno. Aku sempat terkejut, bagaimana eyang bisa mengenali oma.
"Ana? Apa yang kau lakukan disini?" tanya oma setelah mereka baru saja berpelukan.
"Aku datang untuk cucu nakalku ini, lalu apa yang kau lakukan disini?" tanya Eyang penasaran. Tak hanya aku tapi semua orang disini merasa heran bagaimana kedua wanita berumur itu bisa saling kenal.
"Ini rumah cucuku, oho....jadi Fara ini cucumu? Bagaimana bisa kita tidak saling tahu?" oma begitu terkejut. Pasalnya ia tak menduga jika aku adalah cucu eyang.
"Itu karena kau menghilang begitu saja dari kota ini," eyang tertawa saat menjawab oma.
"Kau ini, aku tak menyangka jika cucu-cucu kita ini menikah!" oma juga ikut tertawa seperti eyang.
"Oma kenal sama eyang?" tanyaku yang sudah sangat penasaran. "Tentu saja nak, eyangmu itu sahabat terbaik oma waktu kita masih SMA dulu, dan kami jadi jarang bertemu setelah masing-masing dari kami menikah." penjelasan oma menjawab rasa penasaranku dan tentunya semua orang yang berada disini.
"Kenapa malah berdiri disini, kita mulai makan malamnya saja!" celetuk papa Reno saat tercipta keheningan diantara kami semua. Rania juga nampak terlihat diam, masih memindai tempat barunya sekarang.
Kami pun berjalan beriringan menuju meja makan yang sudah terhidang banyak sekali makanan. Sebagian makanan itu hasil masakan ku bersama mama Elina dan sebagiannya lagi di masak oleh maid disini.
"Fara panggil Verno dulu ya pa, kayaknya dia belum bangun." sepulang kerja tadi Verno ingin istrahat sebentar karena mualnya yang tiba-tiba datang. Membuat tubuhnya lemas. Dan untuk itu aku membiarkannya tidur sebentar untuk memulihkan energinya.
"Rania ikut kak!!" Rania bersuara dan segera melompat dari kursi kemudian berjalan menghampiriku.
"Ya udah yuk, ikut kakak ke atas!" ku gandeng tangan mungil Rania dan mengajaknya pergi menuju kamar.
***
"Rania, coba panggil Kak Verno." Fara memberi kesempatan untuk Rania membangunkan Verno yang masih terlelap tidur. "Iya Kak." Rania naik ke atas ranjang. Menepuk pelan pipi Verno agar ia terbangun. Tapi Verno malah mengulat dan bukannya bangun.
"Nggak mau bangun Kak!" ujar Rania karena Verno yang tak kunjung bangun.
"Coba kamu cium pipinya, pasti nanti Kak Verno bangun." kali ini Fara cukup yakin, caranya itu pasti berhasil membangunkan Verno.
Cup
Satu kecupan sudah Rania berikan. Dan Verno hanya bergumam, "Apa sih yang, aku ngantuk!" gumamnya sedikit kesal tapi masih setia menutup kedua matanya.
"Rania nyerah deh Kak, Kak Verno nggak bangun. Rania ke mama papa aja!!" gadis kecil itu sudah merasa bosan mungkin. Akhirnya ia turun dan menghilang dari balik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Angel
General FictionKehidupan seorang Verno Federic yang tadinya dingin berubah lebih hangat ketika seorang gadis bernama Faradina Anatasya datang dihidupanya. *** "Saya tau saya salah, tapi ini tak sebanding dengan kesalahan yang saya...