Kehidupan seorang Verno Federic yang tadinya dingin berubah lebih hangat ketika seorang gadis bernama Faradina Anatasya datang dihidupanya.
***
"Saya tau saya salah, tapi ini tak sebanding dengan kesalahan yang saya...
Yang ia lakukan hanyalah menutupi rasa bersalahnya itu dengan lebih banyak menyakiti dan memperalat Fara sesuka hatinya.
***
Keesokan harinya karena weekend Fara dan Verno mengahabiskan waktu paginya dengan berjogging disekitar taman dekat tempat tinggal mereka. Baru beberapa putar saja Fara sudah merasa kelelahan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bentar deh Ver, aku capek," ucapnya sembari mengatur nafasnya yang memburu. "Ayolah, ini baru dua putaran, masak udah nyerah aja," timpal Verno yang disertai kerucutan bibir oleh Fara.
"Makanya jadi orang itu harus banyak olahraga biar sehat," cecar Verno memberi petuah gaya hidup sehat ala dirinya. "Kamu bawel ya," sepertinya memang aslinya Verno itu orangnya bawel tapi jika belum kenal secara mendalam ia pasti akan menghidupkan mode irit bicara. Sama halnya sebelum kejadian kemarin malam yang merubah sikap Verno kepada Fara walaupun hanya sedikit.
"Ya udah, kamu lanjut aja kalau gitu. Aku disini aja," usul Fara yang diangguki oleh Verno.
Karena perut sudah keroncongan minta diisi, dan kebetulan pula ada penjual bubur ayam disekitar taman, akhirnya Fara pergi untuk sarapan bubur ayam yang membuat selera makannya jadi naik.
"Bang, bubur ayam nya satu ya," ucapku memesan bubur lalu mencari tempat duduk yang kosong. "Siap neng," jawab abang si penjual bubur
Karena weekend taman ini lumayan padat pengunjung. Banyak anak-anak yang tengah bermain. Ada pula muda-mudi yang tengah pacaran. Aku jadi geli sendiri melihat tingkah pasangan yang duduk disebelahku. Sepertinya mereka masih pelajar. Mereka makan sambil suap-suapan. Dalam hati aku berfikir nih orang ngirit apa gimana, kalau aku jadi ceweknya aku nggak mau satu mangkuk buat berdua,mana kenyang coba.
"Ini neng buburnya, minum nya apa neng?" tanya si abang penjual bubur
"Teh hangat aja bang, tapi jangan manis - manis ya bang,"
Kepulan asap membuat minat makanku menjadi naik. Tak perlu berfikir lagi aku segera melahap bubur ayam ini dengan segera. Saat tengah menikmati sesendok bubur, ada orang yang duduk disebelahku. Ternyata itu Verno.
"Udah joggingnya?" tanyaku setelah beberapa saat tadi menelan bubur yang aku makan.
"Iya, minta minum dong Far,"
"Bentar, aku pesenin dulu," aku pun meninggalkan bubur yang aku makan dan pergi menghampiri abang penjual bubur untuk meminta pesananku sekaligus meminta air putih. Sekembalinya ke tempat duduk, buburku telah tandas separuh, dan aku tahu siapa pelakunya yang tak lain dan tak bukan adalah Verno.
"Pesen sendiri kenapa, itu bubur aku loh," protesku
Tapi namanya juga Verno, ia malah cuek dan tetap memakan buburku dengan lahap. "Susah emang bicara sama patung," yang kemudian aku duduk di samping nya sambil meletakan air putih di depannya.