Cinta Tak Selalu Berawal dari Rasa Kagum
Pagi ini begitu sejuk karena terbumbuhi oleh semilir angin yang membawa ketenangan jiwa. Burung-burung pun berkicauan di dahan pohon yang membuat hari ini terasa begitu indah bagi Sayyidah. Tepat pada saat jarum jam pendek setara pada angka tujuh, sedangkan jarum panjang setara dengan angka duabelas, Sayyidah duduk di atas kursi kerjanya. Sambil menghela napas, ia mengambil laptop dari dalam tas ranselnya yang berwarna biru tua itu.
"Tumben kamu nggak terlambat," ujar Pak Warsito, atasan Sayyidah.
Sayyidah berpaling dari laptopnya. Ia melihat ke arah Pak Warsito. Lalu ia tersenyum malu dengan senyuman manisnya.
"Hari ini ada kerjaan buatmu," lanjut Pak Warsito.
"Kerjaan aaa...." ucap Sayyidah terpotong.
Suara Sayyidah terhenti ketika ringtone ponsel Pak Warsito berdering dengan kerasnya, bertandakan ada seseorang yang ingin berbicara dengan sang pemilik ponsel. Pak Warsito pun menekan tombol hijau dengan jempolnya. Lalu ia mendekatkan ponsel itu ke telinganya.
"Ada apa, Pak?" tanya Pak Warsito pada seseorang yang menelepon itu.
Sayyidah tidak tahu siapakah yang menelepon itu. Mungkin orang yang menelepon itu adalah seorang klien. Sayyidah kurang tertarik dengan percakapan Pak Warsito dengan klien itu. Dia pun membuka laptop dan menyalakannya.
"Apa? Tapi anda bilang minggu depan, bukan?" ucap Pak Warsito cemas.
Pegawai-pegawai yang lainnya merasa penasaran dengan apa yang Pak Warsito cemaskan. Mereka diam-diam menguping dari balik meja masing-masing. Tidak biasanya Pak Warsito secemas itu.
"Tapi fotografer terbaik kami sedang ada urusan di Belanda, Pak," kata Pak Warsito bertambah cemas.
Hanya ada suara Pak Warsito yang bicara. Semua mulut para pegawai 'Hijau Photography' terkunci mencoba mendengarkan percakapan Pak Warsito dengan seseorang di telepon itu.
"Baik. Saya akan mengirim seorang fotografer ke tempat yang anda maksudkan sekarang juga."
Para pegawai masih asyik menguping. Sementara Sayyidah sibuk sendiri dengan game yang baru ia download dari internet. Game yang biasa dimainkan oleh kebanyakan anak laki-laki, yang tak lain adalah game polisi-polisian, lengkap dengan suara pistol yang membuat game itu semakin seru.
Tak berapa lama kemudian, Pak Warsito menutup teleponnya. Lalu ia melihat ke arah Sayyidah sambil menggelengkan kepala tiga kali. "Sayyidah!" bentak Pak Warsito.
Sayyidah sangat terkejut. Ia terkesiap mendengar bentakan Pak Warsito. Pandangannya dari game yang seru itu seketika hilang begitu saja. Perlahan ia melihat tatapan Pak Warsito yang tampak geram.
"A ada apa, Pak?" tanya Sayyidah gugup.
"Cepat ke Air Terjun Madakaripura. Sekarang!"
"Ha?" Mulut Sayyidah menganga. "Jauh banget!" keluhnya.
"Mau dipecat?"
Sayyidah menggeleng cepat. "Enggak, Pak," ucapnya lemas.
Sebenarnya, air terjun Madakaripura adalah air terjun yang sangat indah yang letaknya tidak jauh dari gunung Bromo. Kurang lebih 20 kilometer ke arah Probolinggo. Pemandangan yang sangat eksotis sangat pas bila dimanfaatkan untuk foto pre wedding. Tapi letak air terjun Madakaripura sangat jauh dari kantor Sayyidah. Jadi, mau tidak mau Sayyidah harus berangkat ke sana.
Sebelum melangkahkan kaki, Sayyidah terlebih dahulu memasukkan laptopnya ke dalam tas ranselnya. Lalu ia pun bergegas menuju ke tempat yang dimaksud oleh Pak Warsito. Tempat yang membutuhkan waktu lama agar bisa sampai ke sana. Apalagi ditambah kemacetan Surabaya yang biasa terjadi.
-----00-----
Untuk bisa sampai ke air terjun, dibutuhkan tenaga ekstra. Sayyidah bersama kedua temannya, Aldi dan Rita harus diantar oleh seorang pemandu agar tidak tersesat di jalan. Sayyidah dan yang lainnya harus sangat hati-hati karena mereka harus melewati jalanan yang sulit untuk dilalui.
"Pak, masih jauh, nggak?" tanya Rita dengan napas ngos-ngosan sambil memegang pundak sang pemandu jalan.
"Sebentar lagi, Neng," jawab sang pemandu jalan.
Sayyidah dan kawan-kawan sudah sangat kelelahan. Matahari semakin menantang. Lincah gemulai menembus pori-pori semua orang yang tidak berteduh. Keringat pun terus menetes dari kening Sayyidah hingga membasahi kerudung yang dipakainya yang berwarna biru tua itu.
Sabar. Itulah satu-satunya hal yang harus mereka lakukan. Kalau tidak, maka Pak Warsito bisa saja memecat mereka jika tidak menjalankan tugas dengan baik. Jaman sekarang susah sekali mencari kerja. Apalagi kerjaan dengan gaji yang lumayan seperti di Hijau Photography, perusahaan Pak Warsito yang berkiprah di bidang foto pre wedding.
😊😊😊😊😊😊😊
Ayo vote dan komen untuk penyemangat author heheStart : Jumat, 11 Januari 2019
Aisyah
Sayyidah
KAMU SEDANG MEMBACA
Kerlingan Sayyidah Aisyah
Romance"Aku bahkan tidak bisa membedakan. Dia itu bidadari atau manusia?" Ini bukan hanya tentang Sayyidah, tapi juga tentang Aisyah. Mereka adalah bidadari dunia yang jatuh cinta pada pria yang sama. "Kamu itu bidadari bukan?" Wanita berhidung mancung i...