Sayyidah membuka pintu kamar Madinah. "Assalamu'alaikum," sapanya.
Madinah menoleh. "Wa'alaikum salam," jawabnya.
"Bolehkah aku masuk?" tanya Sayyidah yang masih berdiri di ambang pintu kamar Madinah.
Madinah mengangguk. "Tentu saja!" sahutnya penuh semangat.
Sayyidah berjalan menghampiri Madinah yang duduk di atas ranjang. Lalu Sayyidah memeluk Madinah dengan pelukan yang sangat erat. Dan hal itu sontak membuat Madinah keheran.
"Madinaaaaaaaaaaaahh....!" Ucap Sayyidah manja.
Madinah tersenyum keheranan. "Ada apa sih??"
Sayyidah melepaskan pelukannya. Dia menghela napas. Lalu dia berdiri sambil menar-nari kecil. Sementara Madinah masih keheranan mendapati tingkah laku Sayyidah yang tidak seperti biasanya.
"AKU JATUH CINTAAAAA!!" teriak Sayyidah sambil terus menari-nari kecil.
Madinah melotot kaget. "Ha?! Jatuh cinta?! Dengan siapa?" tanyanya sambil mencoba menghentikan tarian Sayyidah dengan memegang kedua pundak Sayyidah.
Sayyidah terhenti. Dia tidak bicara sepatah katapun. Dia hanya tersenyum lalu menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang Madinah.
"Kenapa kau mengabaikan pertanyaanku?" tanya Madinah begitu penasaran.
Sayyidah hanya melirik Madinah sambil tertawa kecil.
"Jangan membuatkku penasaran!"
"Baiklah baiklah! Aku tidak akan membuatmu penasaran lagi."
"Lantas, siapa pria beruntung itu?" tanya Madinah mencoba mengorek informasi.
Sayyidah terbangun dari ranjang sambil mengulurkan jari kelingkingnya pada Madinah. "Tapi kamu harus berjanji satu hal."
"Apa?"
"Kamu tidak boleh mengatakan hal ini pada Neng Aisyah atau siapapun juga!"
Madinah menganggukkan kepalanya sambil merekatkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Sayyidah. "Janji!" ujar Madinah dengan tersenyum manis.
"Namanya Reyfan. Santri baru di pondok pesantren As-Syams ini."
"Reyfan? Reyfan yang...."
Jari telunjuk Sayyidah membungkam mulut Madinah seketika. "Sssttt!" potongnya.
Sayyidah berdiri. Dia melangkah menuju jendela. Saat itu suasana tiba-tiba berubah agak sepi.
"Iya! Kamu benar! Dia adalah pria yang pernah memasukkanku ke dalam penjara."
"Lantas, kenapa kamu jatuh cinta padanya?" Madinah semakin bertanya-tanya.
"Baru-baru ini, aku mendengar bahwa dia menyumbang 300 juta pada pondok pesantren ini untuk memperbaiki fasilitas-fasilitas yang sudah rusak. Karena itulah aku mengaguminya."
"Tapi, apakah kamu tidak ingat saat di mana dia memasukkanmu ke dalam penjara?" tanya Madinah dengan intonasi yang menggebu-gebu.
"Aku memang pantas berada di penjara karena aku memang bersalah pada saat itu, Madinah."
"Mungkin Pak Kiai Huda dan Neng Aisyah akan marah besar jika mereka tahu bahwa kau menyukai santri yang bernama Reyfan itu!" papar Madinah dengan mata melotot tajam yang hanya tertuju pada Sayyidah.
Sayyidah mengangguk pelan lalu dia menghentikan anggukannya dan menatap mata Madinah yang sudah berani melototinya. "Maka dari itulah aku menyuruhmu untuk merahasiakan hal ini dari mereka!" sanggahnya.
"Tapi apakah hanya itu alasanmu menyukainya?."
Sayyidah menggeleng. "Tentu saja tidak!" sanggahnya lagi.
"Lantas?"
"Sebenarnya, dia pernah menyelamatkan aku dari dua orang bajingan yang ingin merebut kesucianku. Selain itu, dia juga tampan dan berpendidikan. Tidak ada alasan bagiku untuk tidak menyukainya, bukan?"
"Kau gila Sayyidah!" ujar Madinah sambil menggelengkan kepala tanda masih tak percaya.
-----00-----
😎😎😎😎
Selasa, 26 Februari 2019
![](https://img.wattpad.com/cover/174388892-288-k117250.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kerlingan Sayyidah Aisyah
Romance"Aku bahkan tidak bisa membedakan. Dia itu bidadari atau manusia?" Ini bukan hanya tentang Sayyidah, tapi juga tentang Aisyah. Mereka adalah bidadari dunia yang jatuh cinta pada pria yang sama. "Kamu itu bidadari bukan?" Wanita berhidung mancung i...